Chapter 7: Lost (Part 2)

549 22 22
                                    

Note: Di multimedia ada video, 'kan? Nah, itu lyric video-nya lagu Linkin Park - Iridescent. Bukanya jangan sekarang, buka waktu bagian ada lirik lagunya yaa (lirik awalnya: You were standing in the wake of devastation). Nanti akan ditulis "[Play]", buka saat itu ya. Terserah lyric videonya mau ditonton/nggak (lagipula nggak ada apa-apa di videonya, cuma lirik doang kok), author cuma tambahin supaya kalian para readers bisa tau gimana lagunya. Tapi author saranin sambil baca sambil dengar lagunya aja, supaya pas :)

Oke, enjoy the chapter 7 (and the song).

Dan seperti yang sudah dikatakan di akhir chapter 7 part 1, ini langsung ke Furth Jackie :)

***

Pemandangan mengerikan segera tertangkap oleh kedua bola mataku. Mayat bertumpuk di sekelilingku. Darah berceceran di lantai—namun tidak sampai membentuk genangan. Tapi tetap saja, ini mengerikan bagiku.

Di depanku, berdirilah orang yang sedang kucari-cari. Musuhku. Bukan hanya musuhku, bahkan musuh Kerajaan Emerald. Atau tepatnya, lawan. Wanita bermata putih bagaikan permata ini. Wanita berambut pirang yang benar-benar cerah yang dijambul. Wanita bermahkota putih yang penuh dengan batu permata terkeras dan terlangka di dunia; berlian. Wanita dengan gaun perak dan senyum licik di wajah putih pucatnya.

‘Bagaimana? Belum puas membunuh?’ tanya wanita itu. Ratu Kerajaan Diamond. White Diamond Queen. Orang terkutuk di kerajaanku.

Tunggu.

Apa yang dikatakannya tadi?

“Belum puas membunuh”?

Aku menatap wanita di hadapanku dengan pandangan syok.

‘Maksudmu... Aku yang membunuh mereka semua?’

Masih dengan tersenyum licik, wanita ini mengangguk puas.

‘Pastinya. Itulah kutukanmu, Justin Franelicus. Masih mau mengabdi pada seseorang yang bahkan mengutukmu?’

Aku tertegun mendengar perkataannya.

Tidak, tidak. Ini tidak mungkin. Ini bukan kutukan. Emma tidak setega itu padaku. Aku sudah berjanji padanya dan aku tidak bisa mengingkarinya. Dia bahkan meminjamkan kekuatannya padaku. Ia tidak mungkin mengkhianatiku. Dan aku juga tidak akan mengkhianatinya.

‘Kutukan ini adalah tanggungan. Dan aku sudah memilih jalan dengan tanggungan berat ini. Lagipula, musuh selalu mencoba memudarkan keyakinan lawannya untuk menghindari terlukanya dirinya.’ ucapku dingin—tidak, tepatnya ketakutan. Ya, aku takut. Sangat takut. Aku bahkan sudah mulai mengacungkan pedang Red Fireflight Glow Sword-ku. Aku tahu jarak kami sangat jauh, tapi aku tetap mengacungkan pedang. Memang, jelas sekali bahwa aku ketakutan. Tapi, aku mempunyai satu kemampuan; aku tetap siap siaga walaupun aku sedang ketakutan. Mungkin ini juga pemberian Emma.

Kulihat White Diamond Queen itu mulai menyeringai.

‘Kalau begitu, jalanilah sekali lagi kutukan atau tanggungan beratmu itu. Aku tidak menghindari terlukanya diriku, aku memang mau menyadarkanmu. Aku rela mati jika itu untuk menyadarkanmu. Lagipula, aku tak pernah mati.’ ucapnya seraya menyiapkan sesuatu di tangannya. Oh, tidak. Serpihan-serpihan beracun batu berlian.

Setelah membuat benda itu cukup banyak, ia mengarahkan tangan kanannya ke arahku untuk melemparkan serpihan-serpihan berkilau tersebut padaku. Aku terkejut. Dengan segera aku menurunkan pedangku, melepas tangan kiriku dari genggaman di pedang bersayap ini, dan merentangkan tangan kiriku ke depan seolah menyuruhnya berhenti. Tapi, bukan itu tujuanku melakukan itu. Aku sudah terpikirkan satu elemen untuk melawannya. Gravitasi. Dengan mengendalikan gravitasi, aku membuat serpihan-serpihan kristal berlian itu justru terbang balik menyerang White Diamond Queen. Tapi, ia terlihat seperti dengan mudahnya menghindarinya. Namun, itu tidak berlangsung lama. Serpihan terakhir berhasil menggores pipi kiri White Diamond Queen, dan itu menyebabkan tertinggalnya jejak darah peraknya di serpihan tersebut. White Diamond Queen terkejut melihat ini, lalu ia menatapku garang. Aku membalas tatapan garangnya dengan tatapan buas.

7 Emeralds: The Legends [CANCELLED]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang