HSL Part 16

213 10 1
                                    

Ruang Bougenville dengan nomor kamar 1209 dihuni oleh seorang gadis yang terbaring dengan jarum infus yang telah menusuk urat tangannya. Disampingnya ada pemuda sedang menggenggam tangannya erat. Sementara disekitarnya, ada beberapa orang yang sedang tidur disofa.

Untuk pertama kalinya Shannon merasakan hangat pada tangan kirinya. Ada seseorang yang menggenggam tangannya. Ia membuka matanya perlahan.

Dinding dengan cahaya lampu. Itulah yang pertama kali ia lihat. Sedikit sulit untuk melihat sekitarnya. Kepalanya terasa pusing, tangan dan kakinya pun terasa nyeri.

"Shannon! Kau sudah sadar?"

Seseorang dengan bahasa Korea adalah suara yang didengar Shannon untuk pertama kalinya.

"Ahn Chan-woo! Bisakah kau tidak berisik?" Seorang perempuan menegur Chan-woo dengan bahasa yang sama.

"Eun-sang Noona1! Lihat! Shannon! Ia telah sadar! Cepat panggil dokter!" teriak Chan-woo yang berhasil memba-ngunkan semua orang yang ada diruangan itu.

"APA!?"

"Kau tidak bercanda, kan?" kali ini mereka semua menghampiri tempat tidur khusus pasien yang sedang ditempati oleh sahabat mereka. Dan benar, Shannon yang selalu menutup matanya sejak kemarin kali ini telah sadar.

"SHANNON!"

"Cepat panggil dokter! Cepat!!" ujar Seung-mi dengan wajah panik bercampur bahagia. Ia mendorong Dong-yeol dan Jin-hong untuk memanggil dokter dan mengecek keadaan Shannon. Mereka berdua segera berlari keluar dari ruangan Shannon.

Tak lama, mereka kembali tanpa membawa siapapun. "Aku tidak bisa berbahasa Indonesia! Bagaimana cara memanggilnya!?" ujar Jin-hong terus-terusan melangkahkan kakinya tak karuan karena panik.

"Use English, English!!" ujar Eun-sang yang masih dalam keadaan tidak stabil. "Bodoh! Panggil saja ibunya!" ujar So-hyun yang sangat gemas dengan perilaku para sahabatnya.

"Biar aku saja yang memanggilnya." Eun-byul segera berlari keluar ruangan diikuti Jin-hong, dan Dong-yeol. Sedangkan disudut lain, Seung-kwan masih terhanyut dalam dunia mimpinya yang indah. Ia cukup lelah karena kedatangannya tadi malam. Awalnya, dirinya, Seung-mi, So-hyun dan Chan-woo tidak dapat pergi ke Indonesia.

Tapi, setelah mendengar kabar buruk dari Eun-byul yang telah tiba terlebih dahulu, mereka segera lepas landas menuju Indonesia. Seung-kwan dan Chan-woo cuti untuk latihan sedangkan Seung-mi dan So-hyun membatalkan semua jadwalnya.

Shannon terlalu pusing karena terlalu lama menatap langit rumah sakit dan orang-orang yang sekarang berada disekelilingnya. Ia memiringkan kepalanya dan menatap laki-laki yang menggenggam tangannya. Dan sekarang pun, laki-laki itu tidak melepaskan genggamannya.

"Cha.. Chan-woo..?" panggilnya dengan nada yang sangat lemah. Chan-woo yang terpanggil mempererat genggaman tangannya pada Shannon.

"Ya? Aku disini.." Chan-woo mengusap lembut rambut Shannon. "Apa ada yang sakit?" tanya Chan-woo mencoba bersikap tenang. "Kepalaku, kepalaku sedikit pusing." "Tunggulah sebentar, ibumu akan segera datang dan memeriksa keadaanmu." Shannon kembali memejamkan matanya dan menarik napas panjang.

"KIM SEUNG-KWAN! Cepat bangun!" Eun-sang melempar sebuah bantal besar kepada Seung-kwan. "Noona.. 5 Menit lagi, okay? Aku sangat mengantuk.." Bukannya bangkit, Seung-kwan malah mengambil bantal itu dan kembali tertidur.

"Aish! Anak nakal!" Eun-sang memberi kode kepada So-hyun dan Seung-mi untuk mengganggu tidur Seung-kwan. Seung-mi dan So-hyun mengendap-endap menghampiri Seung-kwan. Mereka memegang bantal yang telah menopang kepala Seung-kwan dan menariknya dengan kuat bersama-sama.

HIGH SCHOOL LIFETempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang