BAGIAN SEBELAS: PENGECUT

7.2K 789 65
                                    

INI PERMASALAHAN hati.

Ah, seandainya saja Raja Kyuhyun mengerti, bahwa kedua puteranya juga memiliki kehidupan, dan berhak memilih untuk siapa ia akan mengabdi. Sayangnya, Raja Kyuhyun sudah lama menjadi tuli, mengharuskan kedua puteranya berjuang sendiri demi cinta yang pantas mereka dapatkan.

Baekhyun mendadak merasa menggigil. Kegugupan melandanya sejak lima belas menit yang lalu, dan ia masih belum mengetuk pintu jati dihadapannya. Ia hanya terlalu pesimis sang penghuni kamar ini akan menolaknya, mengingat sikap kasarnya selama ini. Ah, Baekhyun menyesal akan sikapnya yang terlalu semena-mena. Jika saja dulu ia tak seperti itu, mungkin saja... Mungkin saja ia sudah tertawa bersama Chanyeol sekarang.

"Uh," ringis Baekhyun pelan.

Jantungnya berdentam amat kencang. Ia harus menyelesaikan urusannya segera. Benar kata Sooji, dia harus memperjuangkan cintanya sebelum semuanya terlambat dan dia menyesal lagi seperti sekarang.

"Hhhh~ baiklah~"

Baekhyun mulai mengetuk pintu itu. Sembari hatinya berdoa supaya Chanyeol dapat membuka pintu dengan wajah ramah menyambutnya. Atau, wajah mengejeknya yang biasa juga tidak apa-apa. Baekhyun sudah lega, dengan begitu berarti Chanyeol tak lagi marah padanya.

Meski hal itu mustahil.

Sekitar sepuluh ketukan, namun tak ada sahutan sama sekali. Apa Chanyeol benar-benar marah? Kenapa Baekhyun seolah beban meringan? Bila Chanyeol marah, bukankah itu berarti... Chanyeol pun menyukainya? Ya, kan? Duh, Baekhyun ingin melompat.

Tetapi... tidak menyahut dan membukakan pintu, bukankah keterlaluan?

Bahu Baekhyun merosot ke bawah, seiring tarikan tangannya menjauhi pintu. Keningnya mengerut. "Dia benar-benar marah?" menggeleng. "Tidak, berpikirlah positif. Mungkin saja Chanyeol sudah tidur, kan? Ayo, Baekhyun semangat! Hei, a-airmata, kenapa malah keluar?!"

Astaga, Baekhyun menangis.

Tubuh Baekhyun merosot lunglai ke lantai. Hal apapun yang berkenaan dengan Chanyeol, kini ia sadari merupakan kelemahannya. Padahal dulu, Baekhyun tak peduli bila ia meninggalkan seseorang dan mengganti teman kencannya dengan yang lebih cantik. Padahal dulu, Baekhyun tak memikirkan apapun selain kesenangan jasmaninya. Padahal dulu, Baekhyun bahkan terlalu angkuh untuk disentuh. Padahal dulu, Baekhyun tak percaya akan cinta, dan membenci semua orang yang tak sederajat dengannya...

Tapi, kini, semuanya dimusnahkan oleh pemuda itu. Pemuda tinggi yang mengisi relung hatinya secara perlahan, hingga ia tak bisa lepas darinya. Baekhyun mulai menjadi pribadi yang lebih mengerti dan melembut ketika bersama Chanyeol. Baekhyun mulai belajar mengenai cinta, dan mulai peduli bahwa tak selamanya bangsawan dan rakyat biasa bermusuhan...

"Aku mencintaimu, Yeol..."

Sangat...

"Baekhyun?"

Jantung Baekhyun berdentam keras.

"Kau... kenapa disini?"

S-Suara ini...

Kepala Baekhyun terangkat cepat. Matanya membulat, dan memperlihatkan kelegaan luar biasa. Ia sadar, kedua sudut bibirnya refleks melukis senyum. Maka, ia berdiri dengan harapan lebih tinggi.

"C-Chanyeol, akhirnya..."

Baekhyun merasa ada yang berbeda dari Chanyeol, saat tatapan itu mengarah padanya. Tatapan menyakitkan yang pernah ia terima. Tatapan dingin dan marah dari seorang Kim Chanyeol. Ia mundur selangkah tanpa sadar.

My Arrogant Prince (ChanBaek)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang