FIFTH

483 154 25
                                    

Rio memeluk Acha, berusaha memberi kekuatan dan menenangkan hati Acha hati kini tengah menangis dipelukannya.

Acha baru saja mendapat telepon dari Mamanya bahwa kakeknya yang berada di Semarang tiba-tiba mengalami serangan jantung, membuat kedua orang tua Acha harus pergi ke Semarang.

Acha sangat menyayangi Kakeknya, sebagaimana ia menyayangi kedua orang tuanya. Acha teringat bagaimana kakeknya dulu selalu memanjakannya, membacakan dongeng sebelum ia tertidur, mengajaknya berkebun dan segala nasehat yang membuat Acha lebih dewasa.

Acha menegakkan tubuhnya setelah hatinya sedikit tenang. Pandangan matanya menatap seragam Rio yang basah karena air matanya.

    "Yo.. Maaf gara-gara gue seragam lo-"

    "Udah nggak pa-pa yang penting hati lo tenang. " Tangan Rio terulur untuk mengacak Puncak kepala Acha saat ini.

    "Makasih yo..." Acha mendongak menatap tepat pada manik mata Rio. Sesaat ia terhanyut dalam tatapan Rio yang teduh yang mampu menenangkan hati Acha.

    "Santai aja. Oh iya terus sekarang lo gimana? "  Acha mengerutkan keningnya mendengar pertanyaan Rio.

    "Gimana apanya? " Tanya Acha yang tidak mengerti maksud pertanyaan Rio.

    "Maksud gue, setelah ini lo bakal dirumah sendirian? "

    "Iya.. Biasanya gue ke rumah Tante. Tapi kayaknya Tante ikut ke Semarang."

    "Gimana kalo lo dirumah gue aja?"

    "Hah? "

    "Lo dirumah gue aja. Dari pada dirumah sendiri, terus kalo ada apa-apa Mama lo juga yang repot kan." Ucap Rio mengulang perkataannya.

    "Bukannya gue nolak. Tapi ntar malah ngerepotin, Yo. "

    "Nggaklah. Lagi pula Kak Ify pasti seneng dirumah bakal rame. " Ujar Rio.

    "Emangnya orang tua lo kemana, Yo? " Tanya Acha dengan hati-hati, takut apabila perkataannya salah.

 "Mereka kerja ke luar kota. Jadi gimana lo jadi ke rumah gue? Lo bisa tidur sama Kak Ify, dari pada dirumah sendirian. "

 "Tapi beneran nggak ngerepotin kan? "

 "Enggak Cha..... "

    "Ya udah, gue ke rumah lo. " ucap Acha membuat Rio tersenyum.

Rio senang karena setidaknya dirumah akan menjadi ramai. Berbalik dengan kenyataan bahwa apa yang terjadi tidak selalu sama dengan apa yang direncanakan. Dan tanpa Rio ketahui bahwa akan ada hati yang tersakiti untuk yang ke sekian kalinya. 

***
Waktu sudah menunjukkan pukul 20.00 Ify memasuki rumahnya. Ia sengaja telat pulang ke rumahnya, agar bisa menghindar dari seseorang yang mampu menjungkir balikkan dunia Ify. Tapi nyatanya takdir tampaknya tak memihak padanya.

Baru saja Ify melangkahkan kakinya memasuki rumahnya. Pandangan matanya menatap Rio dan Acha yang kini tengah berada di ruang tengah, sedang menonton televisi.

Ify menarik napasnya, lalu dihembuskannya perlahan. Ayo! Lo pasti kuat Fy!  Semangat. Ucapnya dalam hati menyamangati diri sendiri.
Ify pun kembali melangkahkan kakinya dan bersikap seolah semuanya baik-baik saja.

"Kak Ify baru pulang? " Ujar Rio ketika menyadari kedatangan Ify.

Ify mengangguk. "Iya baru selesai ngerjain tugasnya. " jawab Ify berbohong.

"Oh iya Kak, jadi Acha bakalan nginap disini. Soalnya orang tua nya ke Semarang. " Ucapan Rio sukses menohok hati Ify membuatnya merasakan sakit itu lagi.

RASATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang