L i m a

3.5K 177 12
                                    

Saturday.
Satu kata yang membuatku gembira. Pada hari ini waktu tidak akan terasa lambat. Dan aku tidak tahu mengapa aku sangat senang ketika Sabtu tiba.

Aku segera bersiap untuk pergi kesekolah. Kupakai seragam berwarna biru tua pada bagian lengan dan keraknya dan rok berwarna selara. Aku segera turun mengikuti sarapan. Hari ini aku menyuruh Bi Sri untuk membuatkan sarapan bagi kami.

Drrt... Drrt... Drrt...
Suara Iphone yang berdering bertanda panggilan masuk membuat langkah kaki berhenti.
Ku lihat yang menelpon no yang tidak dikenal.
Aku menggeser layar untuk mengangkat panggilan.

On the phone.

"Ini siapa?"

"Gwe udah di luar"

"S-- Shawn?"

Off the phone

Dengan cepat aku turun kebawah, mengambil roti dan meminun seteguk susu. Tak kupikirkan tanggapan dari Verrel dan Veral.

Aku memakai sepatu nike bewarna putih milikku dan langsung keluar.

Kulihat Shawn sedang duduk manis di atas motornya. Senyum terukir di wajah manisnya. Entah mengapa Shawn menjadi orang yang hangat.
"Kak?" Panggilku berhati-hati.

"Hmm" gumam Shawn.

"Lama nunggu?" Tanyaku dengan nada yang gugup campur takut.

"Barusan sampe" jawab Shawn dingin.

"Naik aja" lanjutnya.

Aku hanya bisa mengikuti perintah Shawn. 

***

Sekolah tampak begitu sepi.
Iya sepi. Karena aku dan Shawn datang lebih awal.

Ting.

1 pesan masuk di Iphone-ku. Langsung saja kubuka siapa yang pagi-pagi begini mengirim pesan.

From : Mom

Morning Honey.
Mom and Dad akan pulang hari ini. Mom harap kalian menjemput kami berdua siang nanti jam 2, okey?

Aku langsung membalas pesan dari mom.

To : Mom

Dengan senang hati mom.
Aku bersama saudara-saudaraku akan menjemput mom and dad.

Aku mematikan iphone-ku dan kembali berjalan bersama Shawn.

Jantungku berdebar lebih cepat. Kupu-kupu yang kini berterbangan serasa memenuhi perutku.
Bagaimana tidak? Shawn kini sedang berjalan sambil berpegang tangan denganku, membuat diriku kini tersipu malu.

"Kamu gugup?" Tanya Shawn yang menghentikan langkahnya membuat aku juga otomatis terhenti langkahnya.

Aku hanya tertunduk dan menggeleng.
Shawn tersenyum padaku.

"Yaudah jangan nunduk mulu" ucap Shawn seraya merangkulku.
Shit. Shawn, kau membuatku gugup Mendes! Teriakku dalam hati.

Aku dan Shawn berjalan bersama melewati koridor.
"Eh stop stop stop" teriak seseorang dengan suara kuat yang membuat aku sedikit meringis kesakitan karena telingaku yang ngilu.

Aku dan Shawn berbalik arah, menatap gadis yang tadi berteriak. Aku menatapnya bingung sedangkan wajah gadis itu kini menatapku penuh amarah.

"Oh my God! Beibeb Shawn? Kenapya sich bayeng sih dya? Akyu kan cantiq dari dya" teriak sang gadis yang membuatku jijik menatapnya.

Ketos Pacar GueTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang