Mine-10

65 16 4
                                    

Mobil divran sudah berulang kali berputar-putar di komplek yang sama. Setahu divran, waktu dia masih berpacaran dengan rasti, cewek itu tinggal di bagian blok I tetapi entah kenapa rumah yang bercat kuning itu sudah berubah menjadi biru. "Rumah yang ini bukan sih?" Cibir divran

Tak lama kemudian seorang cewek keluar dari pekarangan rumah biru tersebut. Divran membunyikan klakson lalu terlihat lambaian tangan dari cewek itu yang berarti dia adalah rasti.

"Kamu udah lupa ya?" Tanya rasti

Divran menggeleng "kok udah jadi biru?"

"Lebaran kemarin papi ganti cat." Ucap rasti

Divran tidak terlalu menanggapi, lalu dengan sigap divran menyetar mobil menuju ke mall.

Sedalam perjalanan tidak ada satupun dari mereka yang berani berbicara walau hanya sekedar basa basi.

"Divran." Panggil rasti dengan nada yang terkesan serius.

Perasaan divran sudah mulai tidak enak."Mm" jawab divran

"Iish ngadep sini." ucap rasti dengan badan yang dimiringkan.

"Gue lagi nyetir." Lanjut divran lalu mematahkan stir ke arah kanan.

Rasti mendengus sebal melihat divran yang kini tak acuh."Maudi siapa lo?" Tanya rasti to the point.

Sontak divran memberhentikan mobil ke pinggiran jalan lalu membuat rasti terheran-heran.

"Dia pacar gue." Jawab divran dengan tatapan sempurna ke arah rasti.

Rasti terkekeh "Gak, dia bukan pacar lo." Rasti membeo.

"Lo tahu apa tentang gue?" Ketus divran.

Divran menyesal sudah mengiyakan ajakan rasti tadi pagi, jika divran tahu rasti akan menanyakan hal-hal yang privasi seperti ini sudah pasti divran akan menolak ajakan tadi terlebih dahulu.

Rasti terkekeh "sorry gue bahas, yaudah ayo masa lo mau turunin gue disini."

Divran menatap sinis rasti, dia bingung kenapa dia mengizinkan rasti untuk duduk di dalam mobil ini lagi.

Lalu divran menyetar mobil dengan emosi yang berusaha ia netralkan.

******

"Mau kemana kak?" Tanya maudi setelah lima menit berada di dalam mobil arthur.

"Taman" jawab arthur.

WHAT??!!

"Gue bela-belain tahan lapar cuman gara-gara temenin lo pagi pagi gini ke taman?" Seru maudi histeris membuat arthur kaget bahkan mobil yang ia bawa hampir saja mau masuk selokan.

"Iya, kenapa?" Tanya arthur dengan sibuk memperbaiki posisi mobil agar tetap di dalam jalur. "Gue lagi mau ngomong sesuatu sama lo."

"Seenggaknya lo harus tahu kak, ini pagi dan siapapun pada pagi hari pasti lapar. Tahu kayak gini mending gue gausah batalain aja bungkus bubur ayamnya." Seru maudi, masih tidak terima.

Arthur terkekeh melihat maudi yang terlalu berlebihan menanggapi kelaparannya. "Yaudah, kita ke mall aja cari makan, gimana?" Kata arthur kelihatan sok membantu, sementara emosi maudi masih berterbangan. Setelah itu maudi menganguk.

"Maaf ya kak." Ucap maudi setelah emosinya perlahan menghilang.

Arthur tersenyum lalu menganguk "gapapa, gue tahu lo kok." Ucap arthur kalem.

Kata-kata arthur barusan sukses membuat maudi terharu, hanya arthur yang bisa sabar melayani maudi dengan lembut. Bahkan kakaknya harry, tidak pernah selembut arthur.

MineTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang