Jiu pikir, mungkin tidak ada salah nya juga bertemu Baekhyun.
Tapi ia juga tak mau berharap banyak karena pada dasar nya Baekhyun hanya membutuh kan dirinya di setiap cowok itu merasa kesepian.
Tak mau mengulur waktu, Jiu pun memasuki ruang musik tersebut. Namun, tidak ada siapa-siapa di sana. Ia yakin Baekhyun hanya sedang mempermainkan nya.
"Sialan!"
Lampu di ruangan tiba-tiba mati dan terdengar suara pintu yang terkunci.
"Shit, Baekhyun! Nyalain lampu nya gak?"
Jiu panik. Ia memang paling tidak bisa jika di ruangan yang sangat gelap seperti ini.
"Ah bukain pintu nya, Baekhyun!"
Lampu menyala lagi, beda nya kali ini Baekhyun sudah berada di hadapan piano. Ia tersenyum tipis ke arah Jiu, sebelum akhirnya memainkan salah satu lagu.
Bruno mars ㅡ when i was your man
"My pride, my ego, my needs, and my selfish ways. Caused a good strong woman like you to walk out my life."
"Now I never, never get to clean up the mess I made, oh and it haunts me every time I close my eyes."
"It all just sounds like ooh, ooh ooh ooh hm, too young, too dumb to realize. That I should have bought you flowers and held your hand."
"Should have gave you all my hours when I had the chance. Take you to every party 'cause all you wanted to do was dance. Now my baby's dancing but she's dancing with another man."
"Do all the things I should have done When I was your man."
Setelah menyanyikan lagu tersebut, Baekhyun pun berdiri lalu menatap ke arah Jiu.
"Happy Birthday, Lee Jiu."
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
Entah kenapa Jiu tidak bisa menggerakan tubuh nya. Untuk sekedar berbicara pun rasanya sulit sekali.
Baekhyun berjalan mendekati Jiu, "Lo denger gue kan, Ji?"
"..."
"Kok diem aja?"
"..."
Baekhyun tiba-tiba memeluk tubuh Jiu, "Maafin gue ya kalau selama ini gue emang brengsek dan sering nyakitin perasaan lo terus." Jelas nya.
