Kleptomania part 2

1.3K 76 0
                                    

"Udahh dong tess jangan nangis gitu, kita cari sama sama ya" kintan masih berusaha menenangkan tessa yang sedari tadi sedih karena hilangnya handphone mala.

"Gimana gue gak panik, habdphonenya mala ilang loh, dan itu handphone versi terbaru, mana mungkin gue sanggup ganti" tessa berucap sambil meneteskan air mata.

Mala yang handphone hilang sudah menangis sejak tadi. Dia menangis sambil berusaha mencari handphone-nya. Teman kintan yang lain ikut membantu mala.

"Gue miss call ya nomor lo, coba kita denger suaranya ada dimana, mungkin tessa cuma lupa aja kali, sabar ya mala" kintan berusaha membantu menenangkan mala.

Kintan mengetik beberapa digit nomor di handphobe-nya. Lalu mereka mulai mendengarkan dering nada ringtone bersama- sama.

"Nomor yang anda tuju sedang tidak aktif atau berada diluar jangkauan" 

suara disebrang membuat mala makin menangis sedih. "Yahh handphone-nya dimatiin sama yang nyuri" ucap faudi yang merupakan ketua kelas ipa 2.

Kintan memutar otak, dia memperhatikan satu per-satu wajah teman sekelasnya, mencoba menebak siapa yang tega melakukan hal ini pada mala.

Faudi mendekati kintan dan berkata "tan, kira-kira siapa ya pencurinya? Kita harus nemuin pelakunya sebelum pulang sekolah, kasian mala kalo sampe dia pulang tanpa handphone-nya itu, bisa-bisa nyokap-nya marah-marah".

"Iya ya di, tapi kira-kira siapa ya pencuri nya? Orang di kelas ini bukan ya?" Kintan bertanya-tanya. "Yaiyalah, kan daritadi gaada siswa kelas lain masuk kesini, kalo bukan orang yang ada di kelas ini siapa lagi coba?" Jawab faudi.

"Iya juga ya..." kintan berkata sambil memperhatikan raut wajah devin tajam. Devin adalah anak laki-laki satu-satunya yang tidak panik saat yang lain panik.

" mungkin gak ya dia pelakunya?, tapi gimana buktiinnya?"  Ucap kintan dalam hati. Tak terasa ternyata devin menyadari bahwa kintan memperhatikannya.

"Woy! Ngelamun aja lo.., kenapa ngeliatinnya gitu? Jangan-jangan lo mikir gue pelakunya ya?" Kata devin sengit. "Eh jangan asal ngomong deh, enggak kok gue gak bilang gitu ya.." ucap kintan kaget.

"Jangan gitu dong lo, gue mana mungkin nyuri barang temen sendiri, lagian kalo gue mau, handphone kayak gitu aja mah bisa minta sama nyokap gue" kata devin memastikan bukan dia pelakunya.

Kintan jadi tak enak karena sudah mengira devin lah pelakunya. Tiba-tiba...,

"Tann sinii...." tessa menarik tangan kintan. "Aduhh apasih tess.. sabar dong, mau kemana sihh??" Kintan heran.

Tessa menarik kintan sampai mereka berada tepat dibelakang tempat duduk kiki. Lalu tessa memberi isyarat pada kintan untuk mendengarkan suara getaran handphone mala. Tessa mencoba menghubungi kembali nomor mala dan terdengar getaran khas suara handphone dari bawah sepatu kiki.

Mereka saling menatap. Kintan memastikan lagi suara getaran dibawah sepatu kiki. Dia mulai berpikir. Mana mungkin benda kecil itu kiki yang mengambilnya? Dia mengenal kiki sebagai sosok teman yang baik, sangat baik.

Hujan mulai turun diluar kelas....

"Eh hujan yaa..? Gue mau ke kamar mandi ahh.." seketika kiki bangkit dari tempat duduknya dan berlari keluar. Faudi mengikutinya dari belakang. Rupanya ia juga mencurigai kiki.

Tak lama, faudi kembali ke dalam kelas. Dia menuju kintan yang masih belum percaya jika kiki yang mengambilnya. "Tan  gue sekarang yakin, kiki pelakunya!" Kata faudi tegas.

dia dan kintan berbicara pelan agar teman yang lain tidak langsung men-judge kiki. Ditengah perbincangan mereka, kiki kembali ke kelas. Gerak geriknya aneh, nampak seperti sedang menutupi sesuatu, mungkin menutupi perasaan takut.

Kintan maju ke depan kelas lalu berkata "hmm sorry ya teman-teman, gue cuma mau ngasih pendapat, gue yakin pelakunya adalah orang di kelas ini, jadi gue mohon dengan sangat, siapapun dia, tolong ngaku aja, kasian mala dan tessa yang panik. Kalaupun kalian malu, ngaku disini, ngaku sama gue aja, gue janji gaakan bilang siapa-siapa, pliss ya.. kita gak ada waktu lagi.."

Seisi kelas hening.. tak ada percakapan, hanya suara bisik-bisik dari siswa lain yang tentu sedang menebak-nebak pelakunya..

Maaf postnya lama..
Vommentnya ya jangan lupa...
Ikuti part selanjutnya dan Semoga terhibur..

SALAM
penulis

My Idiot Senior High SchoolTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang