Our Destiny ~ 21

20.6K 1.1K 19
                                    

Christian mengelus leher Azella, tepat dimana Vampire itu mencengkramnya. Sesekali dia mengecup jenjang leher Azella.

Sedangkan Azella memasang wajah risihnya akibat perlakuan Christian yang tidak berubah sejak ia sadar. Ya, saat Liz mengambil alih tubuh Azella secara paksa, gadis itu tidak sadarkan diri sebagai efek sampingnya.

Entah sudah berapa lama Christian masih mengelus-elus leher Azella. Yang pasti, pria itu belum ada niatan untuk menarik tangannya dari leher Azella.

"Chris! Hentikan, aku geli," sahut Azella dengan kesal.

Christian mencebik, "Aku harus memastikan tidak ada racun dalam kuku sialannya itu."

"Tidak ada, Tian! Lagipula aku ini werewolf, luka ini pasti akan sembuh dengan cepat," ujar Azella geram.

Seakan mendengar sesuatu yang tidak ingin ia dengar, Christian membalikkan badan Azella dengan kasar. Entah mengapa mata Christian menyiratkan kemarahan sekaligus rasa putus asa yang tersembunyi dibaliknya.

"Kau tadi memanggilku siapa?" tanya Chtistian dengan dingin.

"Ada apa denganmu, Chris? Lihat matamu! Kau menakutkan," balas Azella mengalihkan pembicaraan. Ia sedang tak ingin membuat keributan dengan Christian.

Christian menutup mata kemudian menggeleng-gelengkan kepalanya.

"Oke. Lupakan hal tadi. Hanya saja, jangan pernah memanggilku dengan 'Tian'." Azella membeku sesaat ketika Christian menekankan satu kalimat yang tidak Azella ketahui alasannya. Memang apa salahnya memanggil nama pasanganmu dengan nama yang berbeda?

"Baiklah, Chris," kata Azella pada akhirnya. Dia takut menanyakan 'mengapa' atau 'apa alasannya'.

Christian kembali tersenyum dan mulai meraba-raba titik sensitif Azella. Dia butuh pelampiasan akibat panggilan Azella yang membuatnya kembali mengintip masa kelam di masa lalu. Christian sudah tak tahan lagi ketika pikirannya mulai kembali teringat akan masa kelam itu, dia segera melucutkan seluruh pakaian Azella lalu dirinya.

Azella hanya diam. Dia tak tahu harus berbuat apa, karena ia masih kaget dan takut dengan kemarahan Christian tadi. Ada apa dengan panggilan 'Tian', bukankah seharusnya ini merupakan kemajuan. Saling memanggil dengan nama yang berbeda, itu unik. Tapi mengapa Christian justru sangat marah mendengarnya?

Sepertinya malam ini mereka akan kembali bergulat dalam kenikmatan didalam kamar inap rumah sakit pack. Kenapa? Karena Christian khawatir dan membawa Azella ke rumah sakit pack saat gadis itu tak sadarkan diri.

Azella mendesah pelan ketika Christian mulai bertingkah jahil. Lebih baik Christian melakukannya dengan tempo cepat dibanding lama seperti sekarang ini. Jujur saja, Azella tidak suka dengan sifat Christian sekarang yang tengah memainkan nafsunya.

"C-chris... T-tian..."

Tubuh Christian menegang mendengarnya. Lagi-lagi warna merah menghiasi penglihatannya. Pria itu menggeram marah. Ingatan hari itu kembali datang menghampiri pikirannya. Seharusnya ia sudah melupakan peristiwa itu, seharusnya ia sudah tak perlu lagi berurusan dengan masa lalu itu. Tapi memang sangat menyakitkan ketika mengingatnya. Mengingat betapa bodoh dirinya di masa lalu membuat Christian menyudahi pergulatannya dengan Azella.

Tatapan Christian kembali dingin dan tajam. Pria itu memakai kembali seluruh pakaiannya kemudian berlalu pergi keluar kamar. Azella benar-benar tak mengerti dengan sikap Christian saat ini. Apa yang salah dari namanya? Ataukah ada suatu hal mengenai diri Christian yang tidak ia ketahui.

Azella akan mencari tahunya. Dia harus bertanya pada Alicia.

              *********

"Pagi, Azella. Maaf untuk kejadian kemarin. Kau sudah tidak apa-apa?" Alicia langsung menyerocos begitu masuk ke ruang inap Azella.

Our DestinyTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang