10>>

13 4 0
                                    

Happy read!😄

Sorry For Typo 😯

                                       • • •

Tap Tap Tap

Langkah kaki seseorang terdengar bergema di dalam koridor yang sedang sepi itu. Detik berikut nya langkah tersebut bertambah kecepatannya hingga terdengar seperti berlari.

Lala berhenti sebentar untuk mengatur nafasnya yang tersengal-sengal, kemudian ia lanjut berlari lagi setelah di rasa nafasnya sudah kembali normal.

Tadi, saat dia sedang bosan mendengar celotehan Rina tentang gosip yang ia dengar ternyata benar 'rata-rata cotam di sini banyak', tiba-tiba saja perutnya terasa sakit seperti lambung nya sedang di lilit.

Dan dia langsung pergi mencari toilet menghiraukan panggilan Sandra yang bertanya ingin kemana.

Hingga sekarang ia belum juga menemukan toilet tersebut. Tetapi naluri nya berkata kalau toilet ada di ujung lorong ini.

Tapi.. lagi-lagi ia menabrak orang, di saat sebelumnya ia sudah menabrak seorang guru, tetapi sebelumnya dia merasa sakit saat menabrak guru tadi. Dan ini berbeda malah orang yang dia tabrak menahan dirinya untuk tidak menghantam lantai yang dingin itu.

Dia membuka kelopak matanya panasaran siapa yang ia tabrak itu, yang pasti Lala tahu, dia seorang lelaki. Karena ia dapat mencium aroma maskulin dari tubuhnya yang lumayan dekat dengan wajahnya.

Siapa dia?

"Hai cantik! Menikmati pemandangan di depanmu eh?"

Lala mengerjapkan matanya dua kali. Dia bangkit dari posisinya sambil mendengus

Seperti di novel-novel saja. Pikir Lala yang sedang merapihkan kembali seragamnya.

"Woi Lex!! Cepetan! Lama amat dah."

Seruan seseorang yang sepertinya dari arah tangga membuat Lala mendongak menatap lelaki yang tadi menahannya agar tidak terjatuh, masih disini menatap dirinya sambil tersenyum manis.

"Thanks." Ucap Lala sambil tersenyum singkat, untuk menjaga kesopanannya.

Lelaki di depannya semakin memperlebar senyuman nya, dan membuat Lala bergedik ngeri di dalam hatinya.

Sesaat keadaan menjadi hening. Lelaki itu masih mempertahankan senyuman nya Lala yang bingung harus melakukan apa hanya diam saja.

Tiba-tiba Lala meringis pelan, merasakan gejolak dari dalam perutnya.

"Kau tahu di mana toilet?" Lala berusaha menahan tangannya agar tidak meremas perut nya.

"Mau aku temani ke toilet?"

Lala menggeram kesal, bukannya langsung menjawab pertanyaannya, kenapa juga lelaki itu menanyakan hal yang tidak penting.

"Tidak, terima kasih." Tolaknya halus.

"Haha.. Tidak apa, aku tidak keberatan kok menunggumu di dalam toilet. Walaupun nanti kentutmu terlalu bau, aku bisa menahan nya, yang penting aku bisa melihat tub–"

"Permisi." Lala segera memotong ucapan lelaki tersebut yang semakin ngaco.

Dia pergi meninggalkan lelaki yang sedang tertawa itu dengan menahan kekesalan nya.

"Cantik! Jangan lari-lari ya!"

Lala membalikkan setengah badan nya  menatap lelaki tadi bingung.

"Soalnya kalau kamu jatuh lagi, aku jadi sedih kamu di peluk lelaki lain." 

Lelaki tadi mengedipkan sebelah matanya dan pergi begitu saja.

LIFE MEANINGTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang