Bel istirahat berbunyi, Dicky mengajakku untuk pergi ke kantin. Aku mengangguk dan mengikutinya. Seperti biasa, aku hanya duduk , sambil menunggunya menghabiskan makanan yang ia pesan. Aku pun melamun.
"Rym kenapa lu? dari tadi pagi diam aja." tanya Dicky.
"Eh, nggak kok gue nggak kenapa-kenapa." jawabku.
"Ya sejak pagi aku merasa ada yang aneh. Entah kenapa aku merasa seperti ada yang salah dengan diriku." Aku hanya terdiam sambil mengingat kejadian kemarin saat bersama Fanesa. Mungkin aku terlalu bersikap kasar padanya.
"Oi cerita dong sama gue, kan gue temen deket lu dari kecil Rym." mintanya.
"Anu, kemarin gue nggak sengaja kasar sama cewe." jawabku.
"Hah cewe? wah parah lu Bro, masak cewe lu kasarin, harusnya lu nggak gitu." ucapnya sambil menggelengkan kepalanya.
"Cewe itu ada untuk dicintai dan dilindungi bukan untuk disakitin Bro, emang kenapa lu bisa begitu? sampe kasar sama tuh cewe?" tambahnya.
"I.Iya gue tau kok, tapi kan gue kemarin nggak sengaja." kataku sambil menundukkan kepala.
"Yakin nggak sengaja atau karena sesuatu? dari ucapan lu sih gue nggak yakin, pasti ada yang lu sembunyiin ya kan?" ia bertanya menatap serius padaku.
"Sebaiknya lu tau apa yang harus lu lakuin, kalo lu pengen minta maaf, cepet minta maaf, jangan plin-plan kalo lu plin-plan ntar lu nyesel sendiri." kata-katanya seakan membuatku lebih bingung dengan perasaanku.
"Kalo lu berbuat salah seenggaknya minta maaflah sama dia." tambahnya lagi.
Ya mungkin aku memang harus minta maaf langsung pada Fanesa sehabis pulang sekolah nanti. Setidaknya aku tau apa yang harus kuperbuat. Pikirku.
"Makasih Bro sarannya,btw ayo ke kelas bentar lagi mau masuk nih." ajakku.
"Mmm...b..bentar oi belum habis ni makanan, tunggu bentar lagi." katanya dengan makanan yang masih ada di mulutnya.
***
Bel pulang sekolah pun berbunyi. Aku berencana untuk meminta maaf langsung pada Fanesa. Aku melihat jam tanganku. Hari itu aku memang pulang lebih awal karena jadwal pelajarannya lebih sedikit dari hari biasanya. Aku pun mengambil handphoneku.
"Fanesa UDAH pulang belum ya jam segini? ah sms Fanesa dulu ajalah nanyain dia UDAH pulang apa belum." gumamku.
Drrrrt...Drrrtt.... handphoneku bergetar,ternyata Fanesa membalas SMSku, aku pun membuka SMS tersebut. Untunglah ternyata dia baru selesai pelajaran dan baru mau pulang. Kemudian aku pun menelponnya.
"Ha..Halo Fanesa?"
"Halo Kak, ada apa Kak Rym?"
"Em anu Fanesa bisa ketemu sekarang nggak?"
"Bi..Bisa Kak bentar ya.."
"Iya Fanesa aku tunggu dikelasku."
"Ok Kak."
Aku pun kembali ke kelas untuk menunggu Fanesa. Aku bingung apa yang harus kuucapkan nanti ketika bertemu dengannya, karena tak biasanya aku meminta maaf pada seseorang, bahkan aku jarang sekali bersikap kasar pada seseorang. Tapi kemarin mungkin aku terlalu terbawa dengan kenangan masa laluku dengan Rin. Ya, mau tidak mau aku harus minta maaf padanya karena memang ini salahku.
"Kak..Kak Rym? udah lama ya nunggunya? maaf ya kalo Fanesa kelamaan." ucapnya seakan merasa bersalah.
"Eh, nggak kok Fanesa nggak apa-apa." kataku dengan sedikit tersenyum
![](https://img.wattpad.com/cover/92830543-288-k506966.jpg)
YOU ARE READING
Believe Fall & Realized
Non-Fiction"Mulai saat ini aku nggak akan percaya siapapun lagi! Semuanya hanyalah pembohong!" teriakku sesaat setelah kejadian itu. Kemudian aku jatuh tersungkur sambil menutupi wajahku. Tanpa sadar air mataku mulai menetes. "Percaya" sebuah kata yang mung...