Kusandarkan punggungku ke dinding kamarku. Dengan air mata yang masih menetes perlahan kubuka kotak berwarna merah itu. Setelah kubuka kudapati sebuah cincin yang terukir tulisan "Rin" disana, dan aku melihat sebuah kertas yang terlipat di samping cincin itu. Aku mengambilnya dan perlahan membukanya.
Untuk Rym, seseorang yang paling kusayangi...
Saat kamu membaca surat ini mungkin aku telah melayang menjadi serpihan-serpihan kecil dan menghilang menjauhimu. Sebelumnya aku minta maaf karena akhir-akhir ini aku tak bisa dekat denganmu lagi. Maaf juga selama ini aku tak bisa jujur tentang hal ini padamu Rym. Sebenarnya aku sudah lama mempunyai penyakit ini tapi aku tak ingin terlihat lemah dan manja di hadapanmu. Akhir-akhir ini penyakitku jadi sering kambuh. Aku sering pingsan karena penyakitku ini. Karena itulah aku tak ingin pergi ke sekolah karena aku tak ingin dirimu melihatku jatuh saat dihadapanmu.
Aku sudah berusaha semampuku untuk membuatmu tersenyum dan bahagia, tapi ternyata aku tak sanggup melakukan apa-apa dengan sakitku ini. Bagiku bisa hidup untuk hari ini saja aku sudah bersyukur. Aku tau aku akan pergi, karena itulah aku berusaha untuk menjaga jarak darimu agar kamu benci padaku dan mudah untuk melupakanku. Tetapi aku akan tetap menyimpan perasaan ini didalam hatiku, dan membuatnya menjadi kenangan yang indah. Meskipun sebenarnya aku sedih sekali dan tak rela untuk berpisah denganmu. Kamu tahu rasa sakit yang paling hebat adalah ketika senyumanmu hanya untuk menghentikan air mata yang akan jatuh. Aku berusaha untuk tersenyum menghadapi kenyataan ini.
Kuharap selamanya hubungan kita akan tetap seperti ini, meskipun kita telah terpisah karena ruang dan waktu. Aku tidak menganggapmu sebagai teman, tapi lebih dari itu. Karena kamu adalah sahabatku. Persahabatan bukan hal yang dapat dilihat dengan mata, juga bukan hal yang dapat dijelaskan dengan kata-kata. Mengapa aku bisa seperti ini, karena dirimulah, aku dapat merasakan arti dari indahnya persahabatan. Apa kamu tidak tau betapa indahnya hidup jika kita memiliki seorang yang sangat berharga di dunia ini, seperti sahabat, kamu dan aku.
Jika boleh jujur rasanya aneh bila nanti ada seseorang yang bisa membuatmu lebih bahagia daripada denganku. Aku tak tau perasaan apa ini. Perasaan saat kamu selalu ingin bersamanya dan kamu akan merasa berdebar-debar jika bersamanya. Itu yang selalu kurasakan.
Maukah kamu berjanji padaku untuk menjaga cincin ini untukku?Aku tau ini egois tapi izinkanlah aku untuk menempati sebagian kecil tempat di hatimu. Aku tau suatu saat nanti kamu pasti akan melupakanku. Aku dapat melihat perlahan-lahan ingatan tentang diriku mulai pudar dari pikiranmu, tetapi aku tak akan melupakanmu, tak akan pernah, meskipun kamu melupakanku.
Karena itu aku berharap semoga suatu saat nanti kamu menemukan seseorang untuk menggantikanku. Aku tak akan marah padamu, bahkan aku akan merasa senang disini, karena kamu telah menemukan seseorang yang sangat berharga bagimu.
Jika kamu kehilangan sesuatu, yang perlu kamu lakukan hanyalah mendapatkannya kembali. Jika orang menasehatimu bukan berarti dia membencimu, tetapi dia peduli akan dirimu, karna dia takut kamu berada dijalan yang salah. Matamu mungkin bisa melihat sesuatu dengan jelas. Namun dengan hati, kamu bisa melihat kenyataan. Ini adalah hadiah terbaik yang dapat kuberikan ke padamu, sebuah hadiah tanpa bentuk yang disebut kenangan. Dan ingatlah selalu perkataanku ini. Tersenyumlah setiap waktu karena senyuman adalah cara sederhana untuk menikmati hidup. Terimakasih banyak karena telah menyayangiku selama ini. Aku sangat bahagia.
Dari seseorang yang selalu menyayangimu,
Rin
Perasaanku semakin hancur setelah membaca surat darinya. Aku baru menyadarinya bahwa aku benar-benar menyanyanginya bahkan mungkin aku mencintainya. Tidak butuh banyak alasan untuk mencintai seorang Rin.
![](https://img.wattpad.com/cover/92830543-288-k506966.jpg)
YOU ARE READING
Believe Fall & Realized
Документальная проза"Mulai saat ini aku nggak akan percaya siapapun lagi! Semuanya hanyalah pembohong!" teriakku sesaat setelah kejadian itu. Kemudian aku jatuh tersungkur sambil menutupi wajahku. Tanpa sadar air mataku mulai menetes. "Percaya" sebuah kata yang mung...