Sembilan: Sapi Jelek

23 9 0
                                    

Terlalu gelap dan panas di sini, aura gelap terasa sangat kuat saat kami memasuki gua ini lebih dalam.

"Buruk, buruk, buruk," gumamnya yang masih bisa ku dengar.

"Apanya yang buruk?" tanyaku.

"Ini gak bagus, sesuatu menanti kita di depan. Aku gak mau ambil resiko ini, lebih baik kita kembali," advisnya padaku, "atau bakal mati."

"Dari mana kau tau?" tanyaku.

"Kau tak mendengarnya?" tanyanya balik. "Itu, terdengar seperti deru nafas , ia ... ia ...,"

Namun sebelum Case menyelesaikan kata-katanya, seorang perempuan dengan baju compang-camping muncul di hadapan kami.

"Gwen," ucap kami bersamaan.

Ia menatap kami berdua. Wajahnya terlilat lelah dan tidak bersemangat lagi, tapi saat menatap kami berdua, muncul binar senang di matanya.

"Crabe! Case!" serunya senang.

"Akhirnya! kami menemukanmu!" ucapku senang.

"Ya! misi ini gak akan sia-sia." Case mengangguk-anggukkan kepalanya.

Tak lama kemudian gua terguncang dengan hebat, kerikil-kerikil kecil berjatuhan dari atas kami. Suara geraman dan raungan terdengar dan sangat mengerikan.

"Sial dia berhasil mengejarku!" Gwen berteriak histeris.

Aku mengernyit, "Apa maksudmu?"

Seekor sapi raksasa merah berlari sangat kencang menuju arah Gwen, ia mempunyai dua kaki,  dua tangan, dan tanduknya sangat besar! Wajah marahnya sangat mengerikan dengan hidung yang mengeluarkan asap.

Ia menunduk, mengarahkan tanduknya ke Gwen dan mengenainya hingga tubuh Gwen hancur terkoyak oleh sapi itu. Aku yang terkejut dengan hal itu langsung saja menggumamkan mantra sihir.

"Wallglacce." Secara cepat kristal-kristal membentuk kaca terbentuk diantara aku, Case dan sapi jelek itu.

"Misi ini sia-sia," ucap Case. "Gwen mati." []

Magic SpellTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang