06 - Cemburu

1.4K 175 14
                                    

.
.
.

"Kau mau bawa aku kemana hah?" Sembur Naruto pada Sasuke dengan suara nafas yang menggebu menahan amarah.

Pertanyaan Naruto diabaikan oleh Sasuke. Kali ini pemuda tersebut sedang sibuk berkonsentrasi menghilangkan emosi yang meluap-luap dengan menghidupkan mesin mobil.

Naruto yang merasa pertanyaannya terabaikan oleh Sasuke, mendesis kasar. Salah satu tangannya mulai melesat pada ganggang pembuka pintu mobil, Sasuke yang menyadari hal tersebut langsung menarik tangan Naruto kasar dengan wajah yang mengeras dan dingin. Sasuke benar-benar marah akan sikap kekanakan Naruto.

"Jika kau ingin pulang, ikuti perintahku!" Ujarnya dengan rahang yang mengeras.

Naruto menghembuskan nafasnya yang sedari tadi sesak akibat pertingkaian antara dirinya dan Sasuke. Setelah beberapa detik menenangkan diri, Naruto merapikan tempat duduknya kembali. Sasuke yang merasa bahwa Naruto mau berkompromi dengannya, menyalakan mesin mobilnya kembali. Melesat pergi meninggalkan tempat penyelanggaran pesta pernikahan tersebut.

.
.
.

Disepanjang perjalanan, Sasuke maupun Naruto sibuk dengan pemikiran mereka masing-masing. Suasana didalam mobil tersebut, hening dan sunyi. Hampir sejam lebih, Sasuke hanya memutari pusat kota Tokyo. Membuat Naruto bingung akan sifat Sasuke yang tak bisa dijabarkan oleh pekirannya sendiri. Semakin bingung pula, ketika Sasuke akhirnya memberhentikan mobilnya pada sebuah apotik 24 jam yang sedari tadi mereka kelilingi.

Setelah melepaskan seatbellnya, Sasuke berbicara dengan nada dingin ciri khasnya kepada Naruto, "Jangan pergi kemana-mana!"

"Jangan pergi kemana-mana," Naruto mengulangi ucapan Sasuke. Rahangnya mengeras, Naruto mendesis dengan melayangkan salah satu tangannya keatas. "Bagaimana aku bisa pergi kemana-mana, mobilmu saja kau kunci dari luar sialan!" Umpat Naruto setelah Sasuke sudah tak ada lagi didalam mobil.

.
.
.
.

Sesampainya dikediaman keluarga Namikaze. Sasuke membuka kunci pintu mobil Naruto secara otomatis. Melihat tingkah angkuh Sasuke, membuat Naruto hanya mendesis didalam hati. Dengan kasar dan tergesa-gesa Naruto melepaskan seatbellnya. Sebelum beranjak pergi, Sasuke melempari Naruto dengan sebungkus plastik apotik. Naruto mengerutkan keningnya, menatap kearah Sasuke seolah meminta penjelasan pada lelaki bersurai kelam tersebut.

"Obati kakimu! Aku tidak ingin jika keluargamu berfikiran buruk tentangku!"

Naruto mengedipkan kedua matanya berkali-kali. Tidak percaya, bahwa pria dihadapannya saat ini adalah Sasuke. Sasuke yang ia benci ternyata memperhatikannya sedari tadi.

"Cepatlah, enyah dari hadapanku!" gerutuan Sasuke menyadarkan Naruto dari lamunannya yang sedang memikirkan Sasuke. Naruto mengerucutkan bibirnya kedepan, hendak mengumpati Sasuke. Namun niatnya terurungkan, karena tiba-tiba Kurama sudah berada tepat disamping pintunya yang sudah terbuka sedari tadi.

Kurama memincingkan mata merahnya tepat kearah Sasuke yang saat ini juga menatap dirinya bersamaan. Namun tatapan Sasuke berbeda dengan tatapannya kearah pemuda Uchiha tersebut, tatapan yang diberikan Kurama adalah tatapan membunuh seolah ia tidak menyetujui akan hubungan yang tengah dijalani oleh Sasuke maupun Naruto, adiknya. Walau sebenarnya ia tau bahwa hubungan di antara mereka adalah hubungan rekayasa, tapi hati dan pikiran Kurama berfikiran lain. Ia tidak ingin bahwa hubungan sandiwara yang tengah dimainkan oleh Sasuke maupun Naruto menjadi kenyataan.

"Kenapa kau baru mengantarnya pulang sekarang tuan muda Uchiha?" Pertanyaan Kurama seolah sedang menghakimi Sasuke yang membawa pulang putri kesayangannya terlambat sesuai dengan janjinya sebelumnya. "Dan kau," Kali ini mata Kurama terarah pada Naruto yang masih setia berada didalam mobil Sasuke. "Bukankah sudah kukatakan jangan menghadiri pesta tersebut? Keluar dari dalam mobil itu!" Bentakan Kurama membuat Naruto dengan takut-takut dan terburu-buru keluar dari dalam mobil Sasuke.

Blue & Moon Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang