Bab 10 : Kebenaran terungkap

3.8K 245 3
                                    

Ihsani mengobati luka diwajah Hardi dengan hati-hati. " Aku rasa aku sudah sembuh" ringgis Hardi menghindar untuk di obati. " Kalau sudah sembuh kau tak perlu meringgis kesakitan" ucap Ihsani sambil mengoleskan obat luka. " Obatku ini" ucapnya sambil menyodorkan bibirnya hendak mencium Ihsani. "Hhmmm...  itu bonus sayang.. kalau kau mau aku obati, aku akan membiarkan kau menciumku" ucap Ihsani sambil tersenyum kecil. " Baiklah obati sesukamu tapi kau tak bisa menolakku lagi" ucap Hardi sambil mencium Ihsani dengan lembut, Ihsani menahan wajah Hardi. " Kalau kau seperti ini, bagaimana aku bisa mengobatimu?" tanya Ihsani. "hmm... itu bukan urusanku" ucap Hardi sambil menarik selimut dan menyelimuti mereka berdua. Mereka tertawa lepas seperti anak kecil yang sedang asyik bermain. Ihsani segera berlari menghindari candaan Hardi dan segera menuruni tangga. Namun tiba-tiba semua terlihat gelap dan Ihsani pun terjatuh dari tangga.

Ayah dan ibu Hardi menatap ke arah Hardi yang sedang duduk di kursi. " Bagaimana kelanjutan kisah cinta kalian? " tanya Ayah berusaha menggoda Hardi untuk mencairkan suasana. " Ayah lihat kau sekarang lebih dekat bersama Ihsani. Itu bukan sandiwarakan?" tanya ayah. " Aku mencintai Ihsani, waktu itu aku kira dia tidak mencintaiku, makanya aku menolak perjodohan." tukas Hardi. " Sekarang kau tak boleh bermain-main lagi dengannya" ucap ayah. "Maksud ayah? aku serius, aku mencintainya" ucap Hardi tersinggung. Ibu menghela nafas... " Ihsani.. dia sekarang lemah.. kau tak boleh menyakiti dia lagi" ucap ibu lirih. " Dia hanya terjatuh dari tangga, tapi dia baik-baik saja kan? tak ada tulang yang patah atau kepala yang terluka? tanya Hardi aneh. " Iya, dia tidak terluka sedikitpun, hanya lecet dan memar .. tapi..." ayah menghela nafas... " Tapi apa??" tanya Hardi penasaran. " Ihsani sakit parah, dia menderita kanker otak yang cukup ganas. Dia tinggal menghitung waktu." ucap Tante Tabitha sambil menangis, tak tahan membendung kesedihannya. "Dia tak pernah bercerita tentang penyakitnya kepada tante, tante merasa malu.. telah gagal menjadi ibu yang baik buat Ihsani..."tangis tante Tabita. Hardi terdiam, dia begitu shock, tak yakin dengan apa yang dia dengar...  " Kau tak perlu khawatir suatu saat aku akan pergi jauh meninggalkan kau dan semua" ucapan Ihsani jelas terngiang ketika mereka dulu bertengkar.... " Aku tak memikirkan perjodohan ini aku tak berharap.. aku..."  Hardi merasa kepalanya dipenuhi ucapan Ihsani yang bermakna bahwa Ihsani.menyembunyikan penyakitnya selama ini dari Hardi... seketika semua terlihat gelap....

Pleas vote ciiinn....

My Pieces (Tamat)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang