"Gue Kenji..."
Rezi bisa melepaskan pegangan dari Rian dan Chidir. Hingga...
'Bughh!'
Satu pukulan berhasil Rezi layangkan. Hingga Kenji terjengkang kebelakang.
"Bangs*t lo!!" Teriak Axel yang juga ikut memukul Kenji bertubi-tubi.
Rian dan Chidir berusaha memisahkan pertengkaran itu, dan butuh waktu lama untuk bisa melerainya.
"Udah!!" Lerai Rian.
~~~~~~
Sofia sedang duduk diluar hotel sedang memandangi pantai yang indah saat sore hari.
Hingga ia menemukan sosok pria yang sedang memengangi wajahnya yang nampak lebam.
"Itu bukannya orang yang tadi ya?" Tanyanya sendiri.
"Eh, eh tunggu!" Teriak Sofia dari kejauhan.
"Lo bukannya orang yang tadi ya?" Tanyanya sambil menerawang wajah pria yang menolong Safa tadi.
"Iya, emangnya kenapa?" Tanya Kenji balik.
"Lo kenapa? Ko muka lo bonyok begitu??"
"Tadi gue abis digebukin sama temen lo!" Ucapnya dingin.
"What?!" Pekik Sofia.
Kenji hanya menatap Sofia datar dan meringis kesakitan.
"Yaudah kalo gitu lo ke hotel gue dulu ya, kita obatan dulu luka lo "
Kenji hanya mengangguk, toh juga cuma ingin diobati. Bukannya untuk macam-macam.
~~~~~~~
"Saf, lo tolong obatin--" ucapan Sofia terpotong, karena ia lupa belum berkenalan dengan pria yang ia bawa kehotel ini.
"Kenji..." jawabnya seakan tau pertanyaan yang ada didalam kepala Sofia.
"Oh, eh gue Sofia, dan yang lo tolongin tadi namanya Safa."
"Safa," sapa Safa.
"Kenji," ucapnya datar.
"Muka lo kenapa?" Tanya Safa bangkit dari duduknya.
"Tadi itu dia pukulin sama Axel dan Rezi "
"Ko lo tau Sof?" Tanya Kania baru keluar dari kamar mandi. Ia dapat mendengar perbincangan diluar. Kupingnya itu dapat dijuluki (kuping gajah).
"Tadi dia cerita sama gue hehe," kekehnya.
"Yaudah sini lo duduk dulu. Gue mau ambil kotak p3k dulu," Safa menuju ke dapur untuk mengambil kotak p3k itu.
P3k sudah ditangan Safa dan ia sudah duduk berhadapan dengan Kenji, Safa memulai mengobati Kenji dengan perlahan.
"Aw,, akhh.." ringis Kenji memegang Wajah tampannya.
"Sorry, sakitt ya?" Tanya Safa.
Jarak mereka begitu dekat, hingga deru napas Kenji bisa dirasakan oleh Safa. Semburat merah sudah menerpa pipi chubby Safa.
Safa mengigit bibir bawah nya, itu kebiasaan Safa ketika ia sedang gugup atau menahan isakan tangisnya.
Kenji menatap bibir Safa yang sengaja Safa gigit, ingin sekali Kenji gigit sekarang juga. Sama saja Safa mengundang hawa nafsu.
"Jangan gigit tuh bibirnya," tutur Kenji yang membuat Safa memundurkan badannya. Dan mencoba mengatur napasnya.
"Eh.. i.iya," jawabnya gugup, lagi lagi mengigit bibir bawahnya.