Chapter 1

65 4 0
                                    

Sorak sorai gembira terdengar dimana - mana. Suara teriakan histeris penonton basket SMAN 41 Jakarta mengeras saat tim basketnya memenangkan piala.
Laki - laki dengan keringat disekujur tubuhnya itu menghampiri Alexa yang tengah duduk di pinggir lapangan bersama teman - temannya.

"Hay sayang." sapa laki - laki itu. Dia adalah Vero pacar dari Alexa sekaligus leader  tim basket.

"Congrast ya." jawab Alexa mengulurkan tangannya dan memberikan minuman dingin untuk pacarnya itu.

"Makasih ya, ada kamu di sini aku jadi semangat maennya."

"Bisa aja kamu." senyum Alexa terukir manis.

"Aku ke belakang dulu ya, ganti baju sama bersihin badan. Nanti kita jalan. Oke?." ajak Vero.

Alexa hanya mengangguk tanda iya.

______________

Jam 9 malam, Alexa belum juga pulang ke rumah. Vero mengajaknya ke club dan bermain billiard di sana.

Alunan musik dj itu langsung terdengar saat Alexa memasuki tempat clubnya itu.

"Yang duduk di sana yu." pinta Vero.

Alexa mengangguk. Lalu, Vero memesan 2 botol wine.

"Mending kita minum dulu biar ga cape." Ucap Vero seraya menumpahkan isi dari botol itu ke gelas yang hanya sebesar tutup minuman yang ada saat di hari raya.

Selesai meneguk 1 botol vodka mereka berjalan menuju vodium atas dan berjoget.

Pikiran mereka sudah berantakan, akal sehat pun tidak mampu di gunakan. Mereka berjalan menuju lantai atas tempat di mana sesuatu hal bisa terjadi.

Vero melemparkan tubuh Alexa ke kasur yang ada di dalam kamar tersebut. Tanpa diaba - aba mulut seksi Vero mencium bibir mungil milik Alexa. Ini bukan pertama kalinya mereka melakukan hal seperti ini, mereka sudah beberapa kali ciuman.
Bibir Vero kini berada di leher Alexa yang tengah mabuk minuman.
Saat Vero akan mencium belakang telinganya handphone milik Vero berbunyi bertanda panggilan masuk.
Layar hp itu menunjukan bahwa kakak Vero menelponnya.

"Shit! Ganggu aja ni orang." Vero kesal
"Halo? Ada apa? Ganggu aja lo!!." Vero to the point.

"Lu dimana? Udah malem ini bego!!."

"Bukan urusan lo!!."

Vero mematikan panggilan secara sepihak.

"Yang mending kamu pulang deh, nanti dimarahin mamah kamu lagi." Alexa dengan senyum miring.

"Ga ah, males juga aku diem di rumah." tolak Vero.

"Yang, nanti kamu dimarahin sama papah kamu. Aku ga mau kamu dipukulin lagi kek kemaren."

"Yaudah aku pulang ya, yuu aku anter kamu pulang."

Alexa mengangguk bertanda setuju.

Jakarta jam 11 makin ramai. Mobil dengan kecepatan normal itupun membelah lalu lintas di Jakarta.
Walaupun mereka sudah meminum alkohol tapi Vero masih bisa setengah sadar, karena dikuat dan tahan akan kerasnya alkohol.

Saat di rumah Alexa, Vero langsung pulang dan berpamitan dengan kekasihnya itu.

Alexa membuka pintu dan dia melihat kakaknya Clarissa sedang duduk di ruang tv.

"Ini jam berapa Alexa? Dan lo baru pulang? Mau jadi apa lo?." bentak Clarissa sambil mendorong bahu adiknya.

"Bukan urusan lo, lo urusin aja tuh tugas kuliah lo. Lo urusin aja idup lo. Idup lo juga belom tentu bersihkan?. Kita masing - masing aja ya." Jawab Alexa santai.

"Sampai kapan lo bakal gini Alexa!!!." perkataan dan tamparan itu mendarat di pipi Alexa. Kini tanda tangan kakaknya tercetak di pipi chubby itu.
"Sampai kapan lo kayak gini terus Alexa!? Gue sayang sama lo Alexa. Lo adik gue, udah kewajiban gue buat ngurusin lo. Jadi please berubah jadi Alexa yang dulu. Alexa yang takut keluar malem, Alexa yang suka nangis kalo lagi putus sama pacar udah itu curhat ke gue. Gue kangen lo yang dulu Alexa." Ucap Clarissa menangis di hadapan Alexa.

"Waktu udah beda ka, dan situasinya juga udah beda. It me Alexa, lo gasuka? Bodo amat!! Karena gue lahir bukan buat lo terkesan." Alexa meninggalkan kakaknya yang sedang menangis itu.

"Gue kangen lo yang dulu dek, gue kangen Alexa yang penurut. Gue kangen Alexa yang ramah dan gue kangen Alexa yang manja. Gue kangen itu semua. Please comeback."  Batin Clarissa.

Di sisi lain Alexa yang kini berada di kamarnya sedang menahan tangisan yang sedari tadi ia tahan.
Dia melihat boneka tedybear yang dulu ia perebutkan dengan kakaknya itu. Saat itu Alexa berumur 4 tahun dan tengah asik bermain di kamarnya.

Flashback on.

"Alexa, pinjem bonekanya dong." pinta Clarissa

"Gamau, ini punya eca. Kak Chaca minta aja sama papah." Jawab Alexa cadel.

"Kamu pelit banget, aku pinjem sebentar masa ga boleh sih. Yaudah aku mau beli yang baru, kamu gaakan aku kasih pinjem."

"Biarin aja, Eca punya banyak boneka wlee."

"Alexa aku pinjem bonekanya." bentak Clarissa memaksa.

"Gamau."

"Alexa pinjem."

"Gamau."

Ditengah kebisingan itu datanglah laki - laki berdasi menghampiri kedua gadis kecil itu.

"Ada apa sih ini, putri - putri Ayah kenapa lagi?."

"Nih, Alexa ga mau pinjemin Chaca bonekanya yah."

"Yaudah, Chaca beli boneka baru yah."

"Yey, Ayah janji ya."

"Iyaaa."

Clarissa pun memeluk Ayahnya erat.
Sementara Alexa hanya bermain dengan bonekanya itu.

Flashback off.

Alexa menghapus airmatanya itu saat handphonenya berbunyi.

"Haloo?."

"Alexa, lo di mana?." suara bariton memecahkan keheningan malam.

"Di rumahlah, dimana lagi coba."

"Boong lo, tadi kakak lo telpon gue nanyain lo katanya lo belom pulang dari pagi sekolah."

"Iyaa, sekarang gue udah di rumah. Puas?."

"Syukur deh kalo lo udah di rumah. Gue lega."

Alexa mematikan panggilan. Dia sangat risih dengan keberadaan Alvin di dalam kehidupannya. Alvin adalah guru private-nya Alexa, walaupun begitu Alexa tidak pernah belajar bersama dengan Alvin.

___________

Jangan lupa vote and comment ya guys📣.
Makasih buat yang stay read haha😻.
Maaf kalo ada kesalahan, maklum masih newbie💯.
Terima kritik dan saran

My Private Teacher.Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang