Hardi menatap sunyinya malam, air matanya tampak masih menetes di sudut matanya. Hampir seminggu Hardi menyendiri, mengurung diri di kamar tak ingin dijumpai oleh siapapun. Dia berharap Ihsani akan datang lagi ke dalam mimpi-mimpinya, namun hal itu tak pernah terjadi.
Hardi memeluk ponsel Ihsani yang di berikan oleh tante Tabita setelah pemakaman Ihsani. Ditatapnya ponsel tersebut, kemudian terbersit hatinya untuk mencharger ponsel itu. Hardi kembali termenung, meratapi kesedihannya, mengingat masa-masa indah bersama Ihsani..
Hardi menyalakan ponsel Ihsani kemudian membuka-buka file yg ada. Disebuah memo terdapat catatan kecil. Hardi membukanya kemudian membacanya...
Hardi sayang...
Ketika kau membuka ponselku, mungkin aku sudah tak ada lagi...
Aku merindukanmu, walau hatiku ingin membencimu karena kau tega telah meninggalkanku begitu saja hanya karena aku menutupi penyakitku ini.
Sayang... aku sendiri sebenarnya takut dengan penyakitku, tapi semenjak mengenalmu aku kembali bersemangat untuk melawan penyakitku ini.
Aku berjuang sendiri karena aku tak bisa mengatakan kepada siapapun bahkan ibuku sendiri. Aku tak mau dikasihani dan aku tak mau mereka seperti mengingatkanku. Bahwa hidupku tinggal hitungan hari...
Seperti hari ini, ibu ku memintaku melupakanmu yang mungkin diluar sana kamu sedang bersama wanita lain.. jahat yaa...
Tapi aku yakin, kau masih mencintaiku sampai detik ini hehehe... Biar ya sayang aku agak ke pedean dikit :p
Hardiku sayang ..
Aku akan menantimu, aku meminta kepada Tuhan agar aku diberi kesempatan untuk hidup bersamamu setahun saja....
Kemudian aku kembali berdoa meminta kesempatan untuk hidup bersamamu, ya sebulan lagi, ok?
Besoknya aku minta lagi.. tak apalah aku hanya ingin bersamamu seminggu saja...
kemudian besoknya lagi aku berdoa.. Ya Tuhan apa yang salah dengan doaku? aku sedih sekali...
besoknya lagi aku meminta sesuatu yg lebih sederhana lagi.. aku meminta agar aku bisa melihatmu untuk terakhir kalinya.....
Aku mulai panik doaku tak kunjung di kabul, namun kakiku mulai susah digerakan...
kemudian tanganku.. aku sedih, aku tak bisa menulis lagi...
kemudian mulai mataku terasa buram dan... aku meminta agar mataku jangan Engkau matikan... aku ingin melihatmu...
Akhirnya ada satu doaku yang Tuhan kabulkan...
Aku menunggumu hingga akhirnya aku kesulitan mencharger ponselku mengetik dengan susah payah...
aku takut besok tanganku benar-benar tak bisa aku pakai...
Hardi... aku mencintaimu... Tuhan.. ijinkan aku melihatnya, setelah itu aku pasrah....
Hardi sayang... andai aku mati, tolong jalani hidupmu, aku ingin melihatmu bahagia, karena aku sayang kamu... aku ingin kamu mencintai lagi seseorang dan menikah... Siapa tahu akau akan menitis jadi anakmu hehehe...
Hardi... i love you...Hardi menangis tak kuat membaca memo yang ditulis Ihsani.." Entahlah aku tak sanggup menahan kesedihanku...."
Hardi berlari keluar rumah dan menyalakan.mobilnya kemudian pergi dengan kecepatan tinggi. " Kau pikir kau bisa meninggalkanku seperti ini? aku bukan kau Ihsani... Aku mencintaimu dan tak bisa menggantimu dengan siapapun..." terlintas wajah Ihsani dan tanpa sadar mobil Hardi meluncur memasuki jurang..."Walau di dunia ini kita tak bisa bersatu, aku berharap aku akan menemuimu di dunia lain.. i love you Ihsani..."
Thanks udah mau membaca dan memberikanku vote...
Tulisan keduaku akan segera dirilis.. jadi tunggu terus ya..
muaaah...
KAMU SEDANG MEMBACA
My Pieces (Tamat)
RomansMenceritakan seorang pria bernama Hardi, pria yang suka menarik diri, yang tak mudah percaya pada wanita. Dia selalu menganggap kalau wanita itu buruk dimatanya. Namun semua berubah ketika dia dijodohkan dengan Ihsani wanita mandiri berhati lembut...