09 - Rencana Licik Madara

1.1K 181 21
                                    

.
.
.

Naruto tergesa-gesa keluar dari dalam mobil. Rasanya perjalanannya untuk pertama kali ini menuju Amegakure begitu sangat lama. Ditambah lagi kediaman Madara yang begitu jauh dari pintu gerbang saat ia memasuki kediaman Uchiha. Naruto tidak bisa menikmati bagaimana bentuk asri taman yang berada dikawasan kediaman Uchiha. Saat ini pikirannya hanya terfokuskan pada Uchiha Madara.

Mengapa Naruto begitu sangat mencemasi keadaan Madara? Karena ia begitu menyayangi sosok seorang kakek. Menurutnya kakek adalah sosok ayah yang selama ini menjaganya. Karena sedari kecil sudah ditinggal pergi oleh almarhum ayahnya, maka dari itulah Naruto selalu mengagungkan seorang pria tua.

Dan bukankah Madara baru ia kenali beberapa bulan ini? Jawabannya juga tentu mudah bukan? Naruto tidak pernah memandang bulu siapa kakek-kakek tersebut. Kalau dia sudah mengenalinya, maka hatinya dan perasaannya akan terketuk sampai sejauh ini untuk mengkhwatirkan keadaan Madara.

.
.
.

Saat ini, Naruto sudah memasuki kediaman tetua Uchiha. Semua mata para pelayan yang bekerja dikediaman Madara tertuju padanya. Tepatnya pada penampilannya saat ini. Naruto tidak memperdulikan mereka semua. Tatapannya langsung tertuju pada sebuah ruangan yang berisikan begitu banyak orang, mungkin itu adalah kamar dari Uchiha Madara. Dengan langkah lebar-lebarnya, Naruto mendekati kamar tersebut.

Mata birunya membulat. Tentu saja, saat ia melihat Madara seperti seungguk tua rentan yang sedang melewati masa sulitnya. Air mata Naruto kemudian tumpah ruah. Ia menangis sejadi-jadinya sambil menyebutkan nama Uchiha Madara.

"Kakek Madara! Ku mohon sadarlah!! Aku disini! Naruto!" Ungkapnya sambil merengkuh tubuh Madara dengan erat.

Semua keluarga Uchiha yang menyaksikan kejadian tersebut hanya bisa melongo melihat kehisterisan Naruto.

Itachi yang juga berada didalam ruangan tersebut keluar sejenak. Ia sudah tidak tahan lagi. Dadanya terasa sesak sampai tenggorokkannya. Izumi yang melihat tingkah laku kakak sulungnya tersebut dengan cepat membawa Itachi keluar dari dalam ruangan sang kakek.

.
.
.

"Kau lihat tadi, Naruto?!" Itachi berseru sambil terus tertawa memengang perutnya yang sudah keram akibat tawanya. "Sungguh, kakek tua itu memang memiliki berbagai macam ide licik." Tuturnya, membuat Izumi menyentak perut Itachi dengan sikunya yang runcing.

Itachi mendengus kasar, tidak terima atas perlakuan adik perempuannya ini.

"Kau tau, jika saja kau tertawa didalam sana. Hancur sudah semua rencana kakek. Dan kemudian apa yang akan terjadi pada kita?" Izumi menjeda kalimatnya sesaat, untuk menyadarkan ulah kakaknya yang bodoh ini. "Namamu akan dihapus secara tidak hormat dari daftar keluarga Uchiha. Kemudian yang lainnya tidak akan mendapatkan sepersen pun harta warisan dari kakek." Tutur Izumi menjeda kalimatnya.

Itachi menganggukkan kepalanya seolah mengerti akan apa yang terjadi jika saja ia tertawa didalam sana, mengacaukan semua rencana yang sudah disusun rapi oleh kakeknya dan para keluarga mereka. Namun kemudian, Itachi tertawa sesugukkan kembali.

"Aku tidak sabar menunggu Naruto menjadi anggota keluarga kita." Imbuhnya yang semakin membuat Izumi jengah kemudian pergi meninggalkan Itachi yang masih saja tertawa mengingat tingkah laku Naruto.

Setelah kepergian Izumi, Itachi berdiri dengan tegap. Saat itulah mata kelamnya membulat, terkejut akan kedatangan Sasuke yang secara tiba-tiba sudah berada dihadapannya.

"Kau kenapa?" Pertanyaan Sasuke, membuat Itachi bingung untuk menjawab apa.

"Ak-aku?" Itachi mencari sesuatu hal yang masuk akal untuk diterima oleh Sasuke. Dengan cepat Itachi memegang perutnya yang tidak sakit. "Perutku sakit." Ungkapnya, membuat Sasuke memincingkan matanya tidak percaya. Namun Sasuke tidak mempermasalahkannya, tanpa bertanya lebih lanjut. Sasuke meninggalkan Itachi, kemudian masuk kedalam kediaman kakeknya.

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Jul 08, 2017 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

Blue & Moon Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang