CHAPTER 2

1.5K 96 2
                                    

" Tolong katakan pada dunia ia menyerah, ia tak ingin ini tapi ia harus, bagaimanapun dia menjalankan ini semua, dia yang berada di bawah, dia tak memegang kekuasaan apapun, bahkan terhadap Cinta yang tumbuh dengan sendirinya didalam hati kecilnya "

CHAPTER 2
IGNORE YOU
" STAR "
ROMANCE, HURT, YAOI
M-PREG

Tuan Xi mengetuk pintu putih itu perlahan tanganya sedikit gemetar dia tahu ini salah tapi demi perusahaanya dia harus melakukan ini. Tidak, dia bukanya egois dia memikirkan nasib jutaan karyawannya, bagaimana karyawannya dapat terus berkerja untuk menafkahi keluarga mereka, bagaimanapun juga itu tanggung jawabnya sebagai pemimpin.

Pintu itu terbuka yang berada di dalamnya menoleh menampilkan sebuah senyum yang tulus. Tuan Xi melangkah mendekat, perlahan dia membawa tanganya menyetuh anaknya, dia menatap pantulann wajah dia dan anaknya di cermin kemudian tersenyum

" Kau anak yang baik Lu.. Kau tahu itukan sayang? " Tuan Xi menatap Luhan, yang ditatap hanya tesenyum sendu kemudian mengangguk.

" Sudah saatnya Nak, Sekali lagi maaf untuk semua ini " Tuan Xi mengulurkan tanganya kemudian disambut oleh Luhan.

Nuansa putih menyelimuti hari saklar ini, bunga bunga dengan warna putih dan sedikit diimbangi warna soft turut menghiasi seisi altar dan inilah saatnya.

Luhan menggenggam erat tangan ayahnya dia benar benar tidak bisa mengendalikan dirinya sendiri, Tuan Xi membawa Luhan perlahan ke altar, seorang pengiring pengantin menaburkan bunga kepada Luhan dan ayahnya. Luhan menatap kedepan, di depannya seorang pria bediri berhadapan dengan pendeta, Pria yang akan menjadi pendamping hidupnya, Pria yang harus ia penuhi kebutuhannya kini ia semangkin dekat dengan pria itu, Oh sehun.

" Ku titipkan anakku " Tuan Xi memberi tangan Luhan ke pada Sehun lalu pergi meninggal altar untuk duduk bersama istrinya.

Pendeta mulai membacakan janji suci kepada kedua mempelai

" Ya saya bersedia " Jawab Sehun ketika janji suci untuknya selesai di bacakan.

" ...Menemaninya dia saat sakit ataupun sehat ? "

" Ya saya bersedia " Luhan menjawab dengan senyumnya, senyum palsunya

" Sekarang kalian resmi menjadi pasangan suami istri "

Sehun meraih tangan Luhan dia menyematkan sebuh cincin di jari manis Luhan, Kemudian berikutnya Luhan yang melakukan hal yang sama. Sehun menatap tajam Luhan dia meraih pinggang Luhan dan mencium bibirnya. Seluruh kerabat bersorak senang mungkin ini jarang terjadi untuk mereka, menyaksikan pasangan gay menikah dan berciuman seperti pasangan normal lainnya.
.
.
.
.
.
.
.
.
.

Seisi gedung sudah diisi oleh para tamu undangan. Beberapa penjabat terlihat sedang mengobrol sambil menyicipi minuman yang disediakan, pesta pernikahan ini juga di hadiri berbagai kolega perusahan dan para CEO- CEO besar.

Luhan berdiri disisi kanan gedung bersama beberapa kerabatnya, sesekali dia memperhatikan sosok pria yang sekarang menyandang status sebagai suami untuknya, lalu jika dia memiliki suami apa sebutan yang pantas untuk dirinya ? Ia menghela nafasnya panjang menyembunyikan wajah cantiknya, ia masih berharap bahwa ini semua hanyalah mimpi.

Luhan melangkah pergi menuju tamu-tamu yang lain, bukan hal aneh jika banyak orang yang berbisik mengenai hidupnya, seperti sekarang banyak tamu undangan yang berbisik mencemooh dirinya tapi Luhan tidak mengambil pusing ia menulikan pendengarannya,dia sudah cukup lelah karena ini kepalanya juga sudah sangat pusing.

