Our Destiny ~ 1

53.1K 2.3K 41
                                    


Azella POV

Aku terbangun sebelum mentari menampakkan dirinya di langit dunia. Ini sudah menjadi kebiasaan diriku untuk bangun sebelum mentari terbit dan menyiapkan makanan untuk para anggota pack yang tinggal di dalam rumah ini. Kamarku bukanlah kamar istimewa yang besar nan elegan, luasnya hanya sekitar 2x3 meter layaknya-gudang.

Setelah membasuh muka dan menyikat gigi di sungai kecil belakang rumah, aku berbegas pergi ke dapur. Seperti biasanya hanya ada aku dan suara kesibukanku di dapur yang menggema di rumah ini. Pada waktu ini belum ada satu pun anggota pack yang bangun karena mereka—dan aku—adalah serigala yang menyukai kehangatan, membenci rasa dingin yang menusuk-nusuk di pagi hari.

Black Moon Pack merupakan satu dari 3 pack terbesar di negara ini dan terletak di bagian selatan. Di pack inilah aku lahir dan tinggal sampai sekarang. Jangan tanya kenapa aku harus menyiapkan makanan untuk anggota pack yang tinggal di rumah ini, ada sekitar 60 anggota yang tinggal di rumah ini. Bagiku ini tak sebanding dengan rasa bersalahku atas kematian Kak Ana, anak pertama dari Alpha dan Luna Black Moon Pack.

Kejadian itu terjadi saat diriku berusia 12 tahun dan Kak Ana berusia 17 tahun. Tak banyak yang kuingat pada hari itu, yang kuingat hanyalah aku menangis karena orangtuaku menghilang saat menjalani tugas lalu aku berlari menyusuri hutan diikuti oleh Kak Ana yang mengkhawatirkan diriku. Aku tak tahu kalau aku sudah melewati perbatasan Pack hingga akhirnya aku dan Kak Ana terkepung oleh belasan rogue. Kak Ana berusaha bertarung sambil melindungiku dan terus me-mindlink anggota Pack.

Setelah itu terakhir yang kuingat adalah kesedihan dan kemarahanku meluap-luap melihat Jes, serigala Kak Ana tumbang dan mengembalikan wujud manusia Kak Ana, lalu kesadaranku pun menghilang. Dan setelah itu aku tersadar seminggu kemudian di rumah sakit pack. Tak ada yang menjengukku selama di rumah sakit sampai kemudian aku mengetahui bahwa pack sedang berkabung atas kematian Kak Ana. Di sana, di pemakaman itu aku melihat Fernando menangis dan meraung memanggil nama kakaknya. Fernando 2 tahun lebih tua dariku, dan untuk pertama kalinya aku melihat ia menangis seperti itu.

Itulah awal dan untuk pertama kalinya Fernando mengatakan jika ia membenciku yang telah membuat kakaknya pergi setelah mereka berjanji akan pergi bersama ke negeri seberang—ada satu janji lagi yang mereka buat, dan aku tidak tahu apa itu.

"Apa yang kau lamunkan, Zella?"

Sebuah suara tak asing membuatku menoleh dengan senyum yang kupaksakan. Walaupun aku yakin dia pasti akan menyadari senyuman yang kupaksakan ini.

"Berhenti memaksakan untuk tersenyum saat matamu mengatakan sebaliknya," sahutnya.

Benar saja, kan. Kulihat dia sepertinya sudah mandi terlihat dari rambutnya yang basah dan mengkilat. Mata cokelatnya mengingatkanku pada Kak Ana karena mereka memang bersaudara dan sedarah.

"Biar saja seperti ini, Ina," lirihku.

Ya, dia adalah Brianna, anak bungsu Alpha dan Luna Black Moon Pack, yang artinya adik dari Kak Ana dan Fernando. Hanya dia satu-satunya di rumah ini yang ingin berteman denganku di saat kakak dan anggota pack yang lain menjauhi dan memusuhiku. Dia gadis yang baik, hanya 1 tahun perbedaan umur kami. Aku sebenarnya sudah sering menanyakan alasan mengapa ia mau berteman denganku, padahal karena diriku ia kehilangan kakak sekaligus saudara perempuannya.

"Kenapa kau ingin berteman denganku, Ina. Aku tak akan marah jika kau menyalahkanku seperti yang lain. Sungguh aku merasa bersalah dan rasanya pantas jika kau dan yang lain membenciku," ucapku tiba-tiba seperti biasa.

"Bodoh! Sudah berapa kali kubilang, mereka itu belum dewasa dan mereka masih menutup mata atas kematian Kak Ana. Aku tahu ia adalah pribadi yang tak tergantikan di pack ini dan aku juga sempat menyalahkanmu, tapi percayalah Zella. Kak Ana pernah berkata padaku bahwa yang hidup sudah pasti akan mati dan seburuk apapun kematian seseorang itu adalah kehendak-Nya. Jadi jangan salahkan takdir, ataupun seseorang," jelasnya yang membuatku menitikkan air mata.

Our DestinyTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang