Bab 8 : Sayap yang terluka

3.8K 252 6
                                    

Ihsani seharian mengunci diri dikamar. Hatinya hancur dan merasa tidak ingin hidup lagi. Ahsani merasa putus asa, merasa sakit hati. Hardi kembali mendekati kamar Ihsani dan berusaha menjelaskan..
"Ihsani... Aku tahu aku salah. Tapi pada malam itu aku kecewa dengan penolakanmu di halaman belakang kemarin. Ketika aku bertanya apakah kau mencintai orang lain, kau hanya terdiam. Aku tak pernah menerima penolakan dari perempuan manapun. Bahkan mereka yang mengejar aku dan aku menolaknya. tapi kepadamu.... Aku begitu sakit hati ketika kau terdiam, aku fikir kau tidak mencintaiku dan kau mencintai orang lain... Aku pergi ke klub dan minum-minum. Itu bukan kebiasaanku tapi pada saat itu aku merasa hilang harapan.. Dan Dina yang menemukanku di klub dan semua itu terjadi begitu saja. Aku tidak mencintai Dina, aku anggap dia sahabatku. Jadi, tolonglah kamu mengerti aku dan percaya padaku Ihsani..." ucap hardi panjang lebar. Ihsani hanya menangis, tetap menolak semua alasan Hardi yang begitu menyakitkan.  " Aku sudah menceritakan semuanya, dan sumpah aku mencintaimu dan aku meminta maaf... Aku mohon maafkanlah aku Ihsani.." pinta Hardi. Namun Ihsani tidak bergeming. Hardi pun kembali ke kamarnya.

Ihsani mengusap air matanya, ia merasa jika Hardi sudah tidak berdiri di depan kamarnya. Ihsani pun keluar kamar menuju ke pintu luar. Ihsani segera berjalan meninggalkan rumah. 

Ihsani menyusuri jalan komplek yang cukup ramai, sepanjang jalan Ihsani memikirkan bagaimana cara dia melepaskan diri dari perjodohannya. Ihsani pun berinisiatif untuk mengakhiri hidupnya. Ihsani berjalan menuju jembatan depan ruko yang sungainya cukup deras. Ihsani menatap ke bawah jembatan. Tampak air begitu deras menggerus bibir sungai. Ihsani menangis. Membayangkan wajah ibunya, membayangkan wajah keluarganya, wajah Hardi... Ihsani pun menutup matanya dan mulai menaiki  pagar jembatan, ketika hendak melompat tiba-tiba seseorang menariknya. Ihsani pun terkejut. "Oh jadi begini cara kamu menghukumku?" sindir Hardi tajam. Ihsani hanya bisa menangis. " Kau boleh membenciku kau boleh untuk tidak memaafkanku tapi tidak benar kalau kau menghabisi nyawamu sendiri seperti ini." ucap Hardi keras. " Aku tak punya jalan lain untuk mengakhiri perjodohan ini. aku rasa inilah cara satu-satunya buatku untuk keluar dari perjodohan ini? Apakah kau punya cara lain selain menduakan hubungan kita??" jerit Ihsani. "Plakk!!" Hardi menampar ihsani dan dia pun terdiam merasakan wajahnya yang panas seakan sedang terbakar. " Aku tidak pernah menduakan hubungan kita, aku tidak pernah menjalin hubungan dengan wanita lain, tidak denganmu tidak dengan dia atau siapapun. Aku mencintaimu adalah sebuah kesalahan. Kau lupakan kata-kataku kemarin. Besok aku akan bicara kepada kedua orang tua kita, bahwa kita menolak dijodohkan. Sekarang pulang ke rumah." perintah Hardi sambil menarik tangan Ihsani dan memasukannya ke mobil. Hardi kemudian mengendarai mobilnya dengan kencang. Pikirannya terasa kacau, entah apa yang dia barusan katakan itu benar atau tidak..

Please voting nya muaaah....

My Pieces (Tamat)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang