Chapter 11

1.9K 188 11
                                    

Draco Malfoy

"Pierce, sambungkan aku dengan Hermione," ujarku dengan memeriksa beberapa kontrak yang baru saja kutanda tangani tadi.

Setelah minggu-minggu melelahkan dengan The Malfoy Paris, akhirnya semua dapat terselesaikan. Aku sudah berencana untuk berlibur singkat dengan Hermione sebelum ia resmi menjadi President Director The Regency yang baru.

Pierce memandangku sejenak melalui kaca spion lalu menggeleng. "Miss Granger sudah terlebih dahulu menghubungimu."

Aku tersenyum. Ia pasti sudah selesai dengan semua pekerjaannya dan tengah menungguku. " Hey baby. Aku sudah di jalan," ujarku sambil meletakkan berkas-berkas itu ke samping tempat dudukku.

Hermione tak langsung menjawab. Ada jeda lalu sesaat kemudian suara hantaman benda ke lantai terdengar dengan hebat. Aku dapat mendengar gemanya sampai disini. "Stefan di kantor," suara Hermione bergetar.

Aku dapat mendengar dengan jelas ketakutan di dalamnya.

Stefan di kantornya. What the fuck!

Bagaimana ia dapat melalui semua penjagaan ketat?

Kemana perginya Fleming dan kedua temannya itu . Fuck!

"Hermione, bersembunyilah. Hindari kontak dengan Stefan," ucapku yang sadar betul bahwa dari laporan terakhir Fleming sebelum benar-benar menghilang, Stefan Granger diketahui sempat membeli senjata api di pasar gelap London.

Seperti tidak mendengarkan apa yang aku katakan, Hermione justru mengatakan hal yang lain.

"Ia menembak Mark dan Peter tengah berkelahi dengannya."

Shit! Mark yang bertubuh sebesar itu dapat dijatuhkannya. Aku tak tahu apa yang akan terjadi dengan Hermione saat ini. Hermione terdengar tercekat dari seberang sana. Jantungku seperti ikut berhenti untuk sesaat.

Bang

Bang

Bang

Tiga kali suara tembakan terdengar. Aku panik bukan main.

"Aku mencintaimu, Draco," ucapnya dan suaranya seakan menghilang.

Aku tahu bahwa ponselnya telah terlepas dari genggamanya. Jangan lakukan ini, Hermione. Jangan ucapkan kau mencintaiku seakan kita tak akan pernah pernah bertemu lagi. Seakan kau akan meninggalkanku selamanya. Serangan panik itu semakin hebat melandaku. Kulepaskan seatbealt yang sedari tadi menahanku.

"Hermione!" teriakku.

"Hermione," teriakku sekali lagi dan ia tak menjawabnya.

Please save her, God . Aku tak tahu apa yang akan aku lakukan bila harus kehilangan dirinya dengan cara seperti ini. "Sir," ucap Pierce yang menyadari kepanikanku.

"Stefan di The Regency. Pacu mobilmu secepat mungkin," ucapku.

Tanpa perlu menjawab perintahku ia memacu Audi ini melebihi rata-rata. Aku tak peduli bila nanti kami di tahan karena melanggar berlusin-lusin peraturan lalu lintas. Hermione adalah prioritas utamaku saat ini. Dasiku sudah kulepaskan sedari tadi karena aku merasa pasokan oksigen ke tubuhku perlahan menipis karena berita ini.

Aku berlari secepat yang kumampu ketika kami telah sampai di The Regency dan langkahku terhenti saat banyak sekali orang berkumpul di depan lift ini. "Apa yang terjadi?" tanyaku.

"Lift ini sedang tak berfungsi, Sir," ujar salah seorang pegawai maintenance hotel.

Aku tak percaya dengan apa yang di katakannya. "Stefan menyabotase lift disini, Sir. Fleming baru saja melapor padaku," ujarnya padaku.

SkyscraperTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang