1. Preambule satu

171 45 6
                                    

REEEEY!!

Teriak gadis perempuan enam belas rahun dengan kesal.
Ia berjalan sambil berteriak nama Rey.

Tengah malam begini untuk apa anak gadis seperti itu berteriak?

"Reeey!, dimana kau?" teriak gadis itu.

Terlihat tubuh gadis itu basah kuyup dan ditangannya dipegang sebuah pedang panjang yang tajam.

"Reeeeey!!" teriak gadis itu semakin keras.

Lalu gadis itu berbalik. Ia berbalik menuju ruang raja. Tiba tiba ada yang mencegah gadis itu. Yaitu seorang anak laki laki.

Anak laki laki itu adalah Rey, yang dari tadi dicari oleh gadis itu.

Rey berambut hitam pekat. Rambutnya itu berantakan, rambutnya tidak terlalu panjang, tetapi masih dapat di jenggut oleh gadis itu.

"kau mencariku, Fany?" tanya Rey sambil menodongkan pedangnya ke wajah gadis itu.

Nama gadis cantik itu adalah fany. Fany hebat dalam memainkan pedang. Fany adalah kakak Rey. Yang umurnya dua tahun lebih tua dari Rey.

Langsung saja mereka berdua bertengkar menggunakan pedang.
Mereka sepertinya sudah ahli memainkan pedang.

Sring... Sring

Suara hantaman pedang memecah kesunyian malam. Seisi istana menuju ruang pertemuan. Mereka ingin tahu apa yang terjadi.

Datanglah raja Ford dan ratu Liana. Raja Ford dan ratu Liana adalah orang tua Fany dan Rey.

"ada apa ini?" tanya ratu Liana dengan bingung.

Tetapi Fany dan Rey tidak mengindahkan kata-kata ibunya. Mareka masih saja mengadu pedang mereka.

Permainan pedang mereka semakin seru. Tapi, tampaknya Fany sudah lelah.

Pedang Rey pun berhasil menjatuhkan Fany walaupun Fany tak terluka.

"ternyata kau tak sehebat kata Bord" kata Rey dengan sombong sambil menodongkan pedangnya ke wajah Fany.

Hal itu membuat Fany geram. Fany kemudian menjepit kaki Rey, sehingga Rey jatuh.

Rey merintih kesakitan, karena jepitan kaki Fany berada di tulang kering Rey. Hal itu membuat ratu dan raja menghampiri mereka.

"ibu kan sudah bilang!!" bentak ratu.

"biarkan saja, Lin. Biar dia tidak mengulanginya lagi" kata raja.

Pertengkaran Fany dan Rey bukanlah pertengkaran pertama atau kedua.

Ini adalah pertengkaran yang ke tiga puluh juta empat ratus lima puluh tiga ribu dua ratus empat puluh sembilan.
Pertengkaran mereka tak hanya sekedar pertengkaran kakak beradik biasanya.

Mereka menggunakan berbagai macam benda untuk bertengkar seperti pedang. Bahkan menggunakan santet dukun, untuk balas dendam

"pelayan!" teriak ibu. "tolong angkat rey ke kamarnya"

Rey kemudian di angkat ke kamarnya.
...

"pelan pelan bu," pinta Rey.

"tahanlah sebentar" kata ibu yang sedang mengurut Rey.

Ratu liana bukanlah ratu yang biasa. Ia ratu yang pandai melakukan apapun dan tidak hanya bisa menyuruh pelayan.

"memangnya, kenapa sih kalian bertengkar?" tanya ratu liana

"tau tuh fany.." jawab rey enteng.

"dia bu yang salah" bentak fany.

Tadi rey mendorongku ke dalam kolam ikan. Karena itu aku kesal dan ingin membalsnya. Malam malam begini kena air kan dingin banget bu.., apa lagi lingkungan kita bersalju." cerita fany dengan panjang lebar.

"kamu ini gak ada kapok kapoknya" kata ratu dengan tersenyum sambil memukul pala rey dengan halus.

"aduh.." kata rey.

"lebay !" kata fany dengan sinis.

"ibu.." kata rey.

"apa"

"lukaku parah enggak bu?" tanya rey.

"kayanya enggak. Tapi, kalau kamu kayak gini lagi bisa bisa kamu enggak bisa jalan lagi." kata ratu liana.

"biarin aja bu, malah bagus. Jadi gak ada yang jahilin aku lagi" kata fany.

"eh.., kamu yah ngomongnya" tegur ratu liana.

Fany tersenyum manis saat mendengar teguran ratu liana

"kamu sih gak ada kapoknya" kata ratu. "luka tangan kamu yang kemarin saja belum sembuh"

"tauuuu" sorak fany.

"rey, sebaiknya kamu tidur sekarang" perintah ratu liana

"iya bu."

Rey kemudian membaringkan tubuhnya. Ratu liana dengan lembut mengusap kepala rey.

"dasar anak manja.." ketus fany.

Crystal Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang