Baru saja Jungkook membenamkan wajah pada kedua lengannya yang ia lipat di atas meja, Taehyung menginterupsinya.
"Yak! Kenapa kemarin kau tidak masuk? Padahal Hyungsik-nim mengadakan ujian matematika. Huh, bodoh."
Bukan hanya sekedar ocehan, layangan tangan yang cukup keras turut Taehyung daratkan di kepala Jungkook. Lelaki yang memiliki paras kelinci itu meringis, kepalanya sudah berdenyut sejak tadi malam. Sekarang ditambah pukulan Taehyung. Hampir sempurna penderitaannya itu.
Jungkook mengangkat kepalanya sebentar sebelum ia jatuhkan lagi di atas lengannya dengan posisi miring. Wajahnya menghadap pada Taehyung yang sedang duduk di sampingnya sambil cengingisan.
"Kau kenapa? Sakit?" Tanya Taehyung, ada raut cemas yang membayangi wajahnya. Kemudian Taehyung menggerakkan tangannya menyentuh kening Jungkook yang berkeringat dingin.
Alih-alih menjawab pertanyaan teman sebangkunya, Jungkook hanya mengangguk lemah. Kelopak matanya mengedip sayu. Kulit bibirnya yang berwarna plum mengering dan memucat. Area matanya pun menghitam hampir menyerupai panda.
"Ada beberapa hal yang mengusik pikiranku akhir-akhir ini. Mungkin sudah dua hari aku belum tidur." Jungkook menghela napas pendek. "Aku bingung harus bagaimana."
"Kenapa memangnya? Hutangmu di kantin sudah menumpuk banyak?" Taehyung justru mencibir lalu melepas tawa tanpa suaranya.
"Jangan bahas itu sekarang oke? Aku ingin kau menanggapiku serius, sekali saja." Desis Jungkook disertai lirikan tajamnya pada Taehyung. "Aku mohon."
"Oke, kali ini aku akan serius."
"Seseorang telah menguntitku dengan cara yang keterlaluan. Dia juga rutin mengirimiku surat aneh di dalam lokerku," Jungkook menghela napas pendeknya. "Aku sangat tertekan."
Jungkook menyerah. Sudah saatnya ia harus mengatakan masalahnya itu pada seseorang. Mungkin Taehyung bukan orang yang tepat, karena yang Jungkook yakini teman sebangkunya itu bukan seorang yang bisa diajak serius.
Namun ada satu tujuan, karena Taehyung setidaknya mengenali orang yang Jungkook curigai selama ini─Shin Rinyoung. Pemuda itu bermaksud untuk meminta bantuan Taehyung saat ia membutuhkannya nanti. Hal selanjutnya yang Jungkook duga, Taehyung pasti akan melemparinya dengan lelucon lagi.
Namun tidak.
Itu dapat terlihat melalui netra teduh milik Jungkook, bahwa raut wajah Taehyung langsung meremang. Jangankan membuka suara, berkedip saja rasanya berat bagi Taehyung.
"Oh ayolah, apa kau mendengarkanku?" Keluh Jungkook sambil menendang pelan ujung sepatu Taehyung.
Taehyung mengerjap dari gemingannya. "Aku dengar, kok. Hanya saja, ceritamu itu cukup mengerikan."
KAMU SEDANG MEMBACA
anonymous (Fanbook Version ON EDITING)
Fanfiction[UNDER REVISION] Tidak hanya merasa terganggu, namun Jeon Jungkook mengalami frustasi terhadap Post-It yang selalu ia temukan di lokernya. Highest rank: #1 in mystery/thriller Copyright 2016, by kookconut.