Kleptomania part 3

1.7K 85 3
                                    

Pelajaran hari ini telah usai. Semua siswa di sekolah kintan berhamburan keluar kelas. Terkecuali dengan ipa 2. Mereka tetap di dalam kelas sampai handphone mala ditemukan.

faudi dan kintan memeriksa satu per satu tas dan kantong baju seluruh teman sekelasnya. Alhasil mereka tak menemukan satupun handphone mala disana.

"Tunggu! Kalian belum meriksa tasnya akbar kan?" Tanya kiki. Kintan ingat, tinggal tas akbar-lah yang belum ia periksa. Tapi ada sesuatu yang mengganjal, kenapa kiki yang mengingatkannya untuk memeriksa tas akbar yang merupakan teman sebangku kiki, sementara temannya yang lain tidak sadar akan hal itu.

Kintan lalu memeriksa tas akbar, akbar membantunya dengan mengeluarkan seluruh isi tasnya. Akbar melakukan itu karena dia tau bukan dia pelakunya.

Kintan mulai memeriksa bagian dalam, hingga ke kantong sebelah kiri dan....

"Loh, ini dia handphone-nya mala!" Seru kintan. Seisi kelas kaget dan menatap akbar sinis. Akbar sangat kaget akan hal itu karena dia merasa bukan dia pelakunya. Mala lega melihat barang berharganya kembali. Tessa pun merasakan hal itu.

"Eh gak mungkin ada di tas gue, gue gak nyuri loh, sumpah. Demi tuhan bukan gue pelakunya! Gue gak tau kenapa ada di tas gue! Plis percaya sama gue dong akhh!! Shiit...!" Kata akbar emosi.

"Tapi faktanya handphone mala ada di tas lo bar!" Kiki berkata sinis. Ia tersenyum puas. Entah apa arti senyum itu.

"Oke terserah kalo kalian gak percaya sama gue, gue bakal cari tau siapa pelakunya, liat aja nanti!" Lalu akbar pergi meninggalkan kelas karena tak terima dengan tuduhan itu.

Kintan menghampiri faudi. Mereka berdiskusi soal kenyataan itu, mereka tetap yakin bahwa pelakunya adalah kiki!.

Semua siswa keluar kelas dan menuju rumah masing-masing. Mala berjalan kearah kintan, ia sudah tak terlihat sedih "makasih ya tan, udah bantuin gue nemuin ini. O iya gue gak yakin kok kalau akbar pelakunya. Tapi siapapun pelakunya gue gaakan marah, yang penting handphone gue balik. Makasih banyak ya tann!" Kata mala.

"Iya sama sama mala" jawab kintan. Lalu mereka pun meninggalkan kelas.

Di parkiran...

"Tan lo balik sama gue aja ya!" Ucap kiki. "Hmm gausah deh, ngrepotin lo, kan gue keseringan dianterin lo pulang" jawab kintan. "Gapapalah, sekalian gue mau ngomong sesuatu" katanya.

Akhirnya kintan pulang bersama kiki, diperjalanan ia melihat kiki baik-baik. Dia sebenarnya tidak yakin teman baiknya ini seorang pencuri, tapi ia juga tidak yakin orang seperti akbar melakukan hal itu.

"Tan... kayaknya bukan akbar deh pelakunya.." kiki mulai bersuara di tengah perjalanan mereka dengan sepeda motor. "Terus siapa lagi? Buktinya barang itu ada di tasnya kok" tanya kintan. "Tapi gue yakin bukan akbar kok yang ngelakuin ituu.." kata kiki lagi.

Kintan makin tak mengerti dengan sikap kiki ini.

Malam harinya....

Tuttt.. tutttt...tutt...
Suara getaran handphone kintan. Ternyata ada pesan masuk, dan itu dari kiki.

Kiki      : tan gue mau bilang sesuatu sama lo
Kintan : iya, ada apa ki?
Kiki      : tapi lo janji ya jangan marah sama gue dan jangan
                Bilang yang lain juga!
Kintan : iya ki, kenapa sih emangnya?
Kiki      : sebenernya emang bukan akbar pelakunya, tapi..
Kintan : tapi apa?
Kiki      : tapi gue pelaku sebenarnya... maaf tan.. gue khilaf
                Plis jangan marah, gue juga gatau kenapa rasanya
                Gue mau ambil itu, padahal gue juga punya.
Kintan : udah gue duga! tapi lo harus minta maaf sama akbar
Kiki      : iyaa.. tapi lo jangan jauhin gue.. gue juga nanti
                Minta maaf sama mala kok.

Kintan tak lagi membalas. Ia sungguh kecewa dengan temannya itu, rasanya sulit percaya teman semanis dan sebaik kiki ternyata adalah seorang Kleptomania atau seseorang yang punya kecenderungan ingin mengambil barang orang lain.

Esok harinya kintan memberi tahu hal itu pada faudi. Dia hanya tersenyum dan berkata "dugaan gue tepat kan, pasti dia pelakunya".

Pada akhirnya kiki meminta maaf pada akbar, mala, tessa dan semua teman sekelasnya. Hanya saja beberapa hari akbar sempat tak ingin duduk disamping kiki. Dia masih sangat kecewa karena kiki tega memfitnah dirinya.

Lama kelamaan kondisi kelas makin membaik, tragedi hilangnya handphone mala mulai dilupakan. Kiki mulai beradaptasi lagi dengan yang lain....

Halloo readers tercinta...
Tunggu kisah di part selanjutnya yaa..,
Vommentnya jangan lupa...
Terimakasih

SALAM
Penulis ^^

My Idiot Senior High SchoolTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang