HSL Part 18

177 10 0
                                    


"............................."

"Shan, gue cabut.. Dadah!" ujar Sonny setelah memberikan setumpukan pada hadiah pada Eddle untuk dibawanya. Shannon pun melambaikan tangannya pada Sonny yang telah menghilang dari hadapannya. "Ini juga nih." Vernon kembali menambah beban Eddle dengan memberikan hadiah yang sebelumnya juga telah bertengger ditangannya.

"Titip adek gue, yow!" ujarnya pada Eddle. "Jangan bandel ya adek gue.." Vernon mencubiti pipi adiknya dan mengacak-acak rambutnya dengan gemas dan meninggalkan mereka berdua begitu saja.

"Ini.. apaan? Semua punya lo..?" tanya Eddle yang berusaha menopang seluruh hadiah milik Shannon. Shannon hanya menganggukkan kepalanya beberapa kali.

"Ckckck, gue simpen dulu. Lo tunggu disini, jangan kemana-mana." Eddle berusaha memasuki kelas dengan susah payah dengan barang yang dibawanya. "Gue bisa jalan sendiri lagi. Elo bawa barang gue aja." Shannon mendorong kursi dorongnya dengan tangannya dan mengikuti Eddle dari belakang.

"Shannon!"

Juniel. Gadis itu menghambur pelukannya kepada Shannon. "Gue kangen.." Juniel mempererat pelukannya. Dibelakang gadis itu, Revan, Mika, dan Nathan.

"Kalian kan udah pada ke rumah sakit. Masih aja.." Juniel melepas pelukannya dan mencoba mendorong kursi roda Shannon. Revan menyingkirkan kursi biasa Shannon untuk menyediakan tempat bagi Shannon dan kursi rodanya.

"Shannon! Elo gak kangen sama gue?" Andre yang berbeda kelas dengannya pun telah berada disampingnya. "Enggak." Ketus Shannon. "Andre! Kalo Shannon kangennya sama Sonny doang.." ujar Eddle dengan santainya setelah menyimpan seluruh hadiah milik Shannon. Dan berhasil mendapatkan pukulan dari Shannon.

"Eh, itu hadiah mau lo anggurin gitu aja?" tanya Nathan yang sepertinya sangat penasaran dengan isi dari hadiah-hadiah itu.

"Lo mau?" tawar Shannon pada Nathan. "Elo? Lo? Lo? Lo? Lo semua mau?" Shannon menunjuk wajah teman-temannya satu-persatu. Merekapun hanya mengangguk mengiyakan.

"Ayo kita buka!"

ooo

SEMENTARA itu dirumah keluarga Choi. Seung-kwan turun dari tangga dengan malasnya dan langsung duduk berkumpul bersama mereka diruang keluarga Choi.

"Coba kau lihat anak itu, ini sudah jam berapa?" ujar So-hyun setelah melihat Seung-kwan. Seung-mi memukul wajah Seung-kwan dengan bantal sofa yang ada ditangannya.

"YA! Apa yang kau lakukan!" teriak Seung-kwan yang terkejut karena pukulan Seung-mi. "Menyadarkanmu bodoh!"

Seung-kwan memandang sekelilingnya, hanya ada komplotan mereka saja, sedangkan sang pemilik rumah tidak terlihat sama sekali. "Mana yang lain? Kenapa hanya ada kalian?"

"Ahjussi telah berangkat ke perusahaannya, Ahjumma telah pergi ke rumah sakit, Sophia, Vernon, dan Shannon juga telah berangkat sekolah." jelas Eun-byul.

"Kalian ingin camilan, kue atau semacamnya?" tawar Eun-sang, sang tertua yang akan menjaga adik-adiknya disini. "Boleh.." "Tunggu sebentar, aku akan mencarinya didapur." Ujarnya lagi dan segera beranjak ke dapur.

"Sudah berapa lama kita disini?" tanya Chan-woo yang sedang memeluk bantal dan menatap lurus kedepan, ntah apa yang ada dipikirannya sekarang. "Satu minggu lebih.." jawab Young-joo yang sedang asik dengan snack dan film yang ada di televisi sekarang.

"Lalu kapan kita akan pulang?" tanya Dong-yeol sambil berusaha merebut snack dari tangan Young-joo "Tidak tahu, setelah libur musim dingin mungkin?" jawab So-hyun merapikan warna-warna cat kukunya.

"Hwah~ Aku merindukan sekolah."

"Ck, merindukan sekolah? Bangun di jam 10 seperti ini kau bilang merindukan sekolah? Konyol!" timpal Seung-mi yang sangat kesal dengan tingkah Seung-kwan. "Terserah aku."

HIGH SCHOOL LIFETempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang