Chapter 6

32 2 0
                                    

Alvin mengejar Alexa yang tengah menangis di pinggir jalan tanpa menggunakan sepatu highheelsnya lagi.

Alvin menyalakan motor ninjanya dan melaju cepat menghampiri Alexa.

"Alexa, buruan naek."

"Pergi lo!!"

"Alexa cepetan naek buruan."

Dengan terpaksa Alexa menaiki kuda besi itu.
Motor Alvin membelah jalanan Jakarta yang diguyur hujan deras.

Alvin dan Alexa berhenti di sebuah rumah tua dekat sungai.

"Kok berenti di sini. Lo mau ngapain?" tanya Alexa.

"Ngga kok, masuk yu."

Rumah tua itu terlihat kusam di luar tetapi saat masuk ke dalam isinya bak basecamp. Ada sofa panjang, meja, kursi, juga ada alat - alat yang lainnya.

"Ini tuh tempat kalo gue lagi pengen sendiri, gapernah ada orang yang gue ajak buat ke sini lo orang pertama. Di sini lo bebas ekspresiin emosi lo. Lo mau marah teriak silahkan gaakan ada orang yang denger." ucap Alvin.

Alexa tak mendengarkan karena dipikirannya kini hanyalah kejadian 30 menit yang lalu. Dimana sahabatnya tega mengkhianatinya.

"Udah Xa, jangan terus dipikirin masalah yang tadi." kata Alvin mendekati Alexa.

"Ada aja ya orang goblok kayak mereka. Gue kira mereka sahabat yang baik tapi ternyata tai." Ketus Alexa.

"Mungkin ini cara Tuhan buat ngejauhin lo dari mereka Xa." Kata Alvin.

"Ahh taii, gue benci mereka ahhhh." Ucap Alexa frustasi sampai - sampai makeupnya tidak terlihat.

"Lo boleh mukul gue sekeras - kerasnya. Kalo itu buat emosi lo reda." Ucap Alvin mendekatkan duduknya dengan Alexa.

Tanpa lama - lama Alexa memukul Alvin dengan keras. Dulu, Alexa murid yang sangat jago bela diri Taekwondo sampai - sampai sudah banyak piala bela diri di rumahnya.

Sudah merasa cape memukul Alvin akhirnya Alexa terkapar tidur di sofa.

"Udah enakan?" tanya Alvin.

"Makasih lo mau ngorbanin body lo buat gue jadiin samsak."

"Kalo lo ada apa - apa lo ke sini aja, gausah lagi lo maen ke club oke."

Alexa tidak menghiraukan perkataan Alvin yang terakhir.

"Gue niat pengen baikan, sampe gue berjuang belajar jadi cewe sopan, anggun. Tapi apa yang mereka lakuin sama gue Vin. Mereka khianatin gue. Dunia emang gaadil sama gue. Udah gaada lagi yang peduli lagi sama gue. Di dunia ini gue bagaikan mainan yang dimainin terus dibuang." Ucap Alexa menangis.

"Lo bukan mainan Xa, gue yakin diluar sana masih banyak orang yang sayang sama lo."

Alvin memberanikan diri untuk merangkul Alexa agar dia sedikit lebih tenang.

_______________

Jam 7 lebih 5 menit Alexa baru saja sampai ke sekolah. Penampilan yang absurd adalah ciri khasnya.

Saat akan memasuki kelas, di lorong dekat toilet ada segerombolan Geng Rachel.

"Kasian ya, ketua geng di cepuin temen sendiri. Sakitnya di mana gengs." Ucap Rachel

"Di siini." Kata temannya serempak

Alexa tidak memerdulikan ucapan Rachel dan gengnya itu.

Dia berjalan menuju kelasnya. Di kelas sudah ramai. Siswa yang lain melihat Alexa dengan tatapan takut. Alexa yang merasa risih mencetus kesal.

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Mar 06, 2017 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

My Private Teacher.Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang