Prolog

9.8K 361 53
                                    

Hari ini ku awali dengan rasa percaya diri yang lebih dari hari-hari yang sebelumnya. Yaps, karena hari ini aku akan mengawali pendidikan di High School. Mom and dad mendaftarkanku di sekolah yang sama dengan Verrel dan Veral -kakak gwe-

Perkenalkan namaku Vanessa Alvaro. Hmm sebenarnya Alvaro itu adalah nama dad yang dijadikan marga. Aku anak ketiga dari empat saudara, anak yang paling dimanja karena satu-satunya anak perempuan. Kakak pertamaku bernama Verrel dan kedua Veral yang sebenarnya mereka berdua adalah kembar tak identik perbedaan waktu lahir mereka hanya 5 menit dan mereka usianya beda setahun denganku dan yang paling kecil di antara kami bersaudara ada Varel yang baru memasuki Jhs tahun ke2.

Aku merapikan rambutku dan langsung menyambar tas yang ada di meja belajar lalu turun kebawah untuk menikmati sarapan bersama keluarga.

"Morning Dad" ucapku seraya memberikan ciuman manis di pipi Dad.
"Morning Mom" ucapku seraya memberikan ciuman manis di pipi Mom. Aku langsung mengambil tempat duduk di antara Verrel dan Veral karena ketika urusan makanan mereka berdua tidak bisa disatukan.

"Hmm, adek gwe udah pake seragam putih abu-abu ya" teriak Verrel yang seraya memerhatikanku dari ujung rambut hingga ujung kakiku. Okey, ini berlebihan. Aku tak seburuk itu memakai seragam seperti ini.
"Kelihatan gendut lo" sambung Veral yang membuat emosiku kini meningkat. Aku memutarkan bola mataku dan langsung duduk.
"Mom, apa aku harus berangkat dengan Verrel dan Veral?" Tanyaku pada Mom dengan tatapan khawatir.
"Yes Honey"
Jawaban dari mom membuatku seketika cemas.
"Ayolah Vaness, aku tak akan berbuat apa-apa padamu. Cantik saja kau tidak"
Mulut Veral tak pernah berhenti mengejek. Langsung saja ku jitak kepalanya untuk menyalurkan kekesalanku.
"VERAL ALVARO kalau kau tak ingin naik taksi pada hari pertama jangan buat aku marah" teriakku yang membuat Veral terdiam. Verrel yang melihat hal itu hanya terkekeh pelan.
"Vaness, aku akan menunggumu di mobil" seraya Verrel berdiri yang diikuti denganku yang langsung mengambil roti dan meminum susu lalu berpamitan pada mom and dad.

Hari ini dan seterusnya. Aku akan di antar jemput oleh Verrel.- Kakak yang paling gwe sayang yang selalu manjain gwe-.

***

Aku turun bersamaan dengan Verrel yah dan juga Veral.
Sekolahku tidak mengadakan yang namanya Mos karena kebanyakan orang tua ingin memasukkan anaknya disini karena tidak dituntut dengan yang namanya Mos.

"Kalau udah pulang tunggu di kelas ntar aku yang jemput di kelas" ucap Verrel yang ku balas dengan mengangkat kedua jempol.

Kami berpisah di koridor yang memiliki 2 lorong. Aku belok kanan sedangkan Verrel dan Veral akan belok kiri. Aku melihat daftar nama yang ada di mading sekolah, daftar nama untuk pembagian kelas bagi siswa siswi baru. Setelah kurang lebih 5 menit aku mencari dimana namaku berada kini ku temukan dan langsung saja aku naik ke lantai 2 untuk mencari kelas yang akan ku tempati.
Kelas IPA-2 adalah kelas yang akan ku tempati. Di sekolah ini hanya menerima 125 siswa tiap tahun ke tahun.

Bangku yang kosong tersisa 1 bangku. Langsung saja aku mengambil tempat disana.
"Hay" sapa seorang gadis yang duduk di sebelahku. Aku memberikan senyum terbaik dan membalas sapaannya. "Hay juga" seraya aku bersalaman dengannya.
"Aliyah"
"Vanessa"

Aliyah. Teman pertamaku di sini.
Dari penilaianku dapat disimpulkan bahwa gadis gadis yang ada di kelas ini mempunya 1 pekerjaan yaitu, Dandan terkecuali aku dan Aliyah.

Tring...

Suara bel tanda istirahat. Dengan semangat aku bersama Aliyah berjalan menuju kantin yang letaknya di lantai 1.
Aku mendorong pintu kantin dan masuk. Okey, suasana yang sangat ramai. Ramai dengan teriakan histeris para gadis. Itu membuat telingaku terasa sakit dan ku rasa aku harus mengunjungi dokter THT.

"Ternyata gwe gak salah pilih sekolah"

"Gwe bisa betah sekolah disini"

"Ganteng"

"Cool"

Kurang lebih itu teriakan yang samar-samar kudengar.
Aku dan Aliyah mengambil tempat duduk di sudut kantin yang melihatkan parkiran yang dipenuhi dengan mobil.
"Nes lo pengen apa? Ntar gwe beliin,8 lo tolong beliin gwe es jeruk ya" ucap Aliyah yang seraya ku balas dengan anggukan.

Pasta dan milshake chocolate adalah makananku hari ini.
"Nes lo punya sudara gitu yang sekolah disini?" Tanya Aliyah yang membuka topik pembicaraan di antara kami.
"Gwe punya. Verrel sama Veral" jawabku.
"What? Kak Verrel sama Kak Veral? Mereka itu se-geng sama kak Shawn kan?" Aliyah berteriak histeris.
Aku mengangkat alis sebelahku karena bingung dengan Aliyah.
"Shawn? Gwe gak kenal" ucapku seraya menghisap sampai habis milshake chocolate milikku.
"Lo gak kenal kak Shawn? Dia itu ketos yang di sekolah kita" jelas Aliyah yang hanya kusambut dengan anggukan.
"Kenalin gwe sama kak Verrel and kak Veral. Please"
Aliyah memintaku untuk ngenalin dia sama kedua kakak gwe yang ntah menurutku gantengnya ada dimana.
Dan aku mengatakan aku akan mengenalkannya besok.

Lonceng pulang sekolah sudah berbunyi sejak 15 menit yang lalu dan tidak ada tanda-tanda dari Verrel dan Veral yang akan menjemputku.
Kuputuskan untuk keluar dari kelas dan mencari Verrel dan Veral.

Ketika aku keluar dari kelas...
Brug

Aww. Sepertinya aku menabrak seseorang. Aku hanya tertunduk diam karena takut akan di marahi dari sepatunya bisa ku lihat bahwa dia laki-laki.
"Ehm, m-maaf" ucapku gugup.
...
...
...

Dia masih tetap berdiri di hadapanku dan tidak memberikan respon apapun terhadap permintaan maafku.
Akhirnya aku memberanikan diri untuk mengangkat kepalaku melihat wajah orang yang dari tadi betah berdiri di hadapanku.

Siapa dia? Aku menyipitkan mataku. Wajahnya begitu asing. Tak ada senyum sedikitpun di wajahnya, Datar.

"Oy Vaness" suara itu membuatku tersontak kaget. Aku berbalik arah dimana sumber suara itu.
Veral. Dia penyelamatku sekarang.
"Gwe cariin lo dari. Ternyata lo keluyuran" Veral membuatku tidak nyaman dengan celotehannya itu.
"Shawn maafin adik gwe ya, kelihatnnya dia lagi buat masalah nih" seraya Veral melambaikan tangan pada laki-laki yang bernama Shawn itu.

Aku berjalan mengikuti langkah Veral.

"Lama banget" ucap Verral.
"Tanya sama sih Vaness, udah jam pulang keluyuran trus buat masalah sama Shawn" ucap Veran santai.
"Aku tidak sengaja menabrak dia Veral" teriakku.
"Memangnya kau kenal Shawn?" Tanya Verrel.
"Sepertinya aku pernah mendengar nama itu tapi, aku tidak terlalu ingat"

THANK YOU BUAT YANG UDAH BACA CERITA ABAL-ABAL INI.
JANGA LUPA VOMENT YA HEHE

Ketos Pacar GueTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang