Jungkook bukan tipikal orang yang dengan mudah bangun di pagi hari. Tapi kali ini, ia sudah bersiap diri untuk berangkat ke sekolahnya. Apa lagi kalau bukan untuk memata-matai lokernya sendiri. Jungkook memiliki asumsi, kalau orang yang menyimpan post-it di lokernya pasti datang lebih awal darinya.
Padahal bisa saja Jungkook melakukannya sejak awal, tapi dia itu terlalu malas. Belum lagi jika sudah kelelahan dengan jam sekolahnya yang diselingi ekskul basket yang menyita hampir seluruh satu harinya.
Meskipun sedang mengalami insomnia karena gejala stresnya, Jungkook ingin rasa penasarannya terhadap sang pelaku terbayar hari ini juga. Ia sudah mencapai titik jengahnya. Pemuda itu akan menangkap basah orang yang akhir-akhir ini mengganggunya, begitulah tujuan naifnya.
"Oh? Apa aku tidak salah melihat Kookie-ku di pagi buta seperti ini?"
Seorang wanita berusia 35 tahunan menatap heran putranya yang sedang menyiapkan omelette di dapur. Pakaiannya pun sudah rapih dengan seragam sekolahnya.
Masih memegang gagang teflonnya, Jungkook terlonjak kaget. Kepalanya menoleh, "Oh, Ibu. Aku mau berangkat lebih awal."
"Kenapa? Ini masih pukul enam kurang. Bukannya sekolahmu dimulai pukul delapan?" Ibunya kembali melontarkan pertanyaan.
"Ada sesuatu yang ingin kulihat dengan mata kepalaku sendiri." Balas Jungkook bergumam, ia letakkan omelettenya yang sudah matang di atas piring.
"Lihat apa? Hm, kuperhatikan akhir-akhir ini kau selalu bertingkah aneh. Ada masalah di sekolah?"
"Ada." Jungkook menjawabnya dengan jujur dan sangat singkat, bejaga-jaga kalau tiba-tiba bibirnya kelepasan mengucapkan hal yang seharusnya tidak perlu ia lontarkan.
"Soal apa?"
Jungkook mengembuskan napas melalui mulutnya, "Ibu tidak perlu khawatir. Aku bisa menyelesaikannya sendiri."
"Memangnya ibu tidak boleh tahu?"
"Ya."
Ibu Jungkook melangkahkan kaki menghampiri putranya yang sedang memakan omelette dan kentang rebus, tangannya mengusap lembut punggung putranya itu.
"Tempo hari lalu kau juga meminta ibu mematikan cctv di area halaman depan untuk sementara. Kau merahasiakan alasannya. Sekarang kau ada masalah di sekolah, masih mau merahasiakannya lagi?"
"Pokoknya ibu jangan khawatir. Aku hanya tidak mau orang dewasa ikut terlibat dengan masalah remaja sepertiku. Sebentar lagi, semuanya akan selesai." Tukas Jungkook bersikeras menutupi masalahnya, tentu jika Ibunya mengetahui hal itu, bisa Jungkook tebak si peneror bisa saja akan mengusik keluarganya.
Jungkook hanya tak ingin kemungkinan buruk itu terjadi. Takkan pernah.
***
KAMU SEDANG MEMBACA
anonymous (Fanbook Version ON EDITING)
Fanfiction[UNDER REVISION] Tidak hanya merasa terganggu, namun Jeon Jungkook mengalami frustasi terhadap Post-It yang selalu ia temukan di lokernya. Highest rank: #1 in mystery/thriller Copyright 2016, by kookconut.