✉; x

9K 2K 72
                                    

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.


Bisa dibilang, dewi fortuna sedang berpihak pada Jungkook di siang hari itu. Ruangan loker masih ramai dengan hiruk-pikuk siswa yang berlalu lalang. Jadi, tidak ada alasan untuk takut bagi Jungkook yang harus berhadapan dengan seorang Shin Rinyoung.


"B-bagaimana kau mengetahui namaku?" Perempuan bersurai hitam panjang itu mendongak, manik cokelat hazelnya bertemu pandang dengan manik obsidian milik Jungkook.

Binar matanya yang seperti karamel begitu indah.
Heh, apa yang kupikirkan?!

Jungkook menelan salivanya yang sedari tadi ia tahan. Baru saja ia hendak menjawab pertanyaan Rinyoung, gadis itu lebih dulu mencengkram pelan lengan Jungkook.

"Cepat jawab aku. Kenapa kau tahu namaku?" Rinyoung bertanya ulang.

Aku ingin segera merasakan tubuhmu..

Jungkook terkesiap begitu ia teringat dengan isi pesan post-it yang baru saja ia baca itu.

Jangan-jangan Rinyoung mulai mengambil tindakan mesumnya, pikir Jungkook.

Meskipun hanya lengannya yang digenggam, Jungkook tetap merasa tidak nyaman. Sentuhan yang diberikan pun terasa dingin dan sedikit basah karena keringat yang melumasi telapak tangan gadis itu. Dengan cepat Jungkook menepis tangan Rinyoung menjauh.

"Beraninya kau menyentuhku? B-bukan urusanmu juga darimana aku tahu namamu!" Pekik Jungkook sedikit gelagapan. Tidak peduli seberapa besar usahanya untuk tetap tenang, ia gagal.

"Oh maaf, aku lancang─"

"Iya memang! Selain lancang kau juga kurang ajar," Jungkook semakin menggebu, ia mengatur napasnya sebelum melanjutkan ucapannya. "Kenapa kau selalu menguntitku? Kau membuatku hampir gila dengan segalanya!"

Rinyoung melirik ke arah loker Jungkook sebentar sebelum ia berucap, "Apa yang telah kulakukan?"

"Aish, masih saja mengelak─"

Jungkook secara spontan menghentikan omelannya ketika seseorang menepuk pundaknya menginterupsi.

"Maaf, apa kau Jeon Jungkook?"

Jungkook memutar tubuhnya, seorang siswa yang ia tidak kenal menghampirinya. "Kenapa?!" Tanyanya ketus karena merasa terganggu.

"Kau ditunggu Hyungsik-nim di ruangannya. Dia bilang, batas akhir waktu ujian susulannya dilaksanakan siang ini."

Jungkook memijat batang hidungnya geram. Benar-benar waktu yang buruk. Padahal ia masih ingin memuaskan rasa penasarannya terhadap Rinyoung. Setelah menimbang keputusannya, Jungkook berkata, "Baiklah. Sepuluh menit. Aku butuh waktu."


"Terserah. Tapi Hyungsik-nim bilang secepatnya. Dia sedang ada urusan." Dengan begitu, siswa tadi berlenggang pergi.

Jungkook berdecak sebelum kembali menghadap pada Rinyoung, namun gadis itu telah hilang dari tempatnya. Seolah keberadaannya hilang bersama angin.

"Dasar keparat kecil." Umpat Jungkook pelan.

Sebelum ia beranjak dari tempatnya, Jungkook membulatkan matanya ke arah lantai tempat Rinyoung berpijak tadi. Tubuhnya membungkuk mengiringi tangannya yang terulur mengambil sesuatu di bawah sana.


Sebuah kertas post-it berwarna biru langit dengan aroma raspberry. Tidak ada tulisan apapun yang tertoreh di sana. Namun Jungkook merasa yakin, bahwa Rinyoung tidak sengaja menjatuhkan itu pada saat ia buru-buru kabur darinya.


Oh.

***

"Maaf, aku terlambat lagi." Ujar Jungkook seraya menutup pintu ruangan.

Yang diajak bicara masih terfokus pada layar laptopnya. Tatapannya memancar rasa kekesalan dan amarah.

"Hyungsik-nim sedang sibuk, ya?" Jungkook berdiri tepat di depan meja gurunya itu.

"Eh? Kau sudah datang rupanya, aku sampai tidak sadar. Iya, laporanku menumpuk padahal deadline nya besok. Aku pusing memikirkannya." Hyungsik mengusap pelipis seraya menutup laptopnya. "Silahkan duduk." Ujarnya lalu tersenyum hangat.

"Maaf aku sering sekali mengganggumu hanya karena ujian susulan."

"Oh, tidak apa-apa. Aku sama sekali tidak keberatan, kok." Hyungsik terkekeh dilanjutkan dengan mengambil sebuah map dari laci meja kerjanya.

Hyungsik meletakkan dua lembar kertas soal di hadapan Jungkook. "Kerjakan dengan santai."

Jungkook menggembungkan pipinya sebelum mendengus. Bagaimana bisa ia mengerjakan soal dengan tenang kalau baru saja ia kehilangan buronannya. Tapi setidaknya Jungkook tahu bagaimana rasanya berhadapan langsung dengan Shin Rinyoung. Ternyata dia tidaklah semenakutkan seperti apa yang dibayangkan.

♥♡♥♥♥·♡♥♡♥♥

anonymous (Fanbook Version ON EDITING)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang