"Pagi Jisoo eonnie!" Sapa gadis berambut blonde yang bernama Lisa, Jisoo hanya menanggapinya dengan anggukan.
"Kenapa kamu kesini? ada masalah?" Ucap Jisoo sambil menoleh ke jendela, menatap langit pagi yang mendung. Bukan Jisoo namanya kalau tidak to the point.
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
"Ih!" Lisa cemberut, "Aku cuma takut sendirian di kelas. Masih terlalu pagi, jadi belum ada yang datang" Lanjutnya.
"Kamu tomboy tapi penakut ya" Jisoo terkekeh sementara Lisa makin memanyunkan bibirnya.
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
"Oh iya, eonnie aku baru ingat. Nanti tetangga baruku yang pernah aku ceritakan akan sekolah disini"
"Oh, yang dari Australia itu? Dia akan masuk kelas berapa?"
"Iya, dia akan masuk kelas yang sama denganku katanya"
"Hari ini?"
"Iyalah eonnie, masa tahun depan? keburu eonnie lulus dong" Lisa tertawa karena ucapannya sendiri,
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
sementara Jisoo masih fokus menatap awan kelabu yang bergumpal-gumpal di langit. Lisa yang sadar kalau Jisoo tidak mendengarkannya langsung berhenti tertawa dan mengenggam tangan Jisoo.
"Eonnie, apa yang sedang kau fikirkan?...", "...tolong jangan terlalu tertutup kepadaku. aku kan selalu terbuka kepadamu, kenapa eonnie tidak pernah mau cerita? apa aku tidak bisa dipercaya?" Lisa menatap Jisoo dengan sendu.
Ya, mereka berteman sejak Lisa kelas 1 SMP dan Jisoo 2 SMP, persahabatan mereka terjadi tidak di duga duga. Waktu itu Jisoo diganggu oleh anak-anak nakal lalu Lisa yang melihatnya langsung melawan anak-anak nakal tersebut sampai babakbelur, setelah itu mereka semakin dekat dan jadi sahabat. Tetapi dari dulu sampai sekarang Jisoo tidak pernah mau bercerita tentang masalahnya, dia hanya menjadi pendengar yang baik untuk Lisa.
Jisoo hanya diam dan menatap Lisa dengan ragu-ragu, lalu berkata...
