Be Your CEO (Ep.16)

1.8K 162 20
                                    


.

.

Dingin salju mulai menusuk tulangnya, kembali ia rapatkan jaket tebal miliknya, berusaha menghalangi angin yang lancang masuk menembus kulit tipisnya. Dan masih sedikit menggigil saat memasuki aparteman miliknya. Ia kembali tercenung sejenak, entah harus bahagia atau bagaimana perasaannya sekarang setelah mendengar keputusan dokter yang menangani dirinya.

Apartemen milik Doyoung ini memang sedikit menjengkelkan untuk pemanas ruangannya. Ia benar-benar menggigil sekarang.

Hyejin dengan cepat membuat segelas coklat panas dan kembali duduk di kursi dekat jendela yang langsung menghadap jalanan kota. Salju sedang besar-besarnya sekarang. Apa dia memakai mantel dengan baik? Apa dia membawa hotpack? Apa dia makan dengan baik? Apa dia memiliki banyak waktu untuk istirahat? Apa, di hatinya masih terselip nama Hyejin?

Sekali lagi untuk yang kesekian kalianya, gadis itu masih memikirkan tentang lelaki itu. Banyak kali ia sudah berusaha mensugesti dirinya sendiri untuk berhenti memikirkannya, yang nyatanya semakin menyakiti perasaannya sendiri.

Hyejin mengusap kasar air mata yang terras hangat mengalir di pipinya secara tiba-tiba. Ia kembali melayangkan pandangannya pada tas coklat miliknya yang terkapar di atas sofa yang berisi hasil laboraturuim, haruskah ia bahagia mendengar perkataan dokter kalau ia masih memiliki kesempatan kedua?

Hyejin menggeleng, apakah dengan kesepatan ke dua yang hanya enam puluh persen ia berrani kembali pada Lee Taeyong? Bodohnya, mungkin lelaki itu sudah menemukan penggantinya. Ia tak pernah berrani untuk memimpikan hidup dengan lelaki itu apalagi membayangkannya.

"Kau sangat patut untuk bahagia, Lee Taeyong.." ia berbisik pelan.

Tangannya menentuh perlahan bekas jahitan di perut bagian bawahnya yang masih belum sepenuhnya rata.

~~Flashback~~

Langkahnya terseret di antara koridor rumah sakit. Hyejin dengan tubuh pucat dan keringat dingin yang tak mau berhenti mengucur deras di dahinya, masih berusaha terlihat baik-baik saja saat mendaftarkan dirinya untuk bertemu dengan Jaehyun.

Setidaknya, Jaehyun adalah satu-satunya dokter yang ia kenal.

Perut bagian bawahnya begitu serasa diremas, dadanya terrasa sesak menahan sakit, ia tak bisa lagi untuk menangis. Ia meringkuk menekuk tubuhnya di sifa ruang tunggu Rumah Sakit lantai 12.

"Hyejin-sii.."

Dan ia mendongak. Lelaki itu di hadapannya sekarang. Dan seketika semuanya berputar, gelap.

.

.

.

.

"Kau bisa ulangi?" Suara itu samar-samar ia tangkap dengan pendengarannya. Ia masih menyentuh perlahan perut bagian bawahnya yang masih sangat rewel untuk berhenti menyekiti dirinya.

Ini di mana? Ia masih berusaha membuka kelopak matanya yang berat.

Bau alcohol, infus, antiseptic, berwarna putih. Ia di uang rawat inap sekarang, tidak salah lagi.

"Ya tuhan.." suara itu terdengar begitu putus asa. Ia menenali suara itu, seorang Jung Jaehyun.

"...Yunoh.." gumamnya kecil dan dengan cepat lelaki berrambut hitam lebat itu menuju dirinya. Mengecek jumlah pemasukan infus, tekanan darah dan lain-lain bahkan tidak bertanya bagaimana keadaannya, dia dokter cap apa sebenarnya?

".... Kau baik-baik saja Hyejin-sii?"

Hyejin masih memejamkan matanya yang terrasa berat dan meremas kecil perut bagian bawahnya. "Kalau aku baik-baiks aja kenapa aku di kamar ini tuan Jung?"

Benar, Jaehyun memang terkadang sedikit terlambar berikir kalau panik, kekasih sahabatnya ini benar-benar terlihat banyak tekanan. Ia memijat pelan pelipisnya.

"Kau istirahat saja dulu, akan aku tambahkan dosis anti sakitnya."

Anti sakit? Sakit di perutnya kah? Ini sakit apa sebenarnya? Dan ia kembali tidur setelah Jaehyun menyuntikkan sesuatu di selang infusnya.

.

.

Sudah dua hari ia mendekam di sini tanpa ada penjelasan dari Jaehyun, Hyejin cukup yakin ia tidak sedang terkena scizofernia atau pemecahan syaraf sehingga harus mendapat perawatan dari profesor ahli syaraf seperti Jaehyun.

"Yunoh-ah.."—Hyejin lebih suka memanggilnya dengan Yunoh— Hyejin benar-benar ingin tahu jawabannya sekarang.

Jaehyun yang sedang sibuk dengan berkas rumah sakit cukup terkejut melihat Hyejin berjalan sendiri ke ruangannya dengan membawa tiang infusnya sendiri. "Yaa! Mwohaneungoya? Harusnya diam di tempat tidurmu.."

"Aku ingin tahu jawabannya! Kau selalu mengalihkan perhatian dan mencari alasan saat aku bertanya. Aku ini sakit apa?" Hyejin berkata dengan satu tarikan nafas, membuat Jaehyun tercenung sejenak, mungkin memang ia harus memberi tahu Hyejin, sekarang.

Satu hembusan nafas kasar dari lelaki itu seiringan dengan Hyejin yang ia persilahkan duduk di kursi konsultasi dokter.

Hyejin masih berharap kalau ini hanya harena dirinya telat makan.

"Sudah berapa lama kau merasakan sakit di area perut bawahmu?" Pertanyaan pembuka dari lelaki itu mengejutkan Hyejin, ia benar-benar seperti pasien berpenyakit sungguhan sekarang.

"Sejak.." Hyejin menatap Temannya sejak sekolah dasar itu. "Dua Bulan Lalu.."

Raut lelaki itu terlihat serius. "...Katakan intensitas waktu sakitnya."

"Tergantung, kalau aku lelah kadang bisa sampai membuat ku berkeringat dingin dan seluruh badanku tak bisa bergerak menahan sakit. Biasanya hanya benerapa menit pada awalnya, dan minggu-minggu ini sakitnya selalu datang tiba-tiba, dan lama"

Jaehyun semakin menghembuskan nafasnya secara kasar. "Kenapa baru datang ke rumah sakit sekarang nona Choi? Apa ada yang aneh dari dirimu belakangan ini?"

Hyejin ragu menajwab. "emm itu.."

"katakan semuanya saja, aku doktermu sekarang.. "

"Mestruasiku tidak lancar dua bulan ini, keputihanku rasanya menyeramkan, aku pernah sekali pendarahan, mungkin karena aku kelelahan..." suaranya mengecil emnghilang di telan bunyi detak jam dan nafas kasar keduanya.

Jaehyun menggeleng frustasi. "Ya tuhan.. harusnya kau sudah memeriksakan ini jauh-jauh hari nona Choi...."

Hyejin tahu ada yang salah di sini, penyakit maag biasa tidak akan membuat seorang Profesor syaraf terlihat setress begini. Hyejin mulai tergugu, apa ada yang salah terhadap dirinya?

"Jadi.. katakan. Aku terkena penyakit apa Yunoh-sii?"

Jaehyun menatapnya nanar, ada banyak keraguan terpampang jelas di wakah lelaki itu. "Kau terkena infeksi virus Human Papilloma..."

Hyejin mengerutkan keningnya mendengar nama asing itu. Menatap Jaehyun dengan mata memicing dan dahi berkerut menantikan penjelasan.

"Kau terkena Kista..."

~~~~TBC~~~~


Jadi, hyejin dulu kena penyekit kista yang ganas gaish.. 

buat perempuan. kenali gejalanya ya ^_^
baik yg sudah menikah maupun belum menikah ^_^
kista berbahaya loh buat wanita.. 
Kenali gejala, dan jangan lupa pemeriksaan teratur 6 bulan sekali ^_^


Keep support this ff yaa ^_^
hope you like this story, give me some support.. 

like comment and share ^_^

THANK YOUUU ~~~ ^_^

Be Your CEOWhere stories live. Discover now