[Warning alert; disgusting and violence scenes lmao ]
××
Jungkook hampir tidak memercayai matanya ketika Hyungsik dengan sengaja menempelkan ujung sebilah pisau di dagunya. Rasa dingin langsung menyengat, mengiringi rasa kalutnya.
Berbagai macam pertanyaan berputar di dalam kepala Jungkook. Namun ketakutannya seakan mampu melumerkan rasa penasarannya itu.
Tangan kosong Hyungsik menarik paksa rambut Jungkook ke belakang hingga pemuda itu meringis.
"Bergerak lebih, kau mati. Berteriak, aku potong lidahmu," gumam Hyungsik mengancam, netra kelamnya menusuk langsung pada obsidian teduh milik Jungkook.
Jungkook terbelalak. Napasnya tercekat di tenggorokan. "A-apa yang kau inginkan? Kenapa kau lakukan ini padaku?"
Hyungsik menarik kedua sudut bibirnya membentuk senyuman lebar. "Aku menginginkanmu. "
"Tidak mungkin!" Jungkook kemudian menjerit dengan sisa suaranya yang terdengar hampa. Tangannya terangkat untuk melakukan perlawanan, tapi pergerakan pria yang berdiri di hadapannya itu lebih cepat.
Hyungsik menekan pisaunya semakin dalam, menembus dan merobek kulit wajah Jungkook sepanjang tujuh sentimeter. Tangan Jungkook yang mengambang di udara melemah. Pemuda itu mengerang pedih sementara cairan kental merah pekat mengalir melewati lehernya.
Tak kehabisan akal, Jungkook hendak melayangkan kakinya untuk menendang Hyungsik yang sedang tertawa picik. Tapi pria itu dengan cekatan mencengkram pergelangan kaki Jungkook, menahan lalu menariknya.
Jungkook yang memiliki beban tubuh 70 kilogram itu terseret dari tempat duduknya. Tubuhnya menghantam lantai cukup keras dengan punggung yang mendarat terlebih dahulu.
Lagi. Jungkook mengerang, tenaganya tidak sekuat seperti biasanya. Mengingat dirinya belum memakan apapun sejak tadi malam sampai jam pulang sekolah hari ini tiba. Salahnya yang terlalu banyak menggunakan waktu untuk tidur.
Kepala Jungkook berdenyut, rasanya sangat berat. Tangannya menyeka darah yang mulai merembas kemeja seragamnya. Luka di dagunya cukup dalam, Jungkook yakin itu.
Sial. Stamina tubuhnya sedang dalam kondisi yang lemah.
Jungkook mencoba untuk bangkit, sebelum sebuah kaki bersepatu pantofel mendarat tepat di atas kemaluannya. Tidak hanya erangan yang keluar dari mulut Jungkook, jeritan yang terdengar begitu pilu menggema di penjuru ruangan.
KAMU SEDANG MEMBACA
anonymous (Fanbook Version ON EDITING)
Fanfic[UNDER REVISION] Tidak hanya merasa terganggu, namun Jeon Jungkook mengalami frustasi terhadap Post-It yang selalu ia temukan di lokernya. Highest rank: #1 in mystery/thriller Copyright 2016, by kookconut.