Quidditch and The Mysterious Gown

188 22 0
                                    

Seminggu kemudian adalah musim Quidditch. Asrama yang pertama adalah Gryffindor melawan Slytherin. Kabarnya, Zachary Han Potter, anak kelas 2 adalah seeker terbaik, tentu saja setelah Harry Potter. Ya, mungkin pepatah ada benarnya. Like father like son is absolutely true.

Saat aku bangun, aku mendapati sebuah package. Tepatnya ada 7 package didepan perapian di common room Slytherin. Yang 7 ditumpuk rapi dengan pita hijau dan lambang keluarga Malfoy. Tidak salah lagi, hadiah untuk Slytherin dimusim Quidditch. Seperti biasa, ayah kami selalu memberikan sapu (mensponsori tepatnya) untuk tim Slytherin apabila salah satu anggota keluarganya menjadi anggota tim Quidditch.

"Wow.", Scorpius berkata yang tentu saja mengagetkanku.

"Hai Scorp. Ini dari dad.", aku berkata.

"Iya aku tau. Tahun lalu dad memberikan Nimbus 2017 dan tahun ini, Dad memberikan Firebolt. Dan hei, ada suratnya.", Scorpius berkata sambil mengambil sebuah amplop.

"Ayo kita baca.", ia berkata dan kamipun duduk didepan perapian membaca surat tersebut bersama-sama.

", ia berkata dan kamipun duduk didepan perapian membaca surat tersebut bersama-sama

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"Hei, ada 1 lagi buat kamu. Lihat, wrappingnya pink. Dari siapa ya?", Scorp berkata.

"Entah. Lihat saja dulu isinya.", aku berkata lalu membuka kotak tersebut.

"Hmm... Gaun? Ini indah lho. Pasti dari penggemar rahasia. Ini bukan dari dad. Aku sangat yakin. Karena kalau dari dad pasti juga ada buat Cassie. Dan lihat ada juga heelsnya.", Scorpy berkata sambil mengangkat sebuah platform shoe setinggi 12 cm.

"Ok. Sebuah gaun pink dan sepasang platform shoes berukuran 38. Hei, itu tepat sekali. Darimana dia tahu berapa ukuran sepatuku.", aku berkata sambil kebingungan.

"Entah. Tetapi pasti yang memberi adalah seseorang yang sangat kaya. Dia menghamburkan sekitar 75 galleons untuk dress ini dan sekitar 40 galleons untuk heels nya. Ralat, maksudku platformnya.", Scorp menjelaskan.

"OK. Itu tidak penting. Yang terpenting adalah hari ini itu hari pertama kita untuk bermain Quidditch. Jadi, ayo kita bersiap-siap.", aku berkata lalu membawa pergi kotak berisi gaun dan platform heels itu.

Kapten kami adalah Victor. Nama lengkapnya adalah Victor Fernando Shacklebolt.

"Tenanglah. Aku tahu ini pertandingan pertamamu. Tidak usah takut. Tangkap snitchnya dan buat Slytherin bangga.", aku berkata kepada Cassie untuk menenangkannya (atau mungkin menenangkan diriku sendiri)

Ia lalu mengangguk dan berkata siap.

"Bersiap disapu kalian.", Victor berkata dan kamipun pergi kelapangan Quidditch.

Yang pertama maju adalah Victor, tentu saja karena ialah kaptennya. Lalu diikuti dengan Scorpius. Lalu, aku, kemudian Canon Burke, Sean Selwyn, Connor Urquart, dan yang terakhir sang seeker, Cassiopeia Venus Malfoy.

Kamipun bersiap-siap diposisi kami. Saat peluit ditiupkan, kami langsung mengambil Quaffle dan berkat Firebolt kami, kami berhasil menguasai pertandingan.

The Revenge Of The Death EatersTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang