05 - Uchiha Terkutuk

1.2K 156 16
                                    

.
.
.

"Kakek, kami berencana untuk berpacaran. Mengenal satu sama lain sebelum menikah." Naruto yang pagi ini sudah berpakaian rapi menghampiri Jiraiya dan tanpa berbasa-basi lagi, Naruto masuk kedalam topik permasalahan mereka. Memberitahu serta menjelaskan pada Jiraiya tentang hubungan antara dirinya dan Sasuke.

Jiraiya yang kala itu sedang menikmati kopinya, melirik Naruto. Mencoba untuk menampilkan raut wajah yang tidak mengerti dengan maksud ucapan cucunya.

"Aku dan Sasuke. Kami berencana untuk berpacaran dulu sebelum menikah." Naruto menjelaskan kembali ucapannya pada Jiraiya.

Jiraiya kemudian mengangguk paham akan ucapan Naruto. Wajahnya tiba-tiba dirubahnya sesedih mungkin, membuat Naruto otomatis datang memeluk Jiraiya. "Kakek, aku janji kami akan menikah seperti keinginanmu. Tapi, izinkan kami untuk saling mengenal satu sama lain." Pinta Naruto dengan suara lirihan penuh keputus asaan.

Jiraiya mendengus didalam hati. Betapa cucu perempuannya ini pandai bermain peran. Tsunade yang menyadari akan perubahan raut wajah Jiraiya hanya bisa menggelengkan kepalanya, ia tidak ingin ikut campur akan urusan mereka berdua.

"Kau ingin melihat kakek benar-benar mati lebih cepat ya Naruto?" Pertanyaan Jiraiya yang amat sangat ditakuti oleh Naruto akhirnya terucap, membuat Naruto mencoba untuk berfikir lebih keras usaha apa lagi yang harus ia buat semayakinkan mungkin agar Jiraiya mau mendengar dan mempercayai ucapannya.

"Kenapa kakek berbicara seperti itu? Aku pasti akan menikah dengan Sasuke! Percayalah kek. Tapi untuk saat ini kami ingin melewati hari berdua dulu. Saling mengenal satu sama lain. Menikmati nuansa romantisme percintaan kami. Sebelum kami menikah dan memiliki anak." Ucapan yang keluar dari kalimat Naruto, membuat dirinya ingin memuntahkan seluruh isi perutnya. Geli sendiri akan ucapannya sendiri. Romantisme percintaan.  Demi dewa,  Naruto bersumpah hal itu tidak akan terjadi!

Jiraiya yang mendengar penjelasan Naruto sedikit terhibur. Ia seolah membayangkan Naruto benar-benar akan menjalin hubungan asrama yang serius dengan Sasuke. Pasti, karena Jiraiya dan Madara sudah merencanakannya sebaik dan sematang mungkin. Dengan segala pemikirannya, Jiraiya menganggukkan kepalanya mengiyakan ucapan Naruto. Jiraiya menangkup wajah Naruto dengan kedua tangannya, menempelkan kening mereka satu sama lain.

"Kakek akan menunggu sampai kakek benar-benar mati. Kakek ingin melihat kebahagiaanmu sayang.." ucapan Jiraiya membuat Naruto benar-benar telah berdosa. Disisi lain ia merasa senang sekaligus. Tapi, entahlah Naruto tidak tau dengan perasaannya yang saat ini sedikit kacau akibat kerjasama yang dilakukannya dengan pria sialan, Uchiha terkutuk.

.
.
.

"Jadi kau benar-benar akan menikah dengan pemuda sialan itu?" Tanya Kyuubi ketus pada adiknya, setelah Naruto beberapa menit yang lalu sampai diruangannya dengan Kurama yang berkacang pingang menahan emosi tidak rela dengan keputusan secara sepihak yang dilakukan oleh adik perempuannya.

Naruto mengangguk sambil meminum jus jeruknya diatas meja. "Dengan terpaksa aku harus melakukannya. Tapi,," kalimat Naruto terpotong membuat Kurama dan Kyuubi sedikit mengerutkan keningnya melihat raut wajah Naruto tiba-tiba tersenyum kesetanan. Dengan tidak sabar, Naruto mengeluarkan secarik kertas dari dalam tas sandangnya. Menunjukkannya pada Kurama dan Kyuubi.

Secara bersamaan Kurama dan Kyuubi saling memandang satu sama lain. Cukup lama mereka berfikir satu sama lain. Akhirnya ikutan tersenyum. "Ternyata si bungsu Uchiha sialan itu tidak bodoh juga." perkataan sindirian yang terlontar dari mulut Kurama membuat Naruto menganggukkan kepalanya menyetujui ucapan si sulung Namikaze.

"Jika kalian bertemu dengannya. Anggaplah kalian berdua tidak mengetahui apapun. Dan bersikaplah layaknya seperti masih tidak merelakanku. Ok?" Pinta Naruto membuat Kurama dan Kyuubi mengangguk menyetujui. Seharusnya ini adalah rahasia antara dirinya dan Sasuke saja, namun Naruto tidak bisa menyimpan perihal kesenangannya sendiri. Secara otomatis ia akan berbagi hal apapun dengan kedua kakak kesayangannya ini.

Blue & Moon Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang