FOURTH

817 183 48
                                    

Bel istirahat berbunyi beberapa menit yang lalu, murid-murid segera mengisi perutnya yang lapar. Ify membereskan buku-bukunya lalu dimasukkannya kedalam tas.

"Lo mau ke kantin?" Ify mendengar suara Agni yang mungkin bertanya pada Acha.

"Nanti aja deh, belum lapar
soalnya" jawab Acha, kemudian Acha menoleh ke belakang bermaksud untuk berkenalan, karena tadi ia tak sempat.

"Ify?" Ucap Acha ketika melihat Ify. Ify mencoba tersenyum. Rupanya Acha masih mengingatnya. Sedangkan Sivia dan Agni melemparkan tatapan seolah mengatakan -kalian-udah-saling-kenal?

"Kita pernah ketemu sekali." Jawab Ify singkat, jujur ia tak ingin membahas hal ini.

"Ya udah, ke kantin yuk. Gue laper banget, mana abis istrahat mapelnya Sejarah lagi." ajak Sivia.

"Yuk, Cha lo ikut ke kantin juga ya" ucap Agni, Acha mengangguk sembari tersenyum sebagai jawabannya.

"Kak Ify!" Ify menoleh, dan mendapati Rio tengah berjalan ke arahnya.

Rio berhenti tepat disamping Ify, kemudian dia melemparkan senyumnya kepada Sivia, Agni dan Acha. Sontak mata Rio melebar ketika melihat Acha ada disini.

"Acha?" Ucap Rio, sedangkan Acha tersenyum.

"Hai" jawabnya dengan riang. Ify mendadak ingin pergi saat itu juga. Berbeda dengan Agni dan Sivia yang hanya menatap mereka.

"Kok bisa ada disini?" Tanya Rio.

"Murid baru, hehe"

"Wah bakal sering ketemu dong." Ujar Rio, Acha tertawa. Mereka tampak asik berbincang-bincang, tak menghiraukan bahwa ada orang lain disampingnya.

Ify menahan napasnya sejenak lalu dihembuskannya perlahan, mencoba untuk menguatkan tubuhnya yang tiba-tiba melemas-lagi.

"Yo, aku ke toilet dulu, kalian ke kantin aja" pamit Ify, sungguh ia benar-benar ingin segera menjauh. Melihat Rio-adiknya tertawa dengan orang lain, kenapa rasanya sakit?

Sivia mengerti dengan perubahan sikap Ify yang tak seperti biasanya. Ia memutuskan untuk mengusul ke toilet, Sivia tidak tahan lagi untuk meminta penjelasan.

"Gue mau nyusul Ify, Ag lo mau ke kantin atau ikut gue?" Ucap Sivia yang disertai pertanyaan untuk Agni.

"Gue ikut lo" jawab Agni, ia tak ingin menjadi patung yang hanya mendengar pembicaraan Rio dan Acha.
***
"Fy!" Teriak Sivia, membuat Ify yang tengah berjalan menghentikan langkahnya, Ify menoleh ke belakang. Dan mendapati Agni dan Sivia tengah berlari kecil ke arahnya.

"Lo kenapa?" Kening Ify berkerut ketika mendengar pertanyaan yang Sivia lontarkan.

"Gue tau kalo lo nyimpen sesuatu" tambah Sivia, ketika ia yakin Ify pasti menjawab bahwa dia tidak apa-apa.

Ify menghela napas, memang sejak dulu ia tidak pandai menyembunyikan perasaannya dari kedua sahabatnya.

"Oke gue bakal cerita, tapi nggak disini" Ify memutuskan untuk menceritakan apa yang saat ini dirasakannya.

Mereka memutuskan memilih toilet sebagai tempat untuk mendengarkan Ify bercerita tentang apa yang harusnya ia katakan sebelumnya. Setelah toilet benar-benar kosong, dan hanya ada mereka bertiga. Barulah Agni membuka suara.

RASATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang