Part 12

49 12 2
                                    

Aku bahagia, karena aku ada di bumi. Diberi kesempatan untuk bisa mengenalmu.

-maudiafryale.

***

HPB party.

"Baanggg, highlees gue mau lo kemanaaiiiinnn" teriak maudi sambil mengejar harry yang tengah berlari dengan higheels merah milik maudi di tangannya.

Harry menjulurkan lidahnya persis anak TK "Biarin abisan lo gak mau pake ini di depan gue, gue gak bakal balikin sampe gue udah liat penampilan lo pake ini." Harry berlari menuruni tangga sambil sesekali mengangkat-angkat higheels itu, ia memang meminta maudi untuk memakai higheels yang tidak pernah di sentuh dari dalam lemari, ketika harry menyuruh maudi untuk mengenakan di depannya maudi malah tidak mau karena gak pede.

Maudi meringis "Ish kaya anak gak dibahagiain ortu tau nggak lo." Sebalnya.

"Dih, biarin ayo kejar kalo dapet." Harry semakin membuat maudi emosi.

"Yaudah balikin biar gue pake." Maudi berceletuk sebal dalam keadaan masih mengejar harry yang sudah sampai di halaman rumah.

Harry berhenti berlari dan berbalik badan lantas ia mengasih higheels itu ke maudi. "Cepetan. Seneng banget nih adek gue jadi cewek." Harry mengangkat-angkat kedua alisnya.

Maudi meringis, kemudian mengenakan higheels itu. Tampak pas di kakinya yang mungil.

"Nah, gitu dong kan gue cuman mau liat cantik apa engga." Ucap harry sambil kedua matanya yang dicipitkan persis sedang menilai sesuatu.

"Lo childish banget sih, bikin keringetan tau ngga. Kalo ngaca trus muka gue udah gak ada bedaknya. Lo tanggung jawab!" Kata maudi jengkel kemudian berbalik meninggalkan harry.

"Alhamdulillah wasyukurillah adik gue udah jadi cewek beneraannn. Cipok sinii." Kata harry kagum setengah mati.

Maudi membalikan badannya "Dasar jomblo." Lalu masuk ke dalam rumah.

"Iyadeh yang punya pacaar." Harry sedikit berteriak agar maudi mendengar.

Tepat lima menit setelah maudi masuk ke dalam rumah bunyi mesin motor memasuki halaman rumah membuat mata harry tertuju ke arah bunyi.

"Pagi om, bang, eh kak." Sapa divran takut-takut.

"Nyari siapa?" Harry mengganaskan suaranya agar ditakuti, melihat dari penampilan sepertinya dia memakai pakaian yang setara dengan maudi. Dapat di simpulkan, cowok ini berniat menjemput maudi.

"Bentar, saya panggil apa dulu nih ke kakak?" Tanya divran sok kenal.

Harry menatap divran tajam, seketika harry mengingat sesuatu "Lo pacar maudi?" Tanya harry berharap jawabannya adalah 'iya'

"Rencana hehe." Jawab divran terlihat jelas seringai-seringainya.

"Pacarin buruan, kali aja dia nunggu."

Mulut divran terbuka sedikit "direstuin nih bang?"

Harry tertawa keras melihat divran yang kelihatan sok polos "panggil kakak kek apa kek jangan bang, cukup maudi yang panggil gue bang ya." Harry memasang tampang tersiksa karena dirinya tidak suka dipanggil bang, abang, mas, dll yang biasa disebutkan kepada pedagang.

"Oke kak, jadi kakak siapanya maudi?"

"Malu sih sebenernya ngakuin, gue kakak maudi tapi gak serahim loh ya."

"Bener?" Tanya divran tak percaya.

Harry tertawa keras sampai pundaknya terlihat naik turun "ya enggalah muka gue sama gini sama dia masa ga serahim."

MineTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang