Gengges

277 20 0
                                    

Mentari lagi malu-malu buat nongolin diri. Mendung syahdu gitu deh. Bikin cewe manis itu makin mager buat ngapa-ngapain. Mendung bikin harimu biru... Ah, ya jangan lupakan perasaan melilit lantaran gejala disminorhae yang melanda. Meringkuk sendirian di kamar kos. Stok pembalut yang menipis. Belum lagi Kiranti, jamu andalan kala dihantui gejala PMS itu udah nggak lagi bersisa satu tetes pun.

"Lengkap sudah penderitaanku" Sesegera (Y/N) ambil ponsel yang telentang tak berdaya di atas meja. Ngirim pesen ke temen sekelasnya kalo hari ini nggak masuk ngampus. Curhat dikit leh ugha.

I feel u.
Oke. Ntar pulang ngampus gue mampir kosan elu.
Gue bawain pembalut sama kiranti.
Kalem mba...
Happy holiday. Muahhhhh....

Seulas senyum terukir di bibir (Y/N) kala membaca rentetan pesan dari Mimi, temennya tadi.

Sekitar 3 jam sejak terakhir (Y/N) membaca pesan dari Mimi, (Y/N) mulai membuka matanya perlahan. Saking kusyunya nahan perut melilitnya, ampek ketiduran.

Tok... Tok... Tok...

Sesegera (Y/N) bangkit buat bukain pintu. Pasti itu Mimi. Yihaaaaa.... Bala bantuan datang.

"Hai... Lama banget sih lo..." (Y/N) menggantungkan kalimatnya kala mendapati sosok Mimi yang kewalahan membopong sekantong belanjaan.

"Gue cuman nitip pembalut sama Kiranti doang napa lo bawa belanjaan seabrek sih" (Y/N) malah ngomel.

"Bantuin woy. Lailah... Tangan gue rasanya mo putus" Buru-buru Mimi menyerahkan paksa belanjaan yang sedari tadi dia bopong ke (Y/N).

"Iya nyah" Nurut bak pembantu (Y/N) pun membawanya masuk. Yakali mau dibuang.

Setelah meletakkan belanjaan di atas meja, (Y/N) cuman diem membisu merhatiin Mimi yang tekun banget menenggak air di galon. Nggak tanggung-tanggung, air galon yang sedianya full itu sekarang udah berkurang seperempatnya. Selamet Mimi, kamu berhasil bikin (Y/N) tercengang.

"Santai dong. Lo abis marathon ke sini? Angkutan umum pada mogok operasi emang?"

"Ini.. Semua.. Ka.. Rena. Itu tuh.. Si Taehyung" Runtutan kalimat nggak jelas terlontar dari bibir Mimi yang tengah megap-megap. Efek abis khilaf minum banyak air.

"Taehyung Kim?" Alis (Y/N) bertaut. Mendadak perutnya makin melilit kala mengingat sosok yang baru aja dia sebutin namanya.

FYI Taehyung Kim adalah sosok lelaki (ganteng) yang tingkat kegenggesannya sudah melampaui kata nornal. Menurut testimoni seorang (Y/N) loh. Sebenernya (Y/N) sendiri baru mengenal si Taehyung itu sejak sebulan lalu. Kala ada event kampus di Fakultas Bahasa dan Seni. Huh... Sejak pertemuan mereka malam itu sosok Taehyung bagaikan Tuyul nongol di siang bolong bagi (Y/N). Kudu ain buat dihindari. Taehyung dengan segala tingkah lakunya sungguh teramat sangat mengganggu bagi (Y/N). Hingga rasanya kutukan kalau (Y/N) berada di dekat Taehyung.

"Lo kesini sama dia?" Ketus (Y/N) tiba-tiba. Seraya menaikkan kakinya ke atas sofa yang tengah dia duduki beberapa menit lalu. Matanya menatap tajam Mimi, meminta penjelasan apa hubungan semua ini dengen Taehyung.

"Dia maksa gue buat ikutan beliin lo ini semua. Maksa dia anterin dari kampus, ke minimarket, dan harusnya nyampek sini juga. Tapi tada... Mobilnya mogok dan gue harus bantuin dorong sampek bengkel" Mimi beralih menuju kipas angin yang ada di pojok ruangan.

"Huh... Harusnya lo hindarin dia. Eh tunggu... Tunggu..." (Y/N) menatap onggokan belanjaan yang tadi Mimi serahin ke dia. Isinya 2 kotak besar pembalut bergambar Hello Kitty dan sekardus Kiranti. Pantesan berat. Ohya, (Y/N) tadi sempet ngintip isinya.

"Itu dari dia" Suara (Y/N) meninggi seiring meningginya tekanan darah (Y/N) kala mengingat sosok Taehyung Kim. Cowok yang masuk jajaran stok cogan di kampus.

Sejujurnya (Y/N) pun bingung kenapa dan sejak kapan dia begitu menghindari sosok Taehyung. Yang dia ingat, Taehyung yang pertama kali diperkenalkan Jinri di festival budaya 1 bulan yang lalu adalah sosok manis yang sangat-sangat manis. Bahkan (Y/N) hampir aja terpesona. Tapi semua berubah setelah 2 jam mereka kenal, sampai detik ini. Sosok Taehyung berubah menjadi gengges, dan sangat wajib untuk (Y/N) hindari. Hobinya nempel dan... Semua perhatian yang Taehyung beri untuk (Y/N) terasa janggal. Sebut (Y/N) jahat karna pura-pura tak peka dan malah menyia-nyiakan Taehyung, idola gadis-gadis kampus. Tapi sungguh, itu semua sangat mengganggu bagi (Y/N). Terpaksa cewe manis satu itu harus menjadi orang paling tega dan nggak mau peka buat Taehyung. Yang jelas dia ilfeel setengah mati sama Taehyung, dan berharap jauh-jauh darinya.

Mimi cuman melirik (Y/N) sekilas. Udah ketebak kalo gini jadinya.

"Gue nggak minta loh ya. Dia yang nawarin. Oh ralat. Dia maksa" Tutur Mimi, dengan nadanya yang sangat menyebalkan bagi (Y/N).

Sementara (Y/N) masih diam dan menimang, apakah dia harus menerima semua barang itu. Atau malah mengembalikannya? Yakali pembalut ama Kiranti dibalikin. Mo buat apa si Taehyung ntar? Tapi kalo diterima juga gengsi. Kalo ditolak (Y/N) udah diujung tanduk ini. Nah kan galau.

"Lo jadi cewe jangan jutek-jutek amat sih napa. Taehyung orangnya baek kok. Lo tega bener sih" Lagi-lagi Mimi dengan nada menjengkelkannya.

Dengan ogah-ogahan (Y/N) bangkit dan menyambar sekotak pembalut dan dibawanya menuju kamar mandi. Sudah saatnya ganti popok.

"Lain kali gue mohon dengan sangat lo tolak kalo si Taehyung itu mau ikut-ikutan buat urusan gue" (Y/N) mengambil tempat di samping Mimi yang sekarang rebahan di atas kasur.

"Dia suka sama elo"

"Alah. Cowok kayak gitumah cuman caper" Tega banget mulut pedesnya (Y/N).

"Dia tulus sama elo" Seolah pro dengan Taehyung, Mimi terus aja ngebelain.

"Tau dari mana lo" Sentak (Y/N) kesel.

"Tskk... Lo tanya aja langsung deh sama orangnya. Tuh ada di bawah baru nyampek" Kata Mimi setelah melihat pesan yang barusan masuk ke ponselnya. Mata (Y/N) membelalak.

"Si Taehyung di bawah?"

Beber aja. Pas (Y/N) melongok ke jendela kamarnya, udah ada mas-mas ganteng dengan sentum meyebalkannya itu lagi senderan di mobil

FF Imagine Absurd (With BTS?)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang