Entah sudah seberapa jauh kami berjalan, yang hanya aku tau kakiku benar-benar capek. Setidaknya aku butuh istirahat, tapi Zoe gak membolehkan.
"Zoe, ayolah ...," rengekku pada Zoe.
"Tidak, Ann. Kita sedang dikejar puluhan monster dan kau ingin istirahat? Maaf, tapi tidak." Zoe terus berjalan tanpa menatapku.
Ugh! Ayolah! Hanya istirahat sebentar saja sangat susah. Zoe terlalu berlebihan, padahal para monster sudah tertinggal jauh.
Saat aku berusaha menyamai langkah Zoe, ia tiba-tiba saja berhenti.
"Ada apa, Zoe?" tanyaku.
"Lihat," ucapnya sambil menunjuk kedepan.
Di depan kami terdapat naga yang sangat besar, naga itu mempunyai kulit berwarna merah dan mempunyai duri yang tajam.
Ah! aku punya ide, aku bisa beristirahat kalau Zoe sibuk dengan naga itu.
"Itu pasti hanya ilusi, Zoe," makarku.
"Apa maksudmu?" tanya Zoe.
"Oh ... ayolah apa kau gak tau kalau ada mantra ilusi? kita ini penyihir," Aku menatap Zoe tampak meyakinkan. "Pasti di sekitar sini ada penyihir lain, mungkin di balik ilusi itu?"
"Baiklah," ucap Zoe. "Ayo kita coba ke sana."
Kami berdua berjalan ke arah naga tersebut, tapi aku berjalan lebih lambat dari Zoe, sampai aku tertinggal jauh.
Zoe sudah sangat dekat dengan kaki naga tersebut. Saat Zoe menyentuhnya naga tersebut, ia menggeliat dan mendengus sampai hidungnya mengeluarkan asap.
Zoe berjalan mundur ketakutan. Naga tersebut membuka matanya dan langsung menatap Zoe. Naga tersebut tampak marah saat ia melihatnya,
Rencanaku berhasil ternyata, aku tersenyum puas. Akhirnya aku bisa beristirahat.
Tapi tiba-tiba saja naga tersebut memakan Zoe. Aku sangat terkejut! aku kira Zoe akan mengeluarkan sihirnya untuk menyerang naga itu, tapi ternyata enggak.
Ini menjadi lebih buruk.[]
KAMU SEDANG MEMBACA
Magic Spell
Short StoryTerlalu banyak sihir di sini. Kau harus hati-hati membacanya, atau kedua bola matamu akan terbakar. ••• cover by @ayceeyou