Luhan mengambil segelas air mineral dan segera meminumnya, matanya melirik kesana kemari mencari sosok suaminya, Luhan meletakan kembali gelas yang sudah kosong keatas nakas. Iya melangkah ke sisi belakang gedung, awalnya dia ingin beristirahat tapi niatnya berubah ketika dia melihat Sehun pergi menuju pintu belakang gedung. Diam diam Luhan mengikuti kemana Sehun pergi sampai seseorang menepuk bahunya dan membuatnya harus menoleh kebelakang

" Kau mau kemana Lu? " Wanita cantik itu menatap luhan dengan penuh keheranan

" Aku melihat Sehun pergi kebelakang jadi aku mencoba untuk memanggilnya karena acaranya belum selesai " Lebih tepatnya melihat Sehun diam diam pergi kebelakang

" Kau benar Lu.. Panggil dia dan cepat kembali kita sudah mau sampai ke acara puncak " wanita itu terseyum dan meninggalkan Luhan menganggukan kepalanya tanda ia mengerti.

Luhan melangkahkan kakinya menuju pintu belakang gedung,dia kehilangan Sehun,dia sama sekali tidak melihat sehun di sana, ia melangkah mundur sampai telinganya mendengar sesuatu. Itu suara seorang wanita menangis? Luhan mengikuti sumber suara sampai matanya menatap sosok yang ia cari Oh Sehun.

Sehun berdiri membelakanginya bersama dengan seorang wanita berdress hitam yang sepadan dengan rambutnya Luhan bersembunyi di balik dinding gedung, bukan maksudnya ingin mencampuri urusan mereka berdua, Luhan juga tidak bermaksud ingin menguping pembicaraan mereka Luhan hanya ingin memanggil Sehun oleh karna itu dia lebih memilih diam dan memperhatikan keduanya tanpa mengganggu sedikitpun.

.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.

Sehun dengan cepat melangkah keluar gedung, ponselnya berkali-kali berdiring tapi dia tahu bahwa dia tidak dapat mengangkat telfon itu di dalam, tapi juga dia tidak bisa mengabaikan telfon itu terlalu lama

" Halo Irene? Apa kau masih disana? Tunggu aku sebentar! " Sehun memutuskan sambungan telfonnya. Sehun sedikit terengah dia lelah, lelah akan segalanya. dia sampai tepat di belakang gedung pernikahan, di mencari dimana sosok yang sedang menunggunya.

Sehun berdiri mematang ketika dia melihat wanita dengan dress hitam yang terbuka, dia sangat mengenali punggung itu punggung yang terbuka dengan indahnya. Sehun menampilkan sebuh senyum dibinir sesaat setelah wanita itu membalikan dirinya mengahadap Sehun, Sehun mendekat dia meraih pinggang mungil milik wanita itu

" Irene...." Sehun menariknya ke dalam dekapnya menghantarkan rasa hangat ke dalam hati wanita bernama Irene.

"Maafkan aku Irene .. " Sekali lagi Sehun menggumamkan kata maaf, Irene menatapnya kemudian menenggelamkan wajahnya pada dada bidang milik Sehun, ia tersentak tubuh wanita itu bergetar samapai dimana air matanya jatuh mewakili perasaan dalam batinnya. Sehun semangkin memeluk tubuh itu dianjuga mulai meneteskan air matanya ini semua salahnya yang tidak bisa membela hubunganya dimata orang tuanya, Sehun sungguh mengutuk perjodohan ini dan keputusannya untuk berkata ' Ya aku bersedia ' ini adalah hal paling bodoh yang pernah dilakukannya.

" Maaf karna hubungan kita harus berakhir seperti ini... Aku benar benar minta maaf Irene " Tidak ada jawaban dari Irene, dia masih sangat sedih dan kecewa atas keputusan Sehun

" AKU MASIH TETAP MENCINTAIMU OH SEHUN! KATAKAN PADAKU BAGAIMANA CARAKU UNTUK MELUPAKANMU?! KATAKAN SEHUN, KATAKAN!!!! " Irena berteriak dan semangkin terisak dalam pelukakn Sehun dia juga mulai memukuli dada Sehun untuk melampiaskan amarahnya.

" Tidak Irene kau tidak boleh melupakan aku berjanjilah kita akan terus bersama, cukup kau percaya padaku dan bersabarlah menungguku! Kau mengerti? " ujar sehun meyakinkan. Irene mengangkat kepalanya mencoba mencari sebuah kejujuran dimata Sehun

" Ya Sehun aku akan mencobanya tapi ku mohon berjanjilah sekali lagi Sehun "

" Ya Irene aku berjanji untukmu " Ujar Sehun. Irene tersenyum dia menarik kepala Sehun untuk mendekati bibir mereka berdua kemudian menyatukan bibir keduanya menghantarkan rasa bahagia mereka, tetapi tanpa mereka sadari ada sepasang mata yang mengawasi mereka.


#note

Maaf telatnya bangat bangat ya
Di part ini pasti banyak typo
Tolong ya di kritik aja
Semoga kefapanya jauh lebih baik
See u di Last Night

Ignore YouTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang