S e p u l u h

3K 145 4
                                    

Seminggu sudah aku resmi berpacaran dengan Shawn.
Selama seminggu ini satu sekolah gempar akan kabar berita tentang hubunganku dan Shawn. Jujur ini membuatku sangat sangat dan sangat tidak nyaman karena setiap aku lewat para siswi selalu menatapku dengan tatapan kesal,iri, dan jengkel.

Aku berjalan melewati koridor bersama Aliyah yang baru resmi berpacaran dengan Veral 3 hari yang lalu. Beberapa orang sering menyapaku dan aku hanya dapat tersenyum cengengesan kenal atau tidak aku tetap tersenyum.

"Sumpah selama 1 bulan ini gwe capek kekelas" keluh Aliyah seraya melayangkan pantatnya di bangku taman sekolah.

"Derita lo itu" ledekku yang ikut duduk di sebelahnya.

Tiba-tiba Shawn dan Veral datang. Semenjak kami berpacaran banyak waktu kami habiskan untuk istirahat di taman sekolah.

"Hay" sapaku pada Shawn yang tersenyum manis padaku.

"Udah makan?" Tanya Shawn seraya menepuk pundak kepalaku.

Aku tersenyum tipis dan mengangguk.

Kami berdua (aku dan Shawn) duduk berseblahan. Shawn bersandar pada bahuku dan nenutup mata sebentar. Hembusan angin membuat suasana tampak tenang dan romantis. Rambutnya yang diterpa angin membuat penampilanya sedikit berantakan tapi tetap cool. Dia manis ketika tertidur.

Aku tersenyum tipis seraya merapikan rambutnya yang tadi diterpa angin.

"Kak bangun! 5 menit lagi masuk" ucapku seraya mengguncang tubuh Shawn pelan.

"Hmm" Shawn hanya bergumam.

Aku terus mengguncang tubuh Shawn sampai Shawn benar-benar terbangun.

***

Bel pulang sekolah telah berbunyi sejak 15 menit yang lalu. Aku menunggu Aliyah yang sedang memasukkan alat tulis ke dalam tas.

"Liya lu pulang sama Veral?"

"Iya, gwe mau mampir dulu sama Veral"

"Kemana?"

"Rumah sakit"

"Siapa sakit?"

"Aunty gwe"

Aku hanya mengangguk dan langsung berjalan bersamanya.

Diparkiran sudah ada Veral dan Shawn yang duduk manis di atas motor mereka masing-masing.

Aku tersenyum pada Shawn. Dia menatapku begitu lembut. Sungguh dia sangat manis.

"Yuk pulang" ajakku pada Shawn.

"Kita mampir dulu ya" pinta Shawn lembut.

"Rumah sakit?"

"Tau dari mana coba?"

"Aku bisa baca pikiranmu"

"Coba sekarang aku pikirin apa?"

"Pikirin apa pacar gwe mau ikut apa gak" ucapku asal dan langsung tertawa diikuti oleh Veral dan Aliyah.

Shawn? Dia hanya tertunduk malu.

***

Kami berempat sampai di salah rumah sakit yang ada di Jakarta.

"Aunty Rere itu temennya mami" ucap Shawn yang kubalas dengan anggukan.

"Btw anaknya aunty Rere cantik lo" teriak Aliyah.

"Tapi cantikan pacar gwe dong" teriak Shawn seraya merangkulku.

Aku tersenyum salah tingkah dan pipiku memerah seperti kepiting rebus.

R

uang Tante Rere terletak di lantai 6 khusus VIP.
Katanya Tante Rere maag-nya kambuh lagi.

Shawn mengetuk pintu tak lama pintu tersebut dibuka oleh gadis cantik yang umurnya seperti aku dan Aliyah. Rambutnya panjang bewarna hitam pekat, warna matanya hitam pekat dengan kulit putih yang mulus. Dia tersenyum pada kami semua. Senyumnya manis.

"Oh, Hay Shawn, Hay Aliyah" sapanya seraya memeluk Aliyah.
Dia ingin memeluk Shawn tapi Shawn tidak mau.
"Dan kalian?" Tanya dia menatap aku dan Veral bingung.

"Dia Vanessa pacarku dan disebelahnya saudara Vanessa namanya Veral pacarnya Aliyah" ucap Shawn dingin lalu menarikku untuk masuk.

Aku dapat melihat raut wajah gadis itu langsung berubah. Kelihatannya dia tidak menyukaiku. Dari tatapan dan senyumnya yang kelihatan manis terlihat seperti palsu.

"Shawn Aliyah!?" Teriak seorang wanita seumuran mom yang kuyakini itu adalah tante Rere.

"Hay Aunty, I miss you" ucap Aliyah seraya memeluk tante Rere yang terbaring di ranjang rumah sakit.

"Shawn apa dia pacarmu?" Tanya tange Rere yang kini menatapku dengan senyum lembut.

Aku? Aku hanya tersenyum salah tingkah sedangkan Shawn tersenyum lebar dan mengangguk.

"Dia cantik" gumam tante Rere.

"Gimana kabar tante?" Tanya Aliyah.

"Baik kok" ucap tante Rere.

"Sarah sini" panggil tante Rere sedikit berteriak.

Sarah. Jadi nama gadis itu adalag Sarah.

"Kau bilang kau merindukan Shawn bukan? Dia sekarang ada di sini kalian berdua bisa bicara sebentar" ucap tante Rere yang membuat Sarah tertunduk malu salah tingkah.

Shawn menatapnya dingin.

"Sarah ayo kita keluar" ucap Shawn dingin seraya berdiri dari tempat duduk dan keluar diikuti oleh Sarah.

Aku bergabung dengan Aliyah,Veral, dan tante Rere.

Tante Rere bilang kalau Sarah hanya punya satu teman laki-laki yaitu Shawn. Okey aku sedikit emosi karena itu tapi aku tahu mereka hanya berteman. Katanya Sarah dan Shawn sudah berteman sejak kecil. Sarah selalu bermain bersama Shawn dan Aliyah tiap akhir pekan tapi pada usia mereka menginjak 6 tahun Sarah pindah ke Australia untuk tinggal bersama nenek dan kakeknya.

***

Tak terasa dua jam telah berlalu kami pun bergegas untuk pulang. Selama dua jam itu Shawn dan Sarah di luar, mungkin bercerita tentang masa lalu mereka.

Tapi sikap Shawn berubah sejak menemui Sarah, Shawn terlihat dingin.

"Baiklah kami pulang dulu" pamit Aliyah pada Sarah di luar ruangan.

Aku hanya tersenyum pada Sarah tapi dia menatapku tajam.

Bersambung...

Cie kali ini pendek, wkwk.
Special ditulis dua jam khusus buat natal hehe

Jangan lupa vote and comment

Ketos Pacar GueTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang