Bab 3 : Perasaan itu mulai tumbuh

4.4K 330 2
                                    

Hardi duduk diatas tempat tidurnya, kenapa aku jadi gelisah setelah berbuat kasar pada Ihsani... guman Hardi. Entahlah setiap melihatnya rasanya aku ingin sekali membencinya..

Tok-tok-tok... suara pintu "Har... Hardi..." panggil tante Tabita dari luar. Hardi segera membuka pintunya. "Ada apa tante?" tanya Hardi setengah malas. "Kau tau Ihsani kemana?" tanya tante Tabita panik, tatapannya menggoreskan kekhawatiran yang sangat. "Aku gak tau" ucap Hardi pendek... "Tolong tante Har, carikan dia.. Ini sudah jam 11 malam" ucapnya dengan mata berkaca kaca. Hardi pun segera keluar kamar dengan setengah terpaksa. "kemana perginya wanita menyebalkan itu..." gerutu Hardi sambil mencoba meneleponnya. namun ponselnya tak dapat di hubungi.  " Aah.. benar-benar cari masalah dia" pekik Hardi kesal. Hardi terus mencarinya, ke semua tempat dia datangi. mulai dari taman kota, tempat makan yang biasa dia tongkrongi sampai teman-teman Ihsani pun ditelepon tetapi mereka bilang tidak ada. "Ihsani, kamu kemana... " guman Hardi sambil menerawang ke kejadian terakhir dia mencekik Ihsani. Hardi hampir putus asa, segera menjalankan mobilnya dengan kencang menuju rumah sakit terdekat. "apa mungkin dia disini setelah aku mencekiknya tadi?" guman Hardi setelah lelah.mengelilingi kota dan mencari kepelosok tempat... "aku janji takan menyakitinya lagi, aku takkan membuat masalah lagi asal dia ktemu.." ucap Hardi lemah... tiba-tiba Hardi melihat gadis bermata coklat itu berjalan sambil menunduk.. Hardi segera keluar dari mobilnya dan mengejar gadis itu. "Ihsani!!" teriak Hardi. Ihsani menoleh ke arah Hardi lalu menyeka air matanya. "Kenapa kamu ada disini??" tanya Hardi cemas  diperhatikannya leher gadis itu, ada bekas tangan.. bekas cekikan dan.. kenapa jalannya pincang? guman Hardi dalam hati..  Ihsani menghindari Hardi namun Hardi menarik tangannya. "Pulanglah bersamaku" ucapnya sambil membawa Ihsani kedalam mobil. Ihsani hanya diam dan mengikuti Hardi.

Ihsani terdiam, membuat Hardi penasaran. "Apa yang sebenarnya terjadi?" tanya Hardi memecah keheningan malam. Ihsani hanya terdiam. "Ihsani, aku bertanya padamu,"
ucap Hardi kesal sambil menghentikan mobilnya. Ihsani menatap ke arah Hardi... " Kenapa kau menatapku seperti itu?" tanya Hardi heran. Ihsani mulai menangis "Andai kau tahu, aku tak ingin seperti ini, aku tak bahagia seperti ini dan ini bukan keinginanku. Perjodohan, pernikahan apapun itu, aku tak pernah menginginkannya.. Kenapa semua orang melawanku bahkan Tuhan pun mempermainkanku?? " ratap Ihsani penuh emosi. Hardi tampak tertegun mendengar ucapannya. Ditatapnya Ihsani yang tampak rapuh, air matanya membasahi kedua pipinya. namun entah kenapa tiba-tiba Hardi menyentuh wajahnya kemudian mengecup bibir Ihsani dengan lembut... Ihsani pun terkejut dan hanya diam membisu.. Matanya melotot tak percaya dengan apa yang dilakukan Hardi. Tapi dia tak bisa berkutik, seakan semua tenaganya telah habis terkuras. Hardi tersadar dan segera melepaskan tangan dari wajah Ihsani. Kemudian dia kembali menjalankan mobilnya menuju rumah.


Silent reader... vote... vote...

muaaah...

My Pieces (Tamat)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang