Aku mengalihkan pandanganku kala kudapati pandanganku bertumbukan dengan mata Jungkook. Sekarang kami ada di sini, di acara kemping apalah-apalah yang diadakan Jessy secara mendadak. Bukannya aku suka berburuk sangka ya, tapi aku memiliki firasat kalau Jessy sengaja mengajak Jungkook turut serta di kemping kami kali ini. Menyebalkan. Kalau Jessy mau mengajakku kemping harusnya dia tak usah mengajak Jungkook turut serta dong.
Lihatlah, pria bergigi kelinci itu tengah duduk tenang di hadapanku. Beberapa menit lalu dia memang menyusul aku yang lebih dahulu ke api unggun. Dia mengambil tempat di depanku, saat ini kaminhanya terhalang api unggun. Aku berusaha mengabaikan keberadaanya dengan tak mengalihkan pandangku pada api unggun di depanku.
"Sunrise di sini bagus loh" lelaki itu mulai membuka suara. Kulihat dia agak menjulurkan tangannya mendekat ke api unggun.
"Hummmm... Paman yang berjaga di depan tadi juga bilang begitu"
"(Y/N)... Bisakah kau membantuku? Kita kehabisan saus. Kau bisa kan membelinya ke minimarket depan sana?" Jessy sudah berada di sampingku. Menatapku memohon, sedangkan aku hanya mendengus ke arahnya.
"Dingin... Lagi pula kan jauh" rengekku padanya. Samar-samar kudengar kekehan Jungkook. Uh... Sumpah aku membenci ini. Apa maksudnya dia menertawaiku?
"Tapi kita kehabisan saus"
"Tidak usah pakai saus kalo begitu" aku masih dengan pendirianku.
"Ih... Tapi aku tidak suka sosis bakar tanpa saus" Jessy masih kekeh memintaku.
"Kan kamu yang tak suka" aku dan Jessy terlibat adu argumen yang sebenarnya tak penting.
"Sudah... Sudah... Tak apa. Ayo aku antar. Kita bisa meminjam sepeda paman kan?" Jungkook bangkit dari duduknya, kemudian berjalan mengitari api unggun untuk sampai ke tempatku.
"Yay... Kau memang terbaik Kook" Pekik Jessy girang, kemudian gadis itu berlari menuju Jackson, Jisoo, Luna dan Jiyeon. Apa aku sudah bilang kalau mereka semua turut serta dalam acara kemping ini?
Sekarang aku di sini, membonceng sepeda paman pengelola tempat yang kami gunakan untuk kemping. Jungkook mengendarai sepeda dengan santai, tidak pelan tapi juga tidak ngebut. Aku rasa tak masalah kalau aku tak usah berpegangan, toh jalannya juga datar-datar saja.
Sreeettttttt....
"Aw...." pekikku tertahan. Aku salah. Ternyata tubuhku limbung menabrak punggung bidang Jungkook saat ia mengerem mendadak sepedanya. Dan sekarang aku terjatuh dari boncengan.
Tuh kan, dia menyebalkan. Kenapa juga harus mengerem mendadak sih. Gara-gara Jungkook aku jadi jatuh dari sepeda.
"Maaf. Kau tak apa? Aku hanya kaget tadi. Ternyata minimarketnya hampir terlewat. Hehehe" Jungkook dengan tawa menyebalkannya itu membuatku mendidih.
Aku lantas bangkit dan meninggalkannya yang masih senyum-senyum. Menyebalkan. Lihat saja, aku tak akan mau bicara lagi padanya. Biar saja.
Aku masih tak menanggapi setiap ucapan Jungkook, sejak kejadian aku jatuh tadi hingga kami sampai ke tempat kemping kembali.
"Aku pikir kalian bakalan lama" Ucap Jackson saat melihatku dan Jungkook kembali.
"Iya. Kenapa kalian tidak kencan dulu sih. Buru-buru sekali" Kulihat Jessy sedang bertoss ria bersama Jackson. Mereka semua tertawa menyebalkan. Tuh kan, gara-gara Jungkook aku jadi ditertawakan mereka.
Angin malam sempat membuatku merinding, namun tak lagi saat kurasakan tubuhku agak hangat. Sebuah selimut kecil tersampir di pundakku. Kutolehkan kepalaku ke kanan dan kudapati Jeon menyebalkan itu sedang tersenyum.
KAMU SEDANG MEMBACA
FF Imagine Absurd (With BTS?)
Short StoryHabis baca ff/ short story bias sama sama yg laen? Baper? Kepengen juga? 😭 Cup-cup... Ngga usa nangis. Ini kamu bisa imagine juga kok bareng kesayangan. Iya... Kamu sama yayang yang jadi peran utama.