●Dimas pov
Apa?? Jodoh?? Menurut gue?? Menurut gue... jodoh itu banyak. Bukan orangnya, jenisnya maksud gue. Iya itu, misalkan.
Pertama,
Jodoh yang pasti. Nah jodoh yang pasti ini maksudnya, kalau kita punya temen lawan jenis, dari kecil sahabatan, beranjak remaja ada yang namanya cinta monyet, beranjak dewasa ke istilah cinta pertama, dan seterusnya sampai berhasil naik pelaminan bareng dinamakan cinta sejati. Nah itu yang gue maksud dengan jodoh yang pasti.
Kedua,
Jodoh yang disia-siakan. Maksudnya nih ya, mayoritas kita kan punya mantan gak cuman satu dua orang, itung lah sama orang yang lagi megang status yang sama. Nah itung! Jadi berapa tuh? Apa? Jadi sepuluh? eh! Kita pacaran, punya mantan, nah pacaran lagi sama beda orang, tapi kalau ujung-ujungnya sama yang sebelumnya mah mau diapain lagi. Itu tuh yang gue maksud dengan jodoh yang disia-siakan.
Dan ketiga,
Jodoh gak ketebak. Itu tuh kayak... walau kita udah punya mantan sana-sini, pacar sana-sini, tiba-tiba gak sengaja kenal sama orang, inget loh ya cuman sekedar kenal, eh tau-tau besok udah tinggal di satu atap yang sama. Nah itu yang dinamakan jodoh gak ketebak.
Dan disini gue nyerempet jenis jodoh yang ketiga. Lu mau tau gimana rasanya? Seneng sih tapi khawatir juga. Khawatir gak kuat maksudnya, gimana mau kuat kalau dari awal aja udah di hadepin sama pribadi yang jujur gak gue suka.
Tapi mau gimana lagi, bagi gue ini semua adalah takdir. Jadi mencoba menerima dengan lapang dada, gue tersenyum menghadapi semua sifat dari pribadinya yang akan gue usahain buat gue suka.
Mudah-mudahan....
∽♥♡♥∽
"Mau kemana Dim? Udah rapih aja" aku tersenyum kearahnya, lalu melangkahkan kakiku untuk berjalan kearah sofa ruang keluarga. Disana, sudah terlihat Ayah dan Bunda yang sedang menikmati waktu senja mereka dengan menonton channel tv kesukaan mereka. Ditambah dengan kehadiran Elvina Ganes, adikku yang terlihat sibuk dengan laptop dipangkuannya.
"Mau ke kafenya kakak ipar Bun" sahutku enteng, segera mengambil duduk disamping Ina saat sudah berada didekatnya.
"Tumben, ada apa?" tanya Ayah, langsung mengalihkan pandangannya kearahku.
"Gak ada apa-apa, cuman mau mampir aja, katanya kak Ayu sama si kecil Naufal juga lagi disitu. Jadi sekalian mau main sama Naufal, udah lama gak ngeliat dia"
"Ih! Naufal ada di kafe?? Ina ikut dong Bang, Ina juga kangen sama Naufal"
"Ah! Enggak ah! Udah mending kamu fokus aja sama tugas kamu, tuh liat kolomnya masih banyak yang kosong juga" tolakku secara halus, dengan alasan tugas yang sedang ia kerjakan.
"Ih Abanggg... Ina tuh bete di rumah terus, lagian kan besok libur jadi masih ada besok buat ngerjain tugasnya. Ina janji deh, gak bakal minta yang aneh-aneh" selalu seperti ini, awalnya memang janji tapi kalau udah diluar rumah, pasti ada saja yang ia minta. Bukan apa-apa, hanya saja adikku yang satu ini aneh bin ajaib. Yang gak ada lah diminta. Ribet! Bikin susah orang.
"Makanya jadi pacar dong! Jomblo di pelihara"
"Dih! Gak miror, lain kali kalau mau ngeledek liat diri sendiri dulu dong. Situ udah bener?" ah~ mulai lagi cerewetnya.
"Ina jangan ngomong kayak gitu sama kakak kamu" tegur Bunda lembut.
"Lagian, punya Abang kayak gak punya Abang. Cuman mau ikut aja, harus ngeluarin alesan seribu kata. Bete!" dengan wajah kesal maksimal ia kembali fokus pada laptopnya, yang hanya ia ketik asal lalu hapus. Begitu seterusnya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Adimas & Akselia
RomanceSangat disayangkan jika lelaki sebaik, setampan, semapan, sesabar dan se-se lainnya Adimas di pertemukan dengan wanita secuek, secentil, seegois, sepemarah, sejutek Akselia. Walaupun memiliki wajah cantik juga manis, itu tidak akan terlihat jika ia...