E m p a t

3.8K 209 17
                                    

Shawn keluar dari kamar mandi memakai celana jeans bewarna hitam milik Veral yang tadi ku ambil dengan handuk yang menggantung di lehernya dan Shawn? Shawn tidak memakai baju, badannya yang beroti-roti kek yang di komik-komik dapat membuat banyak orang terpesona.

"Ini kak" ucapku seraya memberikan kaos bewarna hitam polos untuk Shawn pakai.

Shawn Mendes. Dia begitu cool. Kulitnga putih, rambutnya yang dibiarkan setengah basa dan berantakan di tambah dengan warna bibirnya yang begitu memikat. Membuat semua wanita memuja dia seperti dewa.

CUKUP! INGAT VANESSA CINTA PERTAMAMU ADALAH CINTA TERAKHIR KARENA LUKA MENDALAM.

Kata-kata itu selalu kuingat. Karena dia. Semua ini karena dia.
Sejak hari itu aku tidak percaya akan cinta.
Aku lupa tentang cinta.
Aku tidak dapat merasakan cinta.
Mencintai orang lain ataupun dicintai orang lain selain keluarga.

"Tante Sena sama Om Alvaro kemanan?" Tanya Shawn yang membuatku tersadar kembali.

"Lagi keluar negeri kak, katanya urusan pekerjaan" jawabku.

"Makan malam di luar yuk" ajak Shawn yang membuatku duduk kaku tak bergerak. Jantungku berdetak lebih cepat, darah mengalir lebih cepat.

"Bol- boleh kak" ucapku gugup.

"Yaudah, kamu mandi truss ganti baju. Abis itu temenin kakak ke rumah kakak nanti dari situ kita cari makan" ucap Shawn seraya mengeringkan rambutnya.

Aku hanya mengangguk dan langsung naik ke atas.
Aku membuka pintu kamar yang tidak terkunci. Verral yang sedang membaca buku novel fantasi miliknya menatapku sekilas dan kembali pada aktivitas membacanya.

"Dari mana? Kok baru pulang" tanya Verral yang masih fokus dengan bacaanya.

"Dari sekolah lah" jawabku.
"Kak, temenin kak Shawn di bawah ya" pintaku dan langsung masuk ke kamar mandi.

25 menit kemudian...

Jam menunjukkan pukul 18:00. Aku turun dengan jeans bewarna  hitam yang kupadukan dengan jacket bewarna putih yang dipadukan dengan hitam.

"Kau sangat cantik Vanessa" gumam Shawn yang dapat ku dengar walau samar-samar yang membuatku tersipu malu.

"Kak, gwe pergi bareng Kak Shawn ya" ucapku.

"Hmm" Verrel hanya bergumam.

Aku mengajak Shawn untuk segera pergi. Shawn berpamitan dengan Verrel dan langsung keluar dari rumah bersamaku.
Aku berboncengan dengan Shawn, Shawn menyalakan mesin motor dan menjalankan motornya meninggalkan pelataran rumahku.

Tak butuh waktu lama Shawn sampai kerumahnya. Tapi tunggu.
Rumah Shawn hanya berseblahan kompleks dengan rumahku.

Aku masuk bersama Shawn. Di dalam ada Veral dan Aliyah? Why can?
Aku menatap Veral dan Aliyah bingung. Mereka yang sedang bercanda di taman belakang rumah milik keluarga Shawn kini terdiam.
"Veral? Aliyah?!" Teriakku yang sontak kaget dengan mereka berdua.

"Aliyah, gwe pulang ya. Bye" ucap Veral seraya memanjat dinding taman belakang rumah dan langsung melompat.
Okey. Jangan bilang kalau taman belakang rumah Shawn dan Aku... berseblahan?
Aku menatap Aliyah bingung sementara Aliyah menatapku dengan tatapan khawatir seakan berkata 'mampus gwe'

"Rumah lo bertempelan dengan rumah gwe" ucap Aliyah.
Apa dia bisa membaca pikiranku?

"Hubungan lo sama Veral apa?" Tanyaku serius.

Aliyah hanya tertunduk diam.
"Friend zone" Aliyah menatapku dengan tatapan sendu.

Aku menatapnya kasihan.

Ketos Pacar GueTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang