Yuta terkekeh lantas bangikit dari duduknya, berjalan ke balakang lelaki itu menatap keluar jendela. "Hyejin pasti memiliki alasan Taeyong-ah.."
Taeyong menatapnya lekas-lekas. Memang benar, selama ini ia hanya memaksannya ini itu tanpa mendengarnya banyak berbicara. Kesempatan bertemu gadis itu pun sangat sedikit, mungkin memang ada alasan mengapa ia begitu bersikeras untuk pergi menjauh dari lelaki itu.
Ia yang mencintai Hyejin membuatnya gelap mata untuk menunggu saat yang tepat hingga bisa membawanya, dan ia dengan mudah sekali menunggu saat yang tepat untuk mendapatkan Hyejin. Dan mungkin sudah jalan tuhan untuk Hyejin dan dirinya saat Taeyong mendapat berita kalau gadisnya akan di jual.
"Walaupun kau benar-benar membuat kepalaku mengepul, kau memang sedikit cerdas."
Taeyong menepuk pundak kawannya itu. Lantas tersenyum kecil, mungkin benar kalau ia harus banyak berbicara dan membiasakan gadis itu dengan dirinya.
"Hei... kau mau kemana?" tanya Yuta saat Taeyong menyambar kembali kunci mobilnya. "Kau masih ada jam kerja 4 jam lagi."
"Sejak kapan pemilik perusahaan di atur oleh jam kerja?" Taeyong tertawa sarkastik. "Aku akan bertanya banyak hal dengan Hyejin."
Dan taeyong meninggalkan Yuta di ruangannya untuk bermain tab dengan free wifi.
.
.
.
Hyejin menggerakkan kakinya gelisah, apakah sekali lagi dia akan bersikap dingin dan dan menyulut-nyulut di hapan lelaki itu? Sungguh, ia sebenarnya tak pernah tega berkata hal kasar pada Lee Taeyong, rasa sayang membuatnya menangis diam-diam di dalam hatinya.
Sudah tiga jam ia duduk gelisah di ruang tengah, berpindah ke perpustakaan, berpindah lagi ke kamarnya, bagaimanapun juga hatinya tidak pernah bisa tenang karena rencana kaburnya yang sudah ia susun dengan rapi.
"Johnny-sii..." panggilnya pelan pada asisten rumah ini. Johnny menghampirinya di meja ruang santai, menatap lantai dan tak menghilangkan adab kesopanannya.
"Berapa jam lagi tuan presdir pulang?"
"Tiga jam lagi nona.."
Seuntai nafas keluar dari mulutnya. Lihalah Hyejin tetap merindukan lelaki itu, tatapan mata dan semua perbuatan Lee Taeyong pada dirinya membutnya candu. Namun, ia harus bsia bersikap sedikit bertantangan dengan hatinya, menjadi gadis yang bertindak seolah membenci lelaki itu. Berusaha membohongi hatinya sendiri agar bisa mudah melupakan lelaki itu dengan mudah nantinya.
Nihil, percuma. Tidak bisa.
"Baiklah, kau bisa kembali bekerja, Johnny-sii." Johnny emgnangguk kecil melangkah. "Ah ne.. Jangan terlalu formal padaku. Kita teman."
Membuat Johnny menoleh kambali dan tersenyum kecil. Memang bukan salah Lee taeyong yang mencintai gadis ini, berada di radius lima meter dari gadis itu pun ia bisa merasakan kehangatan, senyum manisnya yang mengembang juga terlihat menawan. Lee Taeyong memang memiliki perhitungan sendiri tentang seorang gadis.
"Merindukanku?"
Hyejin terlonjak. Sejak kapan lelaki ini sudah ada di belakangnya dengan jas hitam di lengannya? Sejak tadi kah? Atau memang lelaki ini hanya halusinasinya?
"kau.. bukankah tiga jam lagi?" ucapnya lirih.
Taeyongtersenyum kecil. "Aku terlalu merindukanmu..."
~~~TBC~~~
sorry for a lot of typo~
happy reading ^_^
please give a respond ^_^
YOU ARE READING
Be Your CEO
Teen FictionApa yang tidak bisa di dapatkan seorang Lee Taeyong, seorang CEO besar dari bayak perusahaan besar? Dia dengan mudah mendapatkan dirimu, cintamu, hatimu, dan bahkan hidupmu..