Chapter 6: The Ruby-Keepers

617 13 3
                                    

Tiga hari telah berlalu di rumah Arthur, dan keadaan Jackie, Ronald, dan Leonardo sudah mulai membaik. Sedangkan lokasi Freddie, Rey, dan Ga'ar masih belum diketahui. Anehnya, akhir-akhir ini Jackie sama sekali tidak mendapat Furth. Ia memang tidak begitu penasaran lagi karena sudah diberitahu oleh Rein, tapi bukankah Furth datang ketika tidak dibutuhkan? Ah, sudahlah, itu tidak begitu penting.

Di hari ketiga, Arthur diam sekali. Ia terlihat seperti khawatir, namun juga takut. Ketika ditanya mengapa, Arthur tidak mau menjawabnya. Mereka berlima memang merasa aneh, tapi tidak ada yang bisa mereka lakukan.

Walau tanpa ada yang menyadari, Rein juga bersikap sedikit aneh.

Di hari keempat, Arthur kembali lagi menjadi dirinya yang biasa. Ceria dan ramah. Tetapi, ia sedikit batuk dan suaranya serak.

“Hei, semuanya! Pagi yang cerah, ya!” sapa Arthur pagi itu seraya melambaikan tangan kirinya ke arah Jackie, George, dan Leonardo (yang baru saja sembuh) yang bangun lebih dulu dari Ronald dan Rein.

“Eh, Arthur, ada apa dengan suaramu? Kenapa serak sekali?” tanya George.

“Oh, ini,” tawa Arthur, “Hanya sedikit batuk, kok. Tidak begitu bermasalah.”

Arthur meletakkan tiga piring dengan roti panggang di atasnya ke atas meja makan. Jackie, yang masih sedikit demam, segera duduk di satu kursi. Begitu juga yang dilakukan George dan Leonardo. Arthur meletakkan tiga piring roti panggang lagi ke atas meja. “Ronald dan Rein masih tidur, ya?” tanyanya.

“Oh, mereka sudah bangun. Hanya saja belum bersiap-siap.”

Lalu tiba-tiba Ronald muncul di belakang mereka seraya menguap, disusul dengan Rein yang berjalan pelan di belakang Ronald.

“Ah, kalian berdua! Sini, duduklah dan nikmati sarapannya!” sapa Arthur ramah seraya tersenyum dan menaruh beberapa botol selai ke atas meja makan.

“Baiklah, terima kasih,” ucap Ronald seraya duduk. Rein mengucek matanya sebentar, lalu menatap Arthur. Tiba-tiba ia melompat mundur dan terjatuh. Leonardo dan Jackie (untuk alasan tertentu, Jackie sendiri bertanya-tanya mengapa ia berniat menolong Rein) langsung berdiri dan menghampiri Rein.

“R-Rein, kamu kenapa?!” tanya Ronald panik.

Rein masih menatap Arthur. Ia menggumamkan beberapa kata dengan suara yang kecil dan terdengar ketakutan. Tapi kata-kata yang bisa didengar Jackie hanyalah ‘tidak’ dan ‘Dan’. Ia tidak mengerti kenapa sampai nama Dan juga disebut Rein.

Sebelum Jackie dan Leonardo sempat menghampiri Rein dan membantunya berdiri, Rein langsung berdiri dan berlari ke kamarnya, lalu mengunci pintu. Jackie, Leonardo, dan Ronald mengejar Rein, namun terlambat. Pintu kamar Rein telah dikunci.

“Rein! Kamu ini kenapa? Kenapa terlihat ketakutan, lalu melarikan diri?” teriak Leonardo.

“P-Pergi! Kalian semua c-cepat pergi!” bentak Rein dengan suara gemetar. Jelas ada yang aneh dengan dirinya.

Tapi Ronald menepuk bahu Leonardo dan berkata, “Sudahlah, Leonardo. Dia butuh waktu untuk sendiri.” Ronald berjalan kembali ke ruang makan, disusul oleh Leonardo. Jackie menatap pintu kamar Rein selama beberapa saat.

“Einstolf, apa ada yang aneh dengan Arthur? Dan kenapa kau menyebut nama Dan?” tanya Jackie.

“K-Kau tak akan percaya padaku! F-Furth yang kuberitahu saja kau tidak percaya!” sahut Rein dengan suara yang sama. Jackie terkejut. Ya, sebenarnya... Ia memang sempat meragukannya. Eh, tunggu dulu, Rein bilang ‘Furth’? tanya Jackie dalam hati.

“S-Siapa bilang?” tanya Jackie lagi.

“Pikiranmu! Kau tidak setuju?”

Eh? Pikiran? Sekarang Jackie curiga bahwa mungkin Rein bisa membaca pikiran. Tapi akhirnya Jackie memutuskan untuk kembali ke ruang makan, karena perutnya juga sudah melolong minta diisi makanan.

7 Emeralds: The Legends [CANCELLED]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang