D U A P U L U H

3.5K 126 2
                                    

Shawn, Vanessa, Aliyah, dan Verrel sudah sampai di salah satu pantai yang nampak sepi. Tapi, sejujurnya pantai ini sengaja Shawn sewa hanya untuk mereka berempat. Di pantai sudah dihiasi dengan balon-balon warna warni dan membuat Vanessa tersenyum senang. Bahagia. Itu yang Vanessa rasakan ketika sampai. Menikmati hembusan angin sore. Tanpa disadari ia memeluk tubuhnya sendiri karena angin yang berhembus membuat Vanessa kedinginan. Shawn dari belakang dan tanpa disadari oleh Vanessa memakaikan jacket miliknya.

"Thank's honey." gumam Vanessa dengan senyum tipis di wajahnya.

"Sok sok pakai crop tee ujung-ujungnya masuk angin." Shawn dengan tawa yang ditahan mulai menggoda Vanessa.

"Tubuh gue, badan gue, yang sakit gue yang ribet lo!" Vanessa mengatai Shawn. Entahlah, moodnya sedang tidak baik karena kalimat yang menurutnya mesum yang dilontarkan Shawn.

"Yeh, kok malah marah?"

"Bodo!" Vanessa pergi meninggalkan Shawn sedangkan Shawn malah tertawa geli melihat sikap Vanessa yang seperti ini. Ia benar-benar rindu pada pacarnya ini.

Vanessa berjalan menghampiri Verrel dan Aliyah yang tengah berfoto ria. Okay, ralat tapi Aliyah yang tengah berfoto dan membuat Verrel menjadi fotografer. Shawn datang menghampiri mereka dan langsung memeluk Vanessa, sontak pipi Vanessa langsumg bersemu merah. Shawn tertawa dan dengan cepat Verrel mengambil foto Shawn dan Vanessa. Foto itu sangat indah ditambah latarnya yang menampilakan pantai dengan matahari yang akan terbenam.

"Wah! Ness, ini kayak foto mau pre-wed aja. Gila. Romantis!!!" Aliyah yang melihat foto Shawn dan Vanessa sampai takjub karena keromantisan mereka berdua.

"Biasa aja!" Shawn merampas kamera dari tangan Aliyah untuk melihat hasil jepretan Verrel. Aliyah menatap sinis Shawn.

"Nanti kita buat yang lebih romantis! Yah kan, yang?" Shawn melempar tatapan manis pada Vanessa dan hanya dibalas dengan gelengan karena ia sedang sibuk menyiapakan makan malam mereka berempat.

"Kasihan dikacangin! Karma tuh!" Aliyah mengejek Shawn yang hanya dikacangin Vanessa. Sementara Shawn hanya membiarkan Aliyah berkarya dan karena sibuk bernyanyi dengan gitar kesayangannya.

Vanessa yang melihat Shawn tengah duduk santai dengan gitar yang membuat ketampanan Shawn bertambah tidak menyia-nyiakannya karena dengan cepat ia mengambil ponsel dan mengambil gambar Shawn tanpa sepengetahuan Shawn.

Tibalah saat mereka akan makan malam. Mereka duduk hanya beralaskan tikar dan keranjang yang berisi makanan di tengahnya. Vanessa yang baru saja duduk dan akan makan langsung ditarik Shawn meninggalkan Aliyah dan Verrel.

"Kita mau kemana?" Tanya Vanessa disela mereka berdua berjalan yang Vanessa tidak tahu akan kemana.

Shawn hanya diam. Mereka berdua menjauh dari Aliyah dan Verrel. Shawn menyuruh Vanessa untuk duduk di sampingnya di tepi pantai yang tenang membuat suasanan yang sangat romantis. Penerangan mereka berdua hanyalah bulan dan bintang. Di bawah cahaya bulan dan bintang mereka berdua menghabiskan makan malam. Dan di dalam dekapan Shawn, Vanessa menikmati suasana yang sudah lama tak ia nikmati bersama Shawn.

"Aku kangen sama kakak," gumam Vanessa pelan sambil memainkan jari-jarinya di dada Shawn.

"I miss u so much!" Bisik Shawn seraya mencium pundak kepala Vanessa.

"Ada yang mau aku omongin." Shawn kini menatap Vanessa serius.

"Apa?" tanya Vanessa menatap bingung Shawn.

"Kita udahan aja! Aku udah bosan pacaran sama kamu! Aku bosan dengan hubungan kita! Maaf! Tapi kita sampai sini aja! Aku--" ucapan Shanw langsung dipotong Vanessa.

"Apa? Setelah bertahun-tahun kita berdua sama-sama! Kita mengenal satu sama lain dan karena rasa bosan kamu akhiri semua ini?! Aku mati-matian di sini buat jaga rasa sayang aku sama kamu dan ini yang kamu balas?! Aku pikir kamu bakal jadi yang terakhir ternyata kayak gini sikap kamu! Aku benci sama kamu!" Air mata Vanessa tak dapat dibendung lagi. Matanya kini memerah dan air mata tak berhenti mengalir membasahi pipinya. Shawn. Orang yang sangat ia sayangin memutuskan hubungan yang sudah lama mereka bangun. Yang sudah lama mereka jalin dengan alasan bosan. Sakit?! Gak! Ini lebih dari pada rasa sakit. Seperti ditusuk ribuan tombak.

"Maaf, ta-"

"Kamu gak salah! Aku yang salah karena terlalu mencintai lelaki sepertimu." Vanessa menatap mata Shawn dalam-dalam.

"Dengar dulu! Kamu belum dengar kalimat aku sampai habis! Jangan dulu seperti ini! Bersikap dewasa, Vanessa!" Bentak Shawn dan hanya membuat Vanessa semakin menangis.

"Apa yang harus aku dengar? Kamu akan kembali ke Amerika dan pergi bersama para wanita yang lebih menarik di sana?! Silahkan saja karena aku sudah tidak punya hak untuk melarangmu. Lakukan semaumu! Aku muak melihat wajahmu!"

"Perbiasakan dirimu untuk mendengar penjelasan sampai habis! Jangan pernah memotong sebuah penjelasan karena sebuah penjelasan yang tidak lengkap akan membuat orang salah menilai maksud dan tujuan!"

Vanessa terdiam dengan apa yang dikatakan Shawn.

"Maaf, aku gak mau hubungan kita cuma sebatas pacaran. Aku mau kita diikat dalam suatu hubungan yang lebih erat. Agar aku seutuhnya milik kamu dan kamu seutuhnya milik aku. Aku gak mau ada orang lain yang sirik dan berusaha misahin kita dan dengan mudah salah satu dari kita mengucapkan kata putus yang membuat kita berdua sama-sama sakit hati. Jadi...." Shawn menggangtungkan kalimatnya. Ia berlutut dan menatap mata Vanessa dalam-dalam, menyalurkan rasa cinta dan sayangnya lewat tatapannya pada wanita yang ia cintai.

"Apa kamu mau kita bertunangan?" Seraya Shawn mengambil sebuah kotak dari saku celanannya dan menunjukkan isi kotak itu. Sebuah cincin yang sangat simple tapi sangat indah di mata Vanessa.

Vanessa masih terdiam. Ia tidak percaya dengan semua ini. Baru saja ia berfikir bahwa Shawn telah meninggalkannya. Baru saja ia merasakan terbang dan jatuh tiba-tiba.

"Maaf aku gak bisa..." Vanessa bergumam membuat Shawn menatap sendu Vanessa.

Vanessa menarik tangan Shawn untuk berdiri. Ia langsung memeluk Shawn erat," aku gak bisa bilang nggak sama orang yang aku sayang. Maaf karena tadi aku udah nuduh kamu yang nggak-nggak. Aku mau tunangan sama kamu." bisik Vanessa ketika mereka berdua sedang berpelukan.

Tamat....

Ketos Pacar GueTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang