.
.
.- "Tidak bisa seperti itu kakek!" Suara lengking dari seorang pria bersurai merah menggema, menandakan ketidaksetujuannya atas keinganan sang kakek. "Sebelum kau melakukan rencanamu itu. Ada baiknya kau menanyakan kepadanya terlebih dahulu!" Jari telunjuknya langsung terarah pada sosok gadis bersurai pirang yang sudah memasang wajah memelas kasihan. "Jangan lupa kami ini kakaknya, semestinya kami turut adil dalam masalah ini!" Tambahnya di akhir penghujung kalimatnya dengan wajah yang tegas menantang sang kakek.
Jiraiya terkekeh masam melihat sikap cucu tertuanya ini seperti sedang mengajarinya. Kemudian berdeham sejenak. Pikirannya terlintas pada kejadian beberapa menit yang lalu, Kurama yang seharusnya masih menikmati acara bulan madunya tiba-tiba menampakkan wajahnya dihadapannya. Kemudian pria itu langsung mengatakan ketidaksetujuannya atas rencananya terhadap adik kecil kesayangannya ini.
"Apa yang dikatakan Kurama benar kakek. Seharusnya kau membicarakan masalah ini terlebih dahulu kepada kami. Setidaknya hargai kami sebagai seorang kakak."
Sekarang cucu keduanya lagi yang berulah. Jiraiya memincingkan matanya tidak suka akan sikap kedua cucunya ini. Ia akui sebagian besar kejadian ini memang kesalahannya, tidak mengonfirmasikan terlebih dahulu pada ketiga cucunya. Tapi ia lakukan semua ini hanya untuk kebahagian mereka bertiga, terutama pada cucu perempuan satu-satunya sebelum ia menutup mata meninggalkan mereka bertiga.
"Aku kakek kalian. Dan akulah yang bertanggung jawab atas kalian!" Ucapnya dengan tegas, seolah pernyataannya tersebut tidak bisa digubris atau dibantah oleh ketiga cucu keras kepalanya ini. "Apa yang kalian takutkan dengan seorang Uchiha Sasuke. Dia pria yang baik dan bertanggung jawab" tambahnya, seolah ucapannya memang bisa diyakinkan. Walau sebenarnya ia agak sedikit ragu akan keputusannya.
Kyuubi berdecih sambil tertawa masam. "Kau tau kakek. Aku sangat mengenal bocah sialan itu!" Ungkap Kyuubi dengan desisan masam, "Dia. Dia. Pria arogan, dingin dan sikapnya itu yang, demi Kami-sama aku bersumpah. Kau akan menyesali dengan keputusanmu itu kek!" Pernyataan Kyuubi disetujui oleh Kurama.
"Dan kau tau kakek. Aku sudah menyelediki semua perihal tentang calon idaman pendamping cucumu itu. Dia pria yang memiliki banyak wanita. Apa kau ingin melihat cucumu sengsara berbagi suaminya dengan wanita lain?" Kurama menegaskan dengan semeyakinkan mungkin agar Jiraiya termakan dengan omongan mereka.
Jiraiya hanya tertawa lirih. Lucu akan sikap kedua cucu laki-lakinya ini. "Menurut kalian berdua dia pemuda seperti itu?" Dengan tenang, Jiraiya menompang dagunya dengan salah satu telapak tangannya. Seolah ia sedang berfikir dengan perkataan kedua cucunya. "Hmm... Kalau dia bersama Naruto, mungkin kebiasaannya tersebut tidak akan kembali lagi." Ungkapnya semeyakinkan mungkin sambil menatap cucu perempuannya yang sudah berkaca-kaca seolah raut wajahnya mengatakan bahwa ia membutuhkan rasa belas kasihan darinya.
"Aku tidak begitu mengenal tentangnya, mungkin kau bisa membantuku Kyuubi?" Tanya Jiraiya hati-hati.
Kyuubi bedengus masam. Mengacak rambut merahnya dengan asal. "Kakek. Dia pemuda yang tidak tepat untuk Naruto!" Ungkap Kyuubi lagi.
"Kalau dia tidak tepat. Lelaki seperti apa yang tepat untuknya? Apa sepertimu?" Jiraiya berkata sambil menyindir Kyuubi.
"Ya seperti ku!" Kyuubi menjawab dengan percaya diri. Sontak membuat tawa Jiraiya pecah, menggema diseluruh penjuru ruang bacanya.
"Sepertimu katamu? Pria baik?" Jiraiya mengulang kembali ucapan Kyuubi sambil tertawa mencemooh. "Jika kau pria baik, kenapa sampai sekarang kau belum juga menikah. Atau setidaknya menunjukkan seorang wanita kepadaku?" Sindirnya kemudian. Membuat Kyuubi membelalakkan matanya. Kedua tanganya mengepal, menahan amarah. Sesuatu hal yang selalu dihindari oleh Kyuubi selama ini adalah berdebat dengan kakeknya. Karena setiap perdebatan yang meraka lakukan akan berhujung kemenangan bagi sang kakek. Namikaze Jiraiya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Blue & Moon
FanfictionSedikit mainstream. Tapi begitulah kehidupan. Tidak pernah luput dari segala aturan "Keluarga". Aturan tersebut terkadang dapat diterima dan terkadang tidak. Seperti sekarang, suatu PERJODOHAN yang terdengar lucu. Harus dituruti oleh kedua belah...