Para siswa yang melihat langsung kejadian itu, mulai mendekat, mengkerubungi korban. Sebagian ke arah Shani, dan sebagian ke arah Satria.
Raina berlari kencang ke pos satpam sekolahnya. "Pa, tolong Shani dan Satria ketabrak truk." Raina berteriak kencang, sampai Miss Dania yang baru saja memarkirkan kendaraannya terkejut. Dengan cepat ia pun mendekat ke arah Raina.
Mendengar ucapan Raina, paman Didi yang sedang menyeruput kopinya sampai tersedak. Ia pun terbatuk-batuk.
"Kamu serius Raina?" Miss Dania tiba-tiba muncul di belakangnya, dengan wajah panik.
"Iya, miss. Cepet, tolong panggilkan ambulan." Air matanya seketika keluar, tak bisa ia tahan lagi. Lalu berlari ke tempat kejadian.
Miss Dania mengikutinya dari belakang, "di mana Raina? Mana Shani dan Satrianya?"
Raina menunjuk Arah yang berlawanan. Shani berada di trotoar, bawah pohon beringin. Sedangkan Satria di pinggir jalan, ujung belokan.
-🌠-
Dua buah Branker di dorong dengan kekuatan penuh, berlari menyusuri lorong rumah sakit yang terasa dingin. Raina dan Miss Dania berlari kencang mendampingi teman dan anak muridnya itu. Sambil terus menatapi kondisi tak berdaya mereka berdua.
Kedua Branker dorong masuk ke dalam ruangan ICU, "tunggu di luar ya." kata-kata perawat tadi menahan mereka untuk tetap menunggu di luar ruangan.Miss Dania duduk di salah satu kursi yang ada di depan ruang ICU. Mendepap wajah dengan tangannya. Sedangkan Raina berdiri di sebrang Miss Dania, menyandarkan tubuhnya di tembok. Menunduk. Air matanya terus saja mengalir.
Ponsel Raina berbunyi, lambat-lambat ia mengambilnya dari saku seragam sekolahnya. Panggilan masuk dari Reyhan.
Ia menslaid layar ponselnya, "halo?"
"Raina, Raina. Lo di mana? Di rumah sakit? Gimana, gimana keadaan Satria dan Shani?" Reyhan bertanya cukup keras dari dalam telephon. Membuat telinga Raina sedikit sakit.
"Masih di dalem, lagi di priksa dokter." jawabnya lemas.
"Di bawa ke rumah sakit mana? Gue mau ke sana."
"Rumah sakit dekat sekolah, tapi bukannya masih jam pelajaran Mr Andre? Emangnya boleh keluar?"
"Makanya itu, gue kesel banget sama dia. Bodo amat gue mau cabut aja, lo sendirian?"
"Ada Miss Dania juga ko di sini, lo izin dulu jangan main asal cabut aja. Nanti lo yang susah sendiri. Lo tau kan dia gimana."
"Yaudah gue coba izin dulu deh."
-🌠-
Suasana kelas XIIipa1 sedari tadi tidak kondusif, para siswa sibuk berbisik satu sama lain. Membicarakan kejadian tadi pagi, yang mencelakakan kedua teman kelasnya. Sekarang seluruh murid sedang Melaksanakan ulangan harian. Namun semuanya asik berbisik, tak memperdulikan Mr Andre yang terus memperhatian mereka sedari tadi.
Reyhan bangkit dari kursinya, "Mr, kita semua harus ke rumah sakit."Seisi kelas langsung menoleh ke arah Reyhan, menatapnya bingung. Namun beberapa saat, seketika seisi kelas serempak menganggukan kepalanya, setuju.
"Mau apa kalian kesana? Ada perlu apa?"
"Satria dan Shani sedang butuh kami di sana. Mr, tolong izinkan kami ke sana." Reyhan memohon dengan tampang melas.
KAMU SEDANG MEMBACA
The Miracle
Dla nastolatków"Jaman sekarang emangnya masih ada yang percaya keajaiban?" Kata-kata itu terlintas di fikiran seorang gadis berumur 16 tahun, gadis yang selalu mencari keajaiban tapi tak kunjung ia dapatkan. Keajaiban yang menghantarkan sebuah takdir baru dalam ke